Mohon tunggu...
Yeny Indrawati
Yeny Indrawati Mohon Tunggu... Bankir - Hanya ingin berbagi...

Tentang Sebuah Pemikiran, Perasaan dan Harapan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

#DiRumahAja, Bersungut atau Bersyukur?

12 Juni 2020   11:36 Diperbarui: 12 Juni 2020   12:27 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, 72 hari #dirumahaja, bekerja dari rumah, pergi ke kantor sesekali aja, gak ke mal, gak hangout or ngopi ala-ala sama teman-teman.

Hari ini, gue sengaja ambil cuti 1 hari. Walau #dirumahaja, tapi raga dan pikiran ini perlu istirahat juga, kan?. Setidaknya, gue bisa bangun pagi lebih telat dari biasanya, memasak lebih leluasa walau cuma masak mi goreng telor ceplok, ngemil lebih nyaman, bisa duduk di depan laptop bukan untuk kerjaan, tapi untuk nulis seperti tulisan ini.

Kebiasaan apa yang berubah dari #72haridirumahaja? Gue? Banyak banget! Gue ceritain sedikit lah ya..

Saat awal mulai Work FromHome atau #WFH, gue worry banget. Worry karena gue ga punya tempat kerja yang layak lah, koneksi WIFI masih nebeng orang rumah, kepikiran kalau lagi meeting koneksi keputus gimana, dll deh. Plus ditambah anak gue yang juga mulai #homelearning. Ibarat kata keriwehan dan kehebohan di sekolah yang biasanya dihandle guru-guru, pindah ke rumah, ya kan..?.

Sekitar 10 hari pertama menjalani semua ini, hati gue berontak dan terus mengeluh. Kenapa sih harus kayak gini? Ditambah makin kesel kalau nonton/ baca berita dimana orang-orang masih banyak yang pada bandel ga ikutin aturan untuk pencegahan selama masa pandemic COVID-19 ini. Namun, hari-hari berlalu, terasa cepat sampai tidak lagi mengenal hari bahkan hari libur, tapi semakin lama semakin terbiasa. Pelan-pelan, gue mulai bisa menerima bahkan mempersiapkan segala sesuatu lebih baik. Karena menurut penerawangan gue, sebelum istilah #newnorm berkumandang, guejuga udah berpikir sepertinya, ke depannya gue dan keluarga gue harus punya kebiasaan baru.  

Masker kain harus punya dan dipakai kalau keluar rumah (walau sejengkal saja kaki melangkah), hand sanitizer selalu sedia stock isi ulang, begitu juga disinfektan. Jaringan WIFI ditambah untuk memastikan urusan kantor dan sekolah tetap aman. Terakhir, beli meja kerja multifungsi yang bisa dipakai untuk kerja, taruh baju-baju yang sudah disterika, tempat bermain piano anak, tempat taruh belanjaan online, apa aja lah 😊. Sebenarnya meja ini sudah lama gue butuhin sebagai pengganti meja yang udah reot kemakan rayap, tapi baru kebeli saat ini.  Terdesak karena setelah sekian lama bekerja dengan duduk di kursi kecil dan pendek, pinggang membungkuk dan kaki menekuk, ditambah faktor “U” 😊.  

Skill apa yang bertambah selama #72haridirumahaja? Banyak juga! 

Gue merasa lebih produktif kerja. Amazing ya? Begini.. kalau di kantor kan kerja ada jam-nya, walau bisa aja kita lembur tapi kalau tengok kanan kiri udah sepi kan berasa mau pulang juga ya, hehe. Dan biasanya laptop ditinggal di kantor, so kalau udah sampai rumah, bye sama kerjaan. Nah, kalau di rumah kan udah terbiasa sepi tuh dari pagi, terus laptop dan koneksi juga selalu standby. Tinggal tergantung deh, kita niat buka laptop selama apa diluar jam kerja. Ini versi gue loh ya, tapi tetap harus balancing lah. Jangan di’gas’ terus Bu!! Hehe.. 😊

Selain itu apa lagi? Skill anak gue pastinya!. Sebelum #72haridirumahaja, gue sempat komplain dalam hati, “ini kalau di sekolah, pelajaran komputer cuma begini-begini aja, kapan cepat bisanya nih”. Maklum cita-cita emaknya (alias gue), pengen banget anak gue pinter ilmu ke-komputer-an. Yah, mungkin agak ambisius kali ya, secara dia masih primary 1. Nah, selama #homelearning, ga kerasa ya tiba-tiba dia bisa main email sendiri, belajar online sendiri, makin terbiasa cari informasi googling-googling sendiri. Dan karena terbiasa pegang laptop dan kepo-in emaknya kalau lagi kerja, dia explore sendiri deh tuh bikin gambar or tulisan apalah di aplikasi drawing bahkan di powerpoint. Great achievement dong ya, selain nilai yang bakal dia dapat dari ujian nanti. Buat gue, belajar formal dengan kurikulum dan disiplin itu penting, tapi yang lebih penting adalah pengalaman bereksplorasi.

Gue kan udah, anak gue udah, hubby gimana? Yang pasti beberapa urusan rumah yang biasanya tinggal panggil tukang, jadi bisa dilakukan sendiri. Cari-cari informasi di google, beli peralatan-nya online, praktek-in deh. Plus jadi bisa masak juga dia, kalau ART lagi absence dan gue ga bisa diganggu karena kerja, ya terpaksa dia masak deh. Rasanya gimana? Kayaknya lebih enak dari masakan gue malah, haha.. Apa dia pake banyak micin yak?!? Mmm… (perlu diintip besok-besok, haha..).

Jadi, selama #72haridirumahaja, harus bersungut atau bersyukur? Kalau gue sih bersyukur, karena walaupun hari-hari semua orang di dunia terasa buruk, tetap masih ada hal-hal baik yang kita dapatkan. Share hal-hal baik yuk supaya setelah #72haridirumahaja jadi #haridimanaajabaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun