Mohon tunggu...
Yenny r maulid
Yenny r maulid Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mari belajar bersama✨

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intelegensi, Hubungannya dengan Bakat serta Kreativitas

12 Oktober 2020   13:32 Diperbarui: 31 Mei 2021   09:34 3074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intelegensi, Hubungannya dengan Bakat serta Kreativitas. | pinterest.com/sadafsalehi1363

Intelegensi merupakan kemampuan potensial umum (general potential ability), kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah serta beradaptasi dan belajar dari pengalaman. 

Bakat merupakan kemampuan potensial khusus (specific potential ability) yang sudah melekat pada diri seseorang. 

Sedangkan kreativitas berhubungan dengan kemampuan dan pola mendekati masalah dengan cara yang berbeda, maksudnya kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru baik berupa karya, produk, gagasan maupun ide.

Dalam masa anak usia dini,kenapa anak selalu dihubungkan dengan intelegensinya? Hal tersebut disebabkan karena biasanya anak yang berbakat adalah anak yang sangat cerdas atau mempunyai inteligensi yang sangat tinggi. 

Jadi seberapa tinggi tingkat kemampuan intelegensi menjadi salah satu ukuran keberbakatan anak usia dini. Keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi juga menunjuk pada kemampuan kreatif. Bakat dalam pengertian baru mengandung dimensi kreatif. Menurut Clark, kreativitas merupakan ekspresi tertinggi dari keberbakatan (Semiawan, 1997:50).

Baca juga: Fakta! Bahwa Intelegensi dan Bakat Mempunyai Perbedaan

Disamping itu, intelegensi juga berhubungan dengan kreativitas. Orang yang mempunyai IQ tinggi belum tentu kreatif, tapi orang kreatif pasti mempunyai IQ tinggi. Oleh karenanya apabila tes inteligensi digunakan untuk mengidentifikasi anak berbakat, sekitar 70% anak yang kreativitasnya tinggi ditinggalkan (Morse dan Wingo, 1970:262). 

Hal itu disebabkan karena kreativitas berhubungan dengan IQ tapi tes IQ tidak secara langsung mengukur kreativitas (Good dan Brophy, 1990 : 617).  Sedangkan Terman (Guilford, 1971:138  139) melakukan penitian pada 7 orang anak yang menunjukkan bukti bahwa tes inteligensi tidak mampu mendiskriminasikan kreativitas.

Beberapa teori para ahli tentang intelegensi seperti:

1. Lewis Terman (1900)

Menurut Terman, inteligensi merupakan satu kemampuan tunggal yang disebut usia mental (mental age). Dia mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk berpikir abstrak (Winkel, 1996:139).

2. Charles Spearman (1927)

Menurut Spearman, inteligensi bukanlah kemampuan tunggal, melainkan terdiri dari dua faktor, sehingga teorinya dikenal sebagai teori inteligensi dwifaktor atau bifaktor. Kecerdasan dapat dibagi menjadi dua yaitu kecerdasan umum (general ability) dan kecerdasan khusus (specific ability), sehingga inteligensi mempunyai dua faktor. Dua faktor itu adalah faktor yang bersifat umum (general factor, disingkat g) dan yang bersifat khusus (specific factor, disingkat s). Faktor umum mendasari semua tingkah laku, sedangkan faktor khusus hanya mendasari tingkah laku tertentu.

3. Sternberg (1931)

Menurut Sternberg inteligensi mempunyai tiga bagian sehingga teorinya dikenal dengan teori inteligensi triarkhis. Tiga bagian inteligensi itu adalah konseptual (komponen pemrosesan informasi), kreatif (kemampuan seseorang untuk menghadapi tantangan baru secara efektif dan mencapai taraf kemahiran dalam berpikir sehingga mudah berhasil mengatasi segala permasalahan yang muncul) dan kontekstual (kemampuan untuk menempat- kan diri dalam lingkungan yang memungkinkan akan berhasil, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengadakan perubahan terhadap lingkungan bila perlu, misalnya memilih kasus, menyesuaikan dengan lingkungan kerja baru dan kelincahan pergaulan sosial). (Good dan Brophy, 1990: 597).

4. Louis L Thurstone (1938)

Thurstone memandang inteligensi bersifat multi faktor. Faktor-faktor yang membentuk inteligensi adalah faktor umum (common factors, disingkat c) dan faktor khusus (specific factors). Faktor umum terdiri dari tujuh faktor yang membentuk perilaku tertentu yang bersifat umum. Faktor khusus adalah faktor- faktor yang mendasari perilaku yang bersifat khusus

Baca juga: Bagaimana Hubungan Intelegensi dengan Bakat, Kreativitas, dan Prestasi?

5. JP Guilford (1967)

Menurut Guil ford , faktor yang membentuk inteligensi bukan hanya satu faktor (Terman), dua faktor (Spearman), tiga faktor (Sternberg) atau tujuh faktor (Thurstone), melainkan 120 faktor. Berdasarkan analisis faktor, Guilford mengusulkan model berbentuk kubus yang disebut model struktur intelektual dengan 120 faktor. Sejumlah 120 faktor itu merupakan kombinasi dari tiga dimensi. Ketiga dimensi inteligensi itu adalah dimensi operasi/proses, dimensi isi/materi/ konten, dan dimensi hasil/produk (Guilford, 1971: 61  62).

6. Howard Gardner (1983)

Menurut Gardner, inteligensi bukanlah satu kemampuan sebagaimana disampaikan oleh Terman, Spearman, Sternberg, Thurstone, dan Guilford. Inteligensi merupakan kemampuan ganda (multiple intelligence). Kemampuan ganda dalam konsep inteligensi menurut Gardner, terdiri dari sembilan kemampuan (Suparno, 2004: 19). Kesembilan kemampuan itu adalah:

  1. linguistik
  2. matematis  logis
  3. ruang
  4. kinestetik  badani
  5. musikal
  6. interpersonal
  7. intrapersonal
  8. lingkungan / naturalis
  9. eksistensial.

Mengukur intelegensi seseorang dapat dilakukan melalui prosedur pengukuran yang berupa meminta peserta untuk menunjukkan penampilan maksimum, sehingga pengukuran inteligensi dilakukan menggunakan tes (tes inteligensi). Dalam pelaksanaannya, tes inteligensi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes individual dan kelompok. 

Tes kelompok diberikan kepada sejumlah siswa dengan jawaban tertulis. Winkel (1996:142) membagi tes inteligensi menjadi tes inteligensi umum (general ability test) dan tes inteligensi khusus (specific ability test). Tes inteligensi umum terdiri dari butir soal dalam berbagai bidang penggunaan seperti bahasa, bilangan, ruang, dan sebagainya. 

Baca juga: Pegaruh Intelegensi dengan Bakat dan Kreatifitas

Tes inteligensi khusus mengarah untuk menyelidiki siswa yang mempunyai bakat khusus dalam bidang studi tertentu seperti bahasa, matematika, dan sebagainya.

Inteligensi ditetapkan dalam ukuran yang disebut intelligence quotient (IQ). Ukuran IQ adalah nisbah atau rasio antara umur kecerdasan (men- tal age, disingkat MA) dengan umur kalender (chro- nological age, disingkat CA) (Suryabrata, 2002 : 152). MA diperoleh dari tes psikologi dan CA dihitung dari tanggal kelahiran peserta tes. IQ dihitung dengan rumus berikut : Max100 dibagi dengan CA.

Langkah-langkah menghitung IQ diantaranya:

  • menghitung CA. CA dihitung atas dasar kartu kelahirannya
  • menghitung MA. MA dihitung dengan memberikan terlebih dulu tes inteligensi. Awalnya tes diberikan dengan tes untuk umur yang paling rendah (paling mudah), bertahap makin sukar sampai testi tidak dapat menyelesai- kan sama sekali
  • menghitung IQ menggunakan rumus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun