Mohon tunggu...
Yenti Murni
Yenti Murni Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Madrasah Kota Payakumbuh

Menulis, membaca dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kewajiban Anak Menghormati Orang Tua

6 Januari 2025   16:50 Diperbarui: 6 Januari 2025   10:53 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam ajaran Islam, berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) menempati posisi yang sangat istimewa. Allah SWT menempatkan perintah untuk berbakti kepada orang tua langsung setelah perintah untuk beribadah kepada-Nya, menunjukkan betapa pentingnya kewajiban ini dalam kehidupan seorang Muslim.

Dalil Al-Quran tentang Berbakti kepada Orang Tua

1. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 23-24:

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia."

2. Dalam Surah Luqman ayat 14, Allah SWT berfirman:

   

           

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."

Bentuk-Bentuk Berbakti kepada Orang Tua

1. Berbicara dengan lemah lembut dan sopan

2. Mematuhi perintah mereka selama tidak bertentangan dengan ajaran agama

3. Merawat mereka di masa tua

4. Mendoakan kebaikan untuk mereka

5. Menjaga nama baik dan kehormatan mereka

6. Memenuhi kebutuhan mereka sesuai kemampuan

Contoh Nyata Anak Durhaka dan Akibatnya

1. Kisah Malin Kundang

Cerita rakyat dari daerah Minangkabau yang terkenal ini mengisahkan seorang anak yang mengingkari ibunya setelah menjadi kaya raya. Ketika ibunya yang miskin mendatanginya, ia malah mengusir dan tidak mengakui ibunya karena malu. Akibat kedurhakaan tersebut, ia dikutuk menjadi batu.

 2. Kasus Modern

Di era modern, banyak sekali kita temui kasus anak yang menelantarkan orang tuanya di panti jompo, tidak memberi nafkah padahal mampu, atau berbicara kasar kepada orang tua. Beberapa kasus yang terjadi di masyarakat:

- Anak yang mengusir orang tua dari rumah karena dianggap merepotkan

- Anak yang malu mengakui orang tua karena status sosial yang berbeda

- Anak yang mengabaikan panggilan dan pesan orang tua dengan sengaja

- Anak yang memperlakukan orang tua seperti pembantu di rumah sendiri

Dampak Durhaka kepada Orang Tua

1. Dampak Spiritual:

   - Dosa besar yang sulit diampuni

   - Tertutupnya pintu keberkahan

   - Tidak diterimanya amal ibadah

2. Dampak Sosial:

   - Dicela oleh masyarakat

   - Kehilangan hormatan dan martabat

   - Menjadi contoh buruk bagi generasi berikutnya

Keteladanan Anak Berbakti Sepanjang Masa 

1. Teladan dari Zaman Rasulullah SAW

Uwais Al-Qarni

Uwais Al-Qarni merupakan contoh paling fenomenal tentang berbakti kepada orang tua di zaman Rasulullah SAW. Meskipun sangat ingin bertemu dengan Rasulullah, ia tidak pernah meninggalkan ibunya yang lumpuh di Yaman. Setiap hari ia merawat ibunya dengan penuh kasih sayang, bahkan menggendongnya untuk tawaf saat menunaikan haji. Rasulullah SAW sendiri memuji Uwais dan menyebutnya sebagai sebaik-baik tabi'in.

Abdullah bin Umar

Putra dari Khalifah Umar bin Khattab ini terkenal akan baktinya kepada orang tua. Ia selalu mendahulukan kepentingan ayahnya dan sangat menghormati setiap keputusan ayahnya. Bahkan ketika ditawari menjadi khalifah, ia menolak demi menghormati wasiat ayahnya.

2. Teladan dari Masa Sahabat dan Tabi'in

Imam Syafi'i

Ketika menuntut ilmu, Imam Syafi'i selalu mendoakan ibunya dan berusaha membahagiakan beliau dengan prestasi-prestasinya. Ia bahkan menulis kitab-kitabnya dengan harapan pahala bacaan darinya akan mengalir kepada ibunya.

Imam Ahmad bin Hanbal

Berbakti kepada ibunya dengan merawat dan memenuhi kebutuhan ibunya meski dalam kondisi ekonomi yang sulit. Ia rela berjalan kaki berkilo-kilometer demi mengantarkan ibunya ke tempat yang dituju.

3. Teladan di Era Modern

Abdul Somad

Ulama kontemporer Indonesia ini terkenal akan baktinya kepada ibunda. Ia selalu menyempatkan waktu di tengah jadwal dakwah yang padat untuk mengunjungi dan merawat ibunya. Dalam setiap ceramahnya, ia sering menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua.

Ust. Yusuf Mansur

Setelah sukses, ia membeli rumah untuk orang tuanya dan selalu mengutamakan kenyamanan mereka. Ia juga sering mengajak orang tuanya dalam kegiatan dakwahnya, menunjukkan rasa hormat dan sayang kepada mereka di depan publik.

Jose Mourinho

Contoh dari dunia non-Muslim, pelatih sepakbola terkenal ini terkenal akan baktinya kepada orang tua. Setiap kali timnya memenangkan trofi besar, hal pertama yang ia lakukan adalah menelepon ibunya. Ia juga sering mempersembahkan kemenangannya untuk orang tuanya.

Masih banyak lagi contoh-contoh anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya menuai sukses dunia bahkan sampai akhirat.

4. Karakteristik Umum Anak Berbakti

Para teladan di atas memiliki beberapa karakteristik umum:

1. Mendahulukan kepentingan orang tua di atas kepentingan pribadi

2. Selalu menjaga komunikasi dengan orang tua

3. Membanggakan orang tua melalui prestasi

4. Merawat orang tua dengan tulus, terutama di masa tua

5. Selalu mendoakan kebaikan untuk orang tua

6. Menjaga nama baik keluarga

7. Mensyukuri dan mengakui jasa-jasa orang tua

Kesimpulan

Teladan-teladan berbakti kepada orang tua dari berbagai masa ini menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua adalah nilai universal yang tidak mengenal batasan waktu, status sosial, maupun agama. Kesuksesan sejati seorang anak tidak hanya diukur dari pencapaian duniawinya, tetapi juga dari bagaimana ia memperlakukan kedua orang tuanya.

Semoga dengan memahami dan mencontoh teladan-teladan mulia ini, kita dapat menjadi anak-anak yang berbakti dan membahagiakan orang tua kita, sehingga mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat.

Berbakti kepada orang tua bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan bentuk rasa terima kasih atas pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan. Sudah sepatutnya kita sebagai anak memberikan yang terbaik untuk orang tua kita selagi mereka masih hidup, karena kesempatan berbakti kepada mereka tidak akan datang dua kali.

Mari kita jadikan berbakti kepada orang tua sebagai prioritas dalam kehidupan, karena ridha Allah SWT terletak pada ridha orang tua, dan murkanya Allah SWT terletak pada murka orang tua. (yentimurni29)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun