"Enggak tahu," jawab ibu saya saat ditanyakan perihal keberadaan situs Monumen Segoroyoso.Â
Saya pribadi tidak akan pernah tahu akan keberadaannya apabila tidak melalui tugas mata kuliah Konservasi Arsitektur di kampus saya.
Penelusuran lewat Google untuk ruang-ruang serta bangunan peninggalan sejarah yang berada di Yogyakarta tentu tak ada habisnya.Â
Hingga pada suatu kesempatan, saya secara tidak sengaja menemukannya; Monumen Segoroyoso; saksi bisu perjuangan Letkol Soeharto dan pasukannya bersama dengan desa Segoroyoso.
Bangunan ini belum memiliki sertifikasi yang dipublikasi berupa surat keterangan bangunan bersejarah maupun cagar budaya.Â
Bahkan, artikel dan informasi mengenai situs ini begitu minim. Dokumentasi terkini pun diambil pada akhir tahun lalu. Satu-satunya jalan untuk mengenalnya lebih dekat adalah dengan pengamatan langsung dan wawancara dengan pengelola situs.Â
Terkirim.Â
Surel tersebut saya tujukan sebagai surat perizinan dan pemberitahuan survey kepada pemerintah daerah Pleret; beberapa hari sebelum penelitian lapangan.Â
Barangkali, bangunan tersebut merupakan objek yang tidak diberikan perizinan bagi siapapun untuk menginjakkan kaki di pekarangannya.Â
Namun, satu hari menjelang penelitian, tak ada jawaban. Hati saya sudah begitu mantap dengan pilihan objek saya; ada suatu dorongan untuk mengenalnya lebih dekat.Â