Mohon tunggu...
Yeremia Yori Rudito
Yeremia Yori Rudito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mencoba Menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Harry Kane dan Bayern Munchen Bisa Jadi Contoh Hubungan Simbiosis Mutualisme Terbaik di Muka Bumi

30 Mei 2022   12:14 Diperbarui: 30 Mei 2022   12:24 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bavarianfootballworks.com

Siapa yang masih ingat tentang simbiosis mutualisme? Keterlaluanlah kalau yang udah pada tua sampe lupa. Malu sama anak SD hehehe...

Pastinya kita tahu bahwa konsep dari simbiosis ini adalah hubungan yang saling menguntungkan antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lain.

Dulu kita diajarkan mengenai simbiosis ini dengan contoh seperti pada hewan dan tumbuhan. Tapi jangan salah, makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna, a.k.a Human Being juga bisa mengalami hubungan ini, terkhusus pemain bola.

Contoh simbiosis mutualisme dalam dunia sepakbola bisa terjadi seperti beberapa contoh diantaranya, antara pelatih dan pemain. Seorang pelatih tidak akan berhasil menerapkan taktiknya di lapangan jika tidak memiliki pemain-pemain pintar yang bisa memahami dan menerapkan taktiknya di lapangan. Sebaliknya, pemain-pemain dalam satu tim tidak akan bisa disatukan dalam satu pola permainan yang jelas, jika tidak ada pelatih yang menetapkan taktik seperti apa yang akan diterapkan.

Contoh lainnya bisa terjadi antara kiper dan bek-beknya. Pemain belakang tidaklah selalu ada dalam kondisi yang bagus, contohnya saat mendapat serangan balik. Di saat yang seperti ini, kiper yang bagus bisa jadi jawaban dari lini belakang yang sedang tidak rapih posisinya saat serangan balik. Sebaliknya, seorang kiper pastinya juga tidak akan selalu ada dalam kondisi yang bagus. Pastilah harus ada pemain belakang yang bagus yang bisa meng-cover si kiper. (p.s.: De Gea gak akan relate dengan contoh ini).

Contoh lainnya lagi adalah antara klub dengan pemain. Tanpa pemain yang bagus dan cocok dengan cara bermain dalam suatu tim, tim tersebut tidak akan berkembang, demikian juga sebaliknya. Tanpa tim yang cocok baik secara filosofi dan strategi bermain, pemain tersebut hanya akan jadi pemanas bangku cadangan.

Contoh mengenai klub dan pemain ini sangatlah cocok dengan dua subjek yang ada di judul tulisan ini. Ya, mereka adalah Harry Kane dan Bayern Munchen.

Konsep simbiosis mutualisme antara Kane dan Bayern muncul di benak saya saat membaca sebuah berita yang membahas sebuah pernyataan dari mantan bek andalan Bayern dan timnas Jerman, Jerome Boateng beberapa waktu lalu.

Boateng menyebutkan bahwa Kane cocok untuk bermain di Bayern untuk menggantikan Lewandowski yang dikabarkan gak akan memperpanjang kontraknya di Bayern. "Jika dia bermain di tim seperti Bayern, maka saya pikir dia adalah pengganti yang hebat di usia sepakbola yang sangat bagus. Itu terserah Bayern Munich," kata Boateng kepada media.

Meskipun saat ini rumor yang beredar adalah bergabungnya Sadio Mane ke Bayern, kedatangan Harry Kane ke Bayern bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan.

Mari kita lihat bagaimana konsep simbiosis mutualisme ini bekerja di antara Kane dan Bayern.

Jika berbicara mengenai siapa yang pantas untuk mengisi posisi Lewandowski nantinya, Harry Kane bukanlah pilihan yang buruk. Harry Kane sangatlah bisa untuk menggantikan peran Lewandowski di lini depan.

Karena kualitas Kane sebagai salah satu penyerang andalan terbaik di dunia tidak usah diragukan lagi. Kane total sudah 3 kali pernah menjadi top skor di Liga Inggris.

Sebagaimana kita tahu, Liga Inggris adalah liga terbaik di dunia dan persaingan untuk bisa menjadi top skor di Liga Inggris bisa berlangsung sampai akhir musim, alias begitu ketatnya persaingan. Ini berbeda dengan Bundesliga yang topskornya sudah kelihatan hilalnya tanpa menunggu sampai akhir musim. Perbedaan gol antara sang top skor dan runner-upnya pun lumayan jauh.

Sebagai contoh, di musim ini Lewandowski menjadi top skor dengan perolehan 35 gol, selisih 9 gol dengan runner-upnya, yaitu Patrick Schick dengan 24 gol. Musim sebelumnya lagi, musim 20/21, Lewandowski jadi top skor dengan perolehan 41 gol, selisih 13 gol dari runner-upnya saat itu, yaitu Andre Silva dengan 28 gol.

Dari contoh di atas tidak usah diragukan lagi, apakah Kane layak untuk gantikan Lewandowski untuk bisa tampil di Bundesliga.

Jadi kesimpulannya datangnya Kane akan menguntungkan untuk Bayern.

Pertanyaan selanjutnya, apakah kepindahan Kane ke Bayern akan menguntungkan si pemain? Mari kita lihat.

Permasalahan terbesar Kane yang hingga kini masih menemui jalan buntu adalah meraih gelar juara. Kalau kita lihat prestasi yang diraih Harry Kane, itu semua adalah prestasi individual, bukan prestasi yang diraih kolektif bersama klub. Prestasi tertinggi bersama klub, ya cuma medali perak.

Dengan pindahnya Kane ke Bayern, masalah kutukan tidak pernah angkat piala ini otomatis akan terangkat. Karena kita tahu, setiap musimnya Bayern paling tidak akan dapat satu gelar juara, yaitu Bundesliga. Se-simple itulah.

Jadi dari sini kita sudah dapat kesimpulan bahwa simbiosis mutualisme ini akan sangat bisa terjadi jika Kane pindah ke Bayern. Benar-benar simbiosis yang mempertemukan kebutuhan dari dua pihak. Dari sisi Bayern, sedang butuh striker untuk menggantikan Lewandowski, dari sisi Kane, butuh klub yang bisa dapatkan gelar. Sempurna sekali hubungan ini.

Sebagai fans Bayern, saya sangat terbuka jika misalnya transfer pemain ini benar-benar akan terjadi.

Saya pun lewat tulisan ini juga mengirimkan pesan kepada mas Kane.

Ayolah mas Kane, sampai kapan betah di klub yang lemari trofinya berdebu. Jika dirimu pindah ke Bayern, niscaya tanganmu akan pegel-pegel karena kebanyakan angkat trofi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun