Mohon tunggu...
Yenny Destiaz
Yenny Destiaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

4. Teori Psikososial Erik Erikson

21 Januari 2025   15:04 Diperbarui: 21 Januari 2025   15:06 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Psikososial Erik Erikson: Memahami Perkembangan Manusia Sepanjang Hayat

Erik Erikson, seorang psikolog dan psikoanalis asal Jerman, dikenal luas karena teorinya tentang perkembangan psikososial yang mencakup delapan tahap kehidupan manusia. Teori ini menekankan bahwa perkembangan individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis, tetapi juga oleh interaksi sosial dan lingkungan. Erikson berargumen bahwa setiap tahap perkembangan memiliki tantangan atau krisis yang harus dihadapi individu, dan keberhasilan dalam mengatasi krisis tersebut akan mempengaruhi perkembangan psikologis mereka di tahap-tahap berikutnya. Artikel ini akan membahas delapan tahap perkembangan psikososial menurut Erikson, serta implikasinya bagi individu sepanjang hayat.

1. Tahap Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun)

Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai orang-orang di sekitarnya, terutama pengasuh utama mereka. Jika kebutuhan dasar mereka, seperti makanan dan kenyamanan, terpenuhi dengan baik, mereka akan mengembangkan rasa percaya. Sebaliknya, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, mereka akan mengalami ketidakpercayaan terhadap dunia dan orang lain. Keberhasilan dalam tahap ini membentuk dasar bagi hubungan yang sehat di masa depan.

2. Tahap Otonomi vs. Malu dan Keraguan (1-3 tahun)

Di tahap ini, anak mulai mengembangkan rasa otonomi dan kontrol atas diri mereka. Mereka mulai belajar untuk melakukan hal-hal sendiri, seperti menggunakan toilet dan berpakaian. Jika orang tua memberikan dukungan dan dorongan, anak akan merasa percaya diri dan mandiri. Namun, jika mereka terlalu dikontrol atau dihukum, mereka dapat merasa malu dan ragu terhadap kemampuan mereka.

3. Tahap Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun)

Anak-anak mulai mengeksplorasi lingkungan mereka dan mengambil inisiatif dalam bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya. Jika mereka didorong untuk berinisiatif dan berkreasi, mereka akan mengembangkan rasa percaya diri. Namun, jika mereka sering dihukum atau diabaikan, mereka dapat merasa bersalah atas keinginan mereka untuk berinisiatif. Tahap ini penting untuk pengembangan kreativitas dan kepemimpinan.

4. Tahap Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun)

Pada tahap ini, anak-anak mulai bersekolah dan terlibat dalam aktivitas sosial yang lebih luas. Mereka belajar untuk bekerja sama dan berkompetisi dengan teman-teman sebaya. Jika mereka berhasil dalam tugas-tugas yang diberikan, mereka akan merasa kompeten dan memiliki rasa industri. Namun, jika mereka mengalami kegagalan atau merasa inferior dibandingkan teman-teman mereka, mereka dapat mengembangkan rasa rendah diri.

5. Tahap Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun