Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena Kau tidak 'kan apa-apa'
Aku terpanggang tinggal
Rangka
Februari 1943.
Puisi Tak Sepadan di atas menggambarkan keputusasaan seorang pemuda mengenai takdir akhir percintaannya dengan seorang gadis.
Sang gadis tetap akan bahagia, menikah dan berkeluarga. Sedangkan sang pemuda menderita dan sengsara, begitu menderitanya karena cinta, sengsara sampai badan mengurus tinggal rangka karena selalu memikirkan cintanya. Dikutuk seperti cerita dalam  mitologi kuno yaitu seorang pemuda yang bernama Ahasveros, dikutuk oleh dewa cinta yang bernama Eros untuk selalu mengembara dalam percintaannya.
Sang pemuda memadamkan rasa cintanya terhadap gadis tersebut. Â Sang gadis tidak akan apa-apa sedangkan pemuda sengsara dan menderita akan cintanya.