Mohon tunggu...
Yesi Aprilita Br Barus
Yesi Aprilita Br Barus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang belajar membuat tulisan dan semoga tulisan ini bisa berguna bagi banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengertian, Sifat, dan Contoh Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari

20 Mei 2023   22:38 Diperbarui: 20 Mei 2023   22:53 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Koloid adalah salah satu materi yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki sifat-sifat khusus yang membedakannya dari larutan dan suspensi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian koloid, sifat-sifatnya, serta memberikan contoh-contoh yang ada di sekitar kita.

  • Pengertian Koloid

Koloid merujuk pada sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel yang terdispersi dalam medium pendispersi. Partikel-partikel tersebut biasanya berukuran sangat kecil, berkisar antara 1 hingga 1000 nanometer. Dalam koloid, partikel-partikel terdispersi tidak terlarut dalam medium pendispersi dan akan tetap terdispersi secara homogen dalam jangka waktu yang lama.

B. Sifat-sifat Koloid

  • Partikel-partikel yang terdispersi dalam koloid tidak akan mengendap seiring waktu jika tidak ada pengaruh eksternal. Ini disebut sifat kestabilan koloid. Partikel-partikel tersebut dapat tetap terdispersi karena adanya gaya-gaya khusus yang bekerja pada tingkat molekuler, seperti gaya dispersi dan gaya elektrostatis.
  • Koloid memperlihatkan efek Tyndall, yaitu kemampuan untuk menyebarkan cahaya. Ketika cahaya mengenai koloid, partikel-partikel kecil dalam koloid akan memantulkannya, menghasilkan efek cahaya yang terlihat seperti kilauan atau sinar terang yang tersebar.
  • Koloid memiliki viskositas yang lebih tinggi daripada medium pendispersi. Partikel-partikel kecil dalam koloid menyebabkan hambatan pada aliran fluida, sehingga viskositas koloid meningkat.
  • Koloid dapat berubah sifatnya dengan pengaruh eksternal, seperti perubahan suhu, pH, atau adanya zat tambahan tertentu. Proses ini dikenal sebagai koagulasi atau peptisasi, tergantung pada perubahan yang terjadi. Koagulasi adalah penggumpalan partikel-partikel koloid menjadi massa yang lebih besar, sementara peptisasi adalah pemisahan massa yang lebih besar menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.

C. Contoh Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Susu: Susu adalah contoh koloid yang paling umum. Lemak dalam susu terdispersi dalam air membentuk sistem koloid. Ini memberikan susu tekstur yang khas dan warna putih.
  • Cat: Cat juga merupakan koloid yang umum digunakan. Partikel pigmen dalam cat terdispersi dalam medium pendispersi yang berfungsi sebagai pengikat. Ini memungkinkan cat untuk menempel pada permukaan dan membentuk lapisan yang rata.
  • Busa: Busa adalah contoh koloid gas-cair. Ketika gas terdispersi dalam cairan, seperti udara dalam air, maka terbentuklah busa. Busa memiliki tekstur ringan dan elastis.
  • Tanah Liat: Tanah liat adalah contoh koloid padat-cair. Partikel-partikel tanah liat yang sangat kecil terdispersi dalam air. Ini memberikan sifat plastis pada tanah liat, sehingga dapat dibentuk dan diubah bentuknya dengan mudah.
  • Debu: Debu juga merupakan contoh koloid padat-cair. Partikel-partikel debu yang sangat kecil terdispersi dalam udara. Ketika cahaya mengenai debu, efek Tyndall terjadi dan membuat debu terlihat sebagai partikel yang melayang di udara.
  • Emulsi: Emulsi adalah contoh koloid cair-cair. Minyak dan air merupakan contoh emulsi yang umum. Partikel-partikel minyak terdispersi dalam air, tetapi keduanya tidak saling larut. Contoh praktis dari emulsi adalah mayones, di mana minyak dan air membentuk sistem koloid yang stabil.
  • Gel: Gel adalah koloid padat-cair atau padat-gas dengan tekstur jeli. Gel terbentuk ketika cairan atau gas terdispersi dalam matriks padat. Contoh gel yang umum adalah gel lidah buaya dan gel rambut. Gel memiliki kekakuan dan kekuatan mekanik yang memberikan stabilitas dan tekstur khusus.

  • 8. Darah: Darah adalah contoh koloid cair-cair. Komponen seluler darah, seperti eritrosit dan trombosit, terdispersi dalam plasma darah. Ini memungkinkan darah untuk mengangkut oksigen, zat-zat gizi, dan zat-zat lainnya ke seluruh tubuh.

Kesimpulan

Koloid adalah sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel yang terdispersi dalam medium pendispersi. Mereka memiliki sifat-sifat khusus seperti kestabilan, efek Tyndall, viskositas tinggi, dan kemampuan berubah sifat dengan pengaruh eksternal. Contoh koloid dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti susu, cat, busa, tanah liat, debu, emulsi, gel, dan darah. Memahami koloid dapat membantu kita mengenali dan memanfaatkan berbagai fenomena dan aplikasinya di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun