Mohon tunggu...
Sardjito Ibnuqoyyim
Sardjito Ibnuqoyyim Mohon Tunggu... Penulis - Buruh Pendidikan yang tak jelas

Hidup hanyalah sementara. Jika ingin hidup, haruslah cari makan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Filosofi Cinta a la Enchanted 2007

13 Juli 2017   11:01 Diperbarui: 17 Juli 2017   02:15 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang ga kenal ama aktris cantik, Amy Adams? Film terakhir Amy yang penulis sering tonton seperti Nocturnal Animals, Amy masih terlihat cantik namun rawat mukanya tak separas ayu seperti dulu karena telah berumur. Aktingnya juga sangat bagus walaupun banyak yang ga setuju dengan perannya yang menjadi Louis Lane di filem suparman terakhir. Ya sudahlah, pandangan cantik kan subjektif, ngapain maksa? Pembahasan kali ini bertema filosofis, yang berbau kebijaksanaan akan cinta ala film Enchanted yang dimana Amy Adams (masih muda) menjadi pemeran utamanya.

Kata mas translate yang kerja di gugle, mengartikan Enchanted dengan arti terpesona. Bukan hanya itu, ada beberapa arti yang juga banyak dipakai seperti, terpikat,dan tersihir. Namun, kali ini kan tema cinta, jadi artinya lebih merujuk terpesona.

Awal dari film ini dimulai dari cerita dongeng yang berbentuk dua dimensi alias kartun. Layaknya standar dongeng anak-anak, seorang gadis cantik yang bernama Giselle bernyanyi dan mendabakan seorang pangeran akan hadir di kehidupannya nanti. Dan yang terpenting adalah ciuman cinta sejatidari sang pangeran itu. Nama sang pangeran itu adalah Edward. Ah kisahnya seperti sleeping beauty, main cium-ciuman. Cerita ini juga tentunya tak lepas dari tokoh antagonis, yaitu ibu sang pangeran (ibu tiri) alias sang ratu. 

Ibunya ternyata seorang yang jahat dan seorang penyihir haus akan kekuasaan. Jadi, bisa dikatakan sang ratu selalu membatasi pangeran Edward dalam berjodoh, membiarkan anaknya terus menjomblo agar nantinya ga ada yang bisa gantiin dia jadi ratu. Namun, takdir tak bisa dilawan. Edward dan Giselle memang harus bertemu karena mereka berdua berjodoh. Dan akhirnya, mereka bertemu. Namun, di saat pernikahannya, sang ratu menyamar menjadi nenek tua dan mendorong dia jatuh ke sumur yang akan mengantarkannya kepada dunia yang tak ada kebahagiaan.

Dalam kisah di atas, tentunya kita tersadar akan jodoh di dunia ini walaupun mungkin di antara kita masih belum mendapatkan jodoh seperti yang ditakdirkan. Apakah mungkin penyihir jahat menghalangi jodoh kita? Namun, siapakah itu? Jadi kita dapat belajar agar tak terlalu memikirkan bibit bobot pasangan kita, yang jelas kita berjodoh karena tulang rusukku yang telah kutemukan.

Lanjut cerita, Giselle (yang diperankan oleh si ayu Amy) terjatuh di dalam sumur yang kelam itu. Seketika ia sampai pada dasar sumur itu, ia melihat sebuah cahaya yang tertutup oleh penutup lobang. Ia pun membukanya, lalu ia terkejut. Dan itu loh menariknya, dari 2D berubah menjadi kenyataan, asli orang, asli kota, alias ia berada kota New York. Entah mengapa New York disamakan dengan dunia yang gelap yang dimana tak ada kebahagiaan.

Memang juga ada benarnya. Kaitannya dengan dunia nyata, seperti New York, agak ribet tentang permasalahan perjodohan. Misalnya saja konsep pacaran. Konsep pacaran sendiri itu sama halnya dengan mencoba-coba cinta. Jika seseorang sudah lama berpacaran, namun tak cocok, ya udahan aja, paling putus. Jadi cinta berkesan sebatas coba-coba aja. Tapi di sisi positifnya, kita berusaha mencari jodoh sejati kita, yang memang tercipta untuk kita. Berusaha dengan mencoba sampai pada tahap yang paling mentok.

Di New York, dia sangat sulit mencari orang ramah kepadanya. Dan akhirnya, ia bertemu seorang duda dan anaknya, Robert dan Morgan. Kedua tokoh ini sangat menggambarkan kehidupan dunia moderen yang sarat akan penderitaan. Ayahnya Morgan, Robert, memberikan kado hadiah ulang tahun kepada anaknya berupa sebuah buku tentang tokoh-tokoh pejuang wanita. Ia menceritakan seorang pejuang wanita yang berusaha menemukan suatu inovasi tapi berakhir buram, karena wanita itu mati. 

Ayah yang hebat, padahal anaknya masih berumur anak-anak. Mungkin 8 atau 9 tahunan. Ia memberikan hadiah tersebut karena ayahnya ditinggalkan oleh ibunya ketika morgan lahir. Sehingga ayahnya sendirilah yang harus merawat morgan. Seorang gadis berasal dari dunia dongen dengan seorang duda di New York, bisa dibayangkan twist dari cerita ini. Di hari ulang tahun Morgan tersebut, mereka bertemu sang gadis dongeng  itu. Morgan pasti sangat bahagia.

Ceritanya juga tambah lebih menarik ketika Robert diketahui mempunyai seorang pacar, Nancy. Mereka berdua telah lama berpacaran. Kira-kira 5 tahunan. Tapi kok ga menikah ya? Mengetahui hal ini, Giselle bernyanyi-nyanyi tentang mereka berdua. Di dunia dongeng, kita tak perlu berkali-kali mengatakan aku cinta kamu selama lima tahun baru nikah. Lirik lagunya juga ngejek, how does she know that you love her? (Gimana caranya cewek kamu tahu kalau kamu cinta dia?). Nyanyi-nyanyiannya ala Disney banget. Yah memang kok label Disney.

Pada akhirnya, si Giselle ini tahu kalau sebenarnya si Robert ini duda. Rasa empatinya pun muncul. Namun, betapa lugunya gadis ini? Bahkan pacaran saja ga tahu. Yah begitulah dunia dongeng, penuh dengan kepastian. Ketika pangeran Edward berusaha mencari pasangan sejatinya, rasanya terlambat karena Giselle sudah jatuh hati kepada Robert sang duda. Tapi Giselle tak menyadarinya, dia tetap berusaha menolak kenyataan dan terus berpikir dongengan belaka.

Kehampaan yang ia rasakan terlihat ketika di pesta dansa. Robert sepasang dengan Nancy, dan Giselle dengan pangeran Edward, mereka berdansa. Menariknya, pesta dansa tersebut mempunyai peraturan untuk menukar pasangan dengan orang yang mereka undang. Jadi Robert dan Giselle menari bersama. Rasanya nusuk sih ditambah lagi lagunya yang serba nusuk banget, dekat tapi jauh. Itu pun masih tahap pertama.

Tahap kedua, kehampaannya semakin memburuk. Ketika kedua lelaki kembali ke pasangannya masing-masing, raut muka Giselle pun memucat. Ia tahu kalau ia cinta kepada Robert. Tapi mengapa ia tetap menyangkalnya? Gadis dongeng ini memang ribet, padahal awalnya penuh dengan kepastian akan cintanya.

Di puncak film tersebut, sang ratu yang menyamar sebagai nenek tua lagi datang di gedung pesta dansa itu. Giselle pasti mengetahuinya, tapi mengapa ia tak melawan? Sang ratu jahat itu menawarkan sebuah apel beracun untuk mengakhiri hidup si gadis dongeng ini. Ratu jahat itu terus membujuknya, "jika kau ingin melupakan semuanya, makanlah apel ini sebelum waktu berdetik sampai jarum panjang menunjuk pukul 12 malam". Giselle pun memakan apel itu. Ya sudah, sampai itu aja ceritanya.

Intinya kita sudah tahu makna filosofisnya: cinta yang penuh kepastian mungkin masih ada sebelum kita mengenal dengan namanya pacaran, bertahun-tahun namun tak pasti. Cinta Dongeng vs Cinta Dunia Nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun