Mohon tunggu...
Yesaya Selvix (JEJE)
Yesaya Selvix (JEJE) Mohon Tunggu... -

Always KEEP CALM and BE YOURSELF

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemacu Jantung Masih Jadi Masalah Gagal Jantung?

24 November 2017   05:53 Diperbarui: 24 November 2017   06:24 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gagal jantung merupakan kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah, sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Atau dengan kata lain pemacu jantung kita mengalami suatu masalah sehingga berhenti bekerja. Gagal jantung merupakan salah satu penyakit yang cukup ditakuti, karena mengingat peran jantung yang merupakan salah satu organ vital pada tubuh manusia, berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung juga beperan dalam sistem sirkulasi dan peredaran darah pada manusia.

Dalam organ jantung terdapat dua jenis sel khusus yang berperan penting dalam aktivitas kontraksi otot jantung. Sel otoritmik merupakan sel yang memiliki jumlah sedikit namun penting dalam proses kontraksi otot jantung untuk menunjang mengedarkan darah. Kemudian, terdapat pula sel kontraktil yang mendominasi jumlah sel otot jantung sekitar 99%. Sel ini bertugas memompa darah secara mekanis. Jadi dapat kita lihat, sel otoritmik disini merupakan pemacu untuk "menggerakkan" sel kontraktil sehingga dapat bekerja memompa darah dengan maksimal.

Pada dasarnya, kita mengetahui 4 pemacu jantung (Pacemaker) di dalam tubuh kita. Nodus sinoatrialis (nodus SA) merupakan pacemaker yang normal dengan denyut nadi 70-80 denyut per menit. Saat nodus SA ini tidak dapat berfungsi, maka akan ada pemacu jantung berikutnya yakni nodus atrioventrikel (nodus AV). Pemacu kali ini, terletak di dasar atrium dexter dekat septum, tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel. Pemacu ini hanya menghasilkan 40-60 denyut per menit. Sedangkan untuk pemacu jantung cadangan ketiga yakni Berkas His (berkas atrioventrikel), menghasilkan denyut 20-40 denyut per menit. Namun, keunikan berkas his ini terpecah menjadi dua arah. Arah pertama ke ventrikel kiri dan arah kedua ke ventrikel kanan. Sama halnya dengan serat purkinje, dimana serat ini seperti ranting dan tentunya merupakan cadangan terakhir sebagai pemacu jantung yang kita miliki saat ini.

Gagal jantung itu sendiri terbagi atas 4 jenis dasar, yakni gagal jantung sebelah kiri, gagal jantung sebelah kanan, gagal jantung sistolik, dan gagal jantung diastolik. Gagal jantung sebelah kiri merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga tubuh kekurangan darah yang mengandung oksigen. Gagal jantung sebelah kanan merupakan kerusakan pada ventrikel kanan, sehingga mengakibatkan proses pengambilan  darah kaya oksigen dari paru-paru terganggu. Kemudian, gagal jantung sislotik merupakan kegagalan otot jantung dalam berkontraksi, sehingga proses penyaluran darah kaya oksigen juga terganggu. Sedangkan, untuk gagal jantung diastolik merupakan proses adanya kekakuan pada otot jantung dan organ.

Lalu, apakah pemacu jantung yang ada dalam tubuh kita dapat mengakibatkan gagal jantung? Sebenarnya, tidak bisa diprediksi dengan tepat. Sebab, suatu penyakit memiliki penyebab yang beragam dan tidak menentu fokus pada satu hal saja. Pada kasus yang kita bahas kali ini, penulis akan menunjang lebih dalam apakah gagal jantung disebabkan oleh pemacu jantung (pacemaker) yang kita punya.

Pertama,mengenai penyebab gagal jantung. Berdasarkan fakta yang ada, salah satu penyebab terjadinya gagal jantung yakni terdapat gangguan ritme pada jantung. Pada situasi ini, ritme jantung yang lambat akan mengurangi pasokan darah dan oksigen yang mengalir ke seluruh tubuh. Kondisi ini, jika dibiarkan terlalu lama akan mengakibatkan terjadinya penyakit gagal jantung. Perlu kita ketahui juga, ritme jantung berdenyut berkaitan dengan pemacu jantung kita (pacemaker). Ketika pemacu jantung kita sedang dalam masalah, maka ritme jantung akan terganggu pula.

Kedua,mengenai kecepatan denyut. Hal ini menjadi penting sebab di alasan pertama, kita mengetahui ritme jantung yang stabil sangat diperlukan untuk kesehatan jantung kita. Nodus SA dapat memberi denyut 70-80 kali denyut per menit. Namun, saat nodus SA tidak berfungsi, maka akan dialihkan ke nodus AV, yang memiliki denyut hanya 40-60 kali per menit. Hal ini dapat digaris bawahi bahwa, jarak denyut per menit antara nodus SA dengan nodus AV cukup berbeda drastis. Maka, tidak menutup kemungkinan, ketika nodus SA sudah tidak berfungsi secara optimal, tubuh akan lebih rentan terkena gagal jantung, walaupun sudah ditopang oleh nodus AV sebagai penggantinya.

Ketiga,mengenai kinerja cadangan yang kurang maksimal. Pada prinsipnya masih berkaitan dengan alasan pertama bahwa ritme jantung menjadi salah satu penyebab gagal jantung. Kita bisa memakai analogi sebagai berikut. Tubuh kita adalah sebuah bangunan. Tentu, bangunan memerlukan listrik sebagai kebutuhan dasar. Listrik itulah jantung kita. Dia yang memberi asupan bagi kita, energi bagi kita, dan tenaga untuk melakukan aktivitas. Listrik juga sama. Sebagai power supplyyang bertenaga besar dan berguna untuk alat elektronik, listrik menjadi penting dalam sebuah bangunan tersebut. Anggaplah pembangkit listrik terbesar yakni PLN, dapat memenuhi seluruh kebutuhan elektronik yang diperlukan. PLN inilah yang kita analogikan sebagai nodus SA. Berkualitas dan optimal untuk memacu dengan denyut yang cukup cepat.

Berbeda kondisi ketika listrik mati. Maka, kita akan langsung beralih ke pembangkit listrik cadangan misal generator listrik. Namun, generator tidak memiliki daya listrik sebesar pembangkit listrik utama. Sehingga, aktivitas yang membutuhkan listrik pada gedung tersebut terganggu. Sama halnya dengan nodus AV, berkas his, dan serat purkinje yang menjadi pemacu jantung cadangan. Mereka tidak akan memiliki tenaga yang sama seperti nodus SA, sehingga denyut nadi yang dihasilkan jauh dibawah normal dan mengganggu aktivitas yang membutuhkan darah dan oksigen. Ujungnya akan berakibat pada penyakit gagal jantung.

Keempat,mengenai satu siklus pacemaker. Keempat pemacu jantung yang kita miliki seuruhnya mengalami kesinambungan satu dengan yang lain membentuk suatu siklus. Maka dapat disimpulkan, bila ada satu masalah saja yang terjadi pada satu pemacu jantung kita, maka hal ini akan menjadi masalah besar. Dalam artian siklus pacemaker telah rusak dan tidak dapat bekerja optimal lagi untuk pacemaker sisanya. Kemungkinan terserang penyakit gagal jantung juga akan meningkat seiring banyaknya kerusakan pada pemacu jantung.

Pada tahun 1899, JA McWilliam dalam British Medical Journal mengungkapkan penerapan impuls listrik ke jantung manusia dalam detak jantung menyebabkan kontraksi ventrikel dan bahwa irama jantung 60-70 denyut per menit dapat ditimbulkan oleh impuls. Intinya, saat ini sudah ada alat pacu jantung yang ditemukan oleh Wilson Greatbatch. Alat pacu ini bersedia menjadi cadangan terakhir saat kondisi jantung tidak dapat memompa darah kembali. Alat pacu berguna untuk mengejutkan dalam artian memberi impuls listrik kepada pasien agar pacemaker dapat bekerja normal kembali. Namun, tidak lepas dari penyakit gagal jantung, maka kita tidak akan lepas juga dari penyebab lain terjadinya gagal jantung. Hipertensi menjadi penyebab juga terjadi penyakit ini. Jika kita kaitkan dengan pemacu jantung kita, justru ketika tubuh mengalami hipertensi, pemacu akan bekerja extra. Namun, ini akan membawa dampak negatif yakni ketika hipertensi, tubuh dipicu untuk mengedarkan darah dengan cepat, otot jantung akan menyesuaikan menjadi tebal. Penebalan tidak akan berujung baik bahkan menjadi terkena gagal jantung.

Terkadang, kita justru mempersulit kenyataan yang terjadi. Pemacu jantung kita (pacemaker) ini walaupun sudah menjalankan tugasnya untuk memacu jantung, tidak akan bekerja optimal ketika kita tidak merawatnya dengan pola hidup yang sehat. Tidak menutup kemungkinan bahwa masalah pada sistem respirasi juga dapat berimbas kepada sistem peredaran darah kita. Misal kanker paru-paru. Tentunya mekanisme peredaran darah akan terganggu, baik peredaran darah besar maupun peredaran darah kecil. Justru yang lebih parah yakni darah akan membawa kanker untuk menginfeksi jantung maupun seluruh tubuh. Dalam kondisi ini, yang bermasalah sistem respirasi. Namun, tidak dipungkiri bahwa sistem respirasi memiliki hubungan erat pada sistem peredaran darah.

Suatu penyakit tentunya perlu di diagnosa agar memudahkan dokter menangani penyakit yang dialami pasien. Terkusus penyakit yang berat, terdapat tingkatan/stadium yang mengindikasikan tahapan penyakit tersebut. Dalam dunia medis, kita mungkin tidak asing dengan istilah tes elektrokardiogram. Tes ini dapat membantu dokter menganalisa penyakit gagal jantung yang dialami pasien dengan memperhatikan ritme jantung. Dalam tes elektrokardiogram, aktivitas elektrik jantung dicatat melalui elektroda yang dipasang pada kulit pasien. Tentunya, akan ada pendiagnosa penyakit jantung dengan cara lain juga, tidak harus selalu dengan menggunakan tes ini. Namun, tes elektrokardiogram dapat mewakili apakah pemacu jantung masih bekerja dengan normal atau sudah mengalami kerusakan dan beralih ke nodus AV.

Setelah dilakukan pemeriksaan, apabila pasien positif terkena gagal jantung, maka akan ada klasifikasi tingkatan kusus. Tingkat pertama, yakni tidak ada gejala saat melakukan aktivitas normal. Tingkatan kedua, gejala tidak muncul saat istirahat, namun gejala akan memengaruhi aktivitas normal pasien. Tingkat ketiga, gejala akan terjadi ketika pasien melakukan aktivitas ringan sekalipun. Tingkat keempat, yakni tingkat terberat dan gejala akan dirasakan pasien bahkan saat pasien sedang beristirahat.

Setelah kita mengetahui beragam sebab dan akibat, dapat disimpulkan secara garis besar bahwa 1 pemacu jantung saja tidak berfungsi, maka kita bisa terkena penyakit gagal jantung. Hal ini dipertegas dengan salah satu penyebab gagal jantung yakni ritme jantung yang berkurang. Nodus SA yang sudah mengalami masalah akan menurunkan kinerja denyut yang akan mengakibatkan berkurangnya ritme jantung dan rentan terjadinya gagal jantung. 

Namun dapat disimpulkan juga, bahwa jika nodus AV dan pemacu cadangan lain masih berfungsi, berarti masih ada denyut untuk mengedarkan darah. Dengan demikian tingkatan gagal jantung tidak terlalu tinggi. Berbeda kondisi ketika 4 pemacu jantung kita tidak berfungsi sama sekali, tingkatan gagal jantung akan jauh lebih tinggi. Untuk menanggulangi hal ini terjadi, para pakar sudah menyediakan salah satu ala pacu jantung yakni Implantable cardioverter-defibrillator (ICD). Fungsi ICD sama seperti alat pacu jantung. Perangkat dihubungkan ke jantung melalui pembuluh darah dan akan terus memonitor detak jantung. 

Pacu jantung
Pacu jantung
Jika detak jantung melemah atau bahkan berhenti, maka ICD akan mengirim sinyal kejut agar jantung kembali berdetak secara normal. Alasan kuat berikutnya yakni siklus pacemaker yang tidak dapat diputus. Satu pacemaker gagal, maka akan berimbas pada yang lain. Prinsip kinerja cadangan lebih buruk dari kinerja utama. Hal ini juga merupakan alasan tegas, mengapa penulis menyimpulkan 1 pacemaker gagal, maka gagal jantung dapat menyerang dengan cukup mudah.

Mencegah tentunya lebih baik. Maka untuk menjaga pacemaker kita tetap stabil bekerja memacu jantung, kita memerlukan olahraga rutin dan sehat. Dengan menjalani olahraga, jantung akan terbiasa untuk terpicu dengan stabil, menjaga detak jantung normal, dan dapat melatih tubuh yang membutuhkan darah dan oksigen dalam kondisi terdesak. Menjaga pola makan yang baik juga merupakan upaya dalam mencegah kerusakan pacu jantung yang kita miliki.

Sekian pembahasan mengenai gagal jantung, semoga dapat memberi informasi dan wawasan baru bagi para pembaca. A.M.D.G

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun