Mohon tunggu...
Yesi Arela
Yesi Arela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya yesy arella hobby saya menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Menonton Video Kekerasan yang Menghantui Pikiran

9 Oktober 2024   09:28 Diperbarui: 9 Oktober 2024   09:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

---

Malam yang seharusnya santai dan menyenangkan tiba-tiba berubah menjadi pengalaman yang menakutkan ketika saya menonton video yang dibagikan oleh teman kelas. Awalnya, saya hanya ingin bersantai sambil melihat konten yang menarik dan menghibur. Namun, video tersebut ternyata tentang pembunuhan yang sangat sadis, di mana seorang perempuan disiksa dan dipukul dengan kejam. Sayangnya, saya tidak tahu detail atau kronologi dari kejadian tersebut. Ketika saya bertanya kepada teman yang mengunggah video itu, dia juga tidak bisa menjelaskan lebih jauh. Perasaan takut dan ngeri mulai menghantui pikiran saya, membuat saya merasa gelisah dan tertekan.

Setelah menonton video itu, saya merasa sangat takut untuk melakukan hal-hal sederhana seperti mengambil wudhu di kamar mandi. Bayangan tentang kekerasan yang ditunjukkan dalam video terus-menerus muncul dalam benak saya, dan perasaan itu membuat saya semakin gelisah. Pada akhirnya, saya terpaksa meminta teman kosan untuk menemani saya ketika hendak mengambil wudhu, karena saya sama sekali tidak berani melakukannya sendirian. Rasa takut itu tidak hanya datang dari video, tetapi juga dari ketidakmampuan saya untuk mengontrol pikiran yang terus terbayang. Ketakutan ini benar-benar mengguncang jiwa saya dan mengganggu keseharian.

Malam itu, saya kesulitan untuk tidur. Meskipun saya berusaha untuk menenangkan diri dengan berbagai cara, bayangan-bayangan menakutkan dari video yang saya lihat terus menghantui saya. Akhirnya, sekitar jam 12 malam, saya bisa terlelap, tetapi tidurnya pun tidak nyenyak. Setiap kali saya terbangun, rasa takut itu langsung muncul kembali, membuat saya merasa lebih cemas. Alarm berbunyi jam 5 pagi, dan saya merasa sangat grogi dan lelah, tetapi saya tahu saya harus bangun, mandi, dan mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuh.

Ketika saya berusaha mengambil wudhu, hati saya berdegup kencang. Saya mencoba keras untuk tidak memikirkan video tersebut, tetapi seolah-olah pikiran saya tidak mau diajak kompromi. Meskipun bukan film horor, pengalaman itu membuat saya merasa seperti berada dalam ketegangan yang tidak kunjung usai. Saya yang biasanya tidak terlalu peduli dengan konten video pun menjadi sangat sensitif setelah melihat hal-hal yang mengerikan seperti itu. Apalagi, saya sangat tidak suka melihat darah, dan tubuh korban yang terpotong-potong itu benar-benar membuat saya merasa kasihan sekaligus ngeri.

Setelah menyelesaikan sholat dan mandi, saya mencoba mengalihkan perhatian dengan beres-beres dan menjemur pakaian. Jam 7 pagi, saya sudah siap-siap untuk pergi ke kampus, meskipun rasa takut masih ada dalam diri saya. Selama proses itu, saya terus berusaha mengalihkan pikiran dari video mengerikan yang saya lihat semalam. Saya belajar dari pengalaman ini bahwa apa yang kita tonton, terutama di media sosial, bisa berdampak besar pada kesehatan mental kita. Saya berjanji untuk lebih berhati-hati dalam memilih konten yang akan saya konsumsi di masa mendatang.

Malam yang seharusnya menjadi waktu untuk bersantai justru berakhir menjadi pengalaman yang menakutkan dan mengganggu. Saya berharap bisa segera melupakan video itu dan kembali menikmati waktu santai tanpa rasa takut yang berlebihan. Pengalaman ini mengajarkan saya untuk lebih bijak dalam menggunakan waktu dan memperhatikan dampak dari setiap konten yang saya lihat. Saya menyadari bahwa kesehatan mental adalah hal yang sangat penting, dan apa yang kita konsumsi dapat mempengaruhi perasaan dan cara pandang kita terhadap dunia.

Kedepannya, saya akan lebih selektif dalam memilih tontonan dan berusaha untuk tidak terjebak dalam konten yang bisa merusak pikiran. Semoga kita semua bisa belajar untuk lebih bijak dalam bersikap terhadap media yang kita konsumsi, agar tidak terjebak dalam ketakutan yang tidak perlu.

---

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun