Mohon tunggu...
Yenny Novita
Yenny Novita Mohon Tunggu... Guru - Sharing 💐 Caring

Momie, Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Belajar dari Kasus Mario Dandy: Mengingat Kembali Peran Orangtua

2 Maret 2023   14:51 Diperbarui: 2 Maret 2023   19:12 1867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Masih berbicara tentang kasus Mario Dandy Satrio, seorang pemuda yang melakukan tindak kekerasan pada David Ozora berusia 17 tahun. Kekerasan yang dilakukan Mario berujung pada kondisi David yang harus dilarikan ke rumah sakit dan tidak sadarkan diri. Tindakannya disebut keji. 

Sebuah pertanyaan di ruang kerja saya pun muncul, di tengah obrolan kasus tersebut bersama rekan-rekan pengajar. "Bagaimana bisa seusia Mario bisa melakukan hal tersebut?" Otomatis orang tua Mario Dandy menjadi sorotan dan menjadi salah satu pihak yang dipersalahkan. 

Hal itu wajar, bagaimanapun, keluarga adalah tempat pertama untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan nilai-nilai kehidupan. 

Kerap kali ketika menghadapi siswa dengan kenakalan remajanya, saya selalu bertanya dan berusaha mencari tahu tentang latar belakang dan pola asuh keluarga. Hasilnya? Selalu ada benang merah antara perilaku siswa dengan pola asuh keluarga. 

Bagaimana dengan kasus Mario Dandy? Tentu saja pola asuh keluarga berkontribusi membentuk pribadi Mario dan pilihan-pilihan kehidupannya. Kasus ini bisa dibilang adalah buah dari nilai yang ditanam dan ditumbuhkan di tengah keluarga. 

Kesalahan pola asuh bukan semata-mata berdiri sebagai satu faktor yang mengakibatkan kenakalan remaja, kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya , tapi juga bukan faktor yang dapat dipandang sebelah mata. Kontribusinya besar bagi sebuah individu.

Mengutip pernyataan psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel dalam interview dengan Sapa Indonesia Akhir Pekan-KompasTV dimana ada 2 tipe pengasuhan yang keliru:

1. Neglectful

Tipe pola asuh dimana orang tua melakukan pengabaian terhadap anak. Pada tipe ini, orang tua sebatas memenuhi kebutuhan dasar     dan tidak menaruh perhatian pada perkembangan sosio emosional bahkan kerohanian anak. 

Saya menemui pola asuh seperti ini dimana ketika anak tumbuh di usia remaja (baca: SMA) mereka, orang tua mulai abai, menganggap bahwa anak remajanya sudah mampu mengatur dirinya sendiri. Asal nilai beres, orang tua tidak dipanggil  pihak sekolah berarti segala sesuatu berjalan baik. 

Nyatanya tidak semudah itu. Kebutuhan mereka rumit dan sangat dibutuhkan peran orang tua menjadi role model bagi mereka.          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun