Dia membiarkan anaknya melakukan hobi yang mereka suka dan tak mencoba memaksakan sebuah les kepada anaknya. Dia bertanya dan mencoba mengkonfirmasi apakah yang dia lakukan adalah benar? Atau dia terlalu cuek dengan anak-anaknya?
Seakan-akan kita telah menjadi orangtua yang baik ketika berhasil memasukkan anak ke tempat les tersebut, dan sebaliknya ketika anak kita tidak mengikuti suatu kegiatan yang berarti, kita mulai mempertanyakan hal itu.
Ketika mereka bermain sendirian di rumah pun bisa jadi kita merasa bersalah. Kita berpikir bahwa sebaiknya sebagai orangtua, kita harus mengajari anak, memberikan input ke otak kecil mereka tentang angka, huruf, warna dan lain sebagainya sebagai persiapan mulai sekolah. Saya mengalaminya.
Ketika mereka sedang mewarnai sesuatu dan warnanya tak sesuai menurut kita, kita buru-buru mengatakan bahwa warna itu salah. Pohon itu daunnya berwarna hijau, bukan merah. Kita terburu-buru membenahi apa yang salah menurut sudut pandang kita, orangtua. Dan kemudian kita amat bersyukur ketika mereka menunjukkan sebuah kemajuan yang penting dalam kacamata kita.
Saya tidak akan berkata tentang memasukkan anak lebih awal ke sekolah boleh atau tidak. Tidak akan ada jawabannya disini.
Saya mengajak setiap kita untuk mengingat bagaimana anak itu belajar. Bersekolah lebih awal, membuat daftar les bagi anak, itu sah, itu pilihan tiap orangtua. Hanya saja, di tengah-tengah semua kegiatan itu, ingatlah bahwa anak perlu bermain.
Bukan permainan yang diatur orangtua. Tapi bermain yang dia mau, sesuai keinginan dan imajinasinya. Membiarkan dia mengambil keputusan penuh tentang apa yang akan dimainkan, menggoreskan warna yang dia mau dan menyusun sesuatu tanpa terburu-buru mengomentari hasilnya.
Sekalipun pernah terbersit rasa bersalah membiarkan anak bermain sendiri, atau membiarkannya menonton chanel youtube yang dia suka. Saya belajar tak membiarkan rasa bersalah itu terlalu lama.
Anak perlu ruang untuk melakukannya. Justru disanalah dia belajar begitu banyak, mengembangkan kemandirian dan imajinasinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H