Anak dengan cakupan kebutuhan khusus dan disabilitas yang luas (gary hornby hal.41)
Anak-anak cacat merujuk pada anak-anak dengan batasan fisik, intelektual, psikologis dan sensorik, dan bahkan anak-anak dengan banyak batasan. Karena anak-anak cacat tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri, kualitas hidup mereka biasanya buruk. Oleh karena itu diperlukan pelayanan khusus dari orang tua.Â
Penyandang disabilitas dianggap memiliki ciri khusus dan berbeda dengan orang biasa (orang biasa). lingkup pendidikannya mereka membutuhkan metode dan metode yang benar-benar spesifik yang sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing. Oleh karena itu, pendidikan anak yang berkebutuhan khusus harus dipisahkan.
Kesulitan belajar ringan dan sedang
Menurut Abu Ahmadi dalam buku "Psikologi Pembelajaran" (1999: 74), "Ketika siswa tidak mampu belajar dengan benar, inilah kesulitan belajar". Selama proses pengajaran, jenis hambatan tersebut dapat berupa hambatan psikologis, sosial dan fisik.Â
Kendala dalam proses pencapaian hasil belajar tentu akan dijumpai ketika mereka dalam masa mencapai sebuah prestasi. Level yang dicapai lebih rendah dari yang seharusnya, kesulitan yang terjadi lagi misalkan ditandai dengan hasil belajar yang belum maksimal, lambat ketika sedang mengerjakan tugas, tidak bersemangat dan juga tidak dapat mengendalikan emosi.
Kesulitan belajar mendalam dan beragam
Ada berbagai jenis kesulitan yang dalam, seperti rintangan. Ketidakmampuan belajar atau ketidakmampuan belajar merupakan kondisi dimana proses belajar terganggu karena respon bertentangan. Ketidakmampuan belajar merupakan gejala di mana anak tidak mampu atau menghindar belajar sehingga hasil belajar dirasa belum mencapai batas maksimal.Â
Disfungsi belajar mengacu pada gejala ketika proses belajar tidak berjalan dengan lancar, walaupun sebenarnya anak tersebut tidak mengalami gangguan jiwa, gangguan organ, atau gangguan jiwa lainnya. Gangguan lain seperti anak yang memiliki prestasi akademik yang rendah namun memiliki potensi intelektual di atas normal yang disebut dengan underachiever. Anak slow learners atau anak yang lambat belajar, mereka lebih membutuhkan waktu yang lebih lama daripada anak lain yang memiliki taraf intelektual yang sama.
Autis
Psikolog Bernard Rimland (Bernard Rimland, 1964) mengungkapkan bahwa anak autis disebabkan oleh penyakit sistem saraf pusat. Gejala autisme bisa muncul sejak lahir, tapi bisa juga terjadi saat bayi berusia antara 12 dan 24 bulan. Biasanya saat autisme lahir, sulit dideteksi. Menurut Sutadi (1997), gejala dalam gangguan ini mengganggu  interaksi sosial, gangguan perilaku motorik, gangguan komunikasi, gangguan emosi dan gangguan sensorik
Kesulitan belajar khusus/gangguan belajar (disleksia)
Disleksia atau yang biasa disebut dengan kesulitan membaca merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus. Penyebab disleksia merupakan faktor neurobiologis yang menghalangi anak-anak untuk mengenali kata-kata dan menafsirkan apa yang mereka lihat atau dengar (Cruickshank, 1986, dikutip oleh Lerner, 1989). Disleksia terutama menyerang anak laki-laki daripada perempuan.
Menurut Lily Sidiarto, (1990:57). Ada dua jenis disleksia, diantaranya Disleksia Auditoris (kesulitan membedakan bunyi yang sama dan mengamati bunyi dan mengimalisis kata ke dalam suku kata atau komponennya), Disleksia visual (gangguan ketajaman maupun lapangan penglihatan).
Dispraxia
Dispraxia disebabkan akibat kurangnya kemampuan otak dalam memproses pesan dengan baik dan benar sehingga gerakan sulit di organisasikan. Dispraxia ini dapat mempengaruhi pertumbuhan  dan  perkembangan  anak.  Meskipun  sulit  untuk  terdeteksi, dispraxia ini dapat didiagnosis umumnya ketika anak berusia lima tahun atau lebih.
Ada tiga jenis disfungsi, yaitu disfungsi rongga mulut atau ketidakmampuan untuk menghasilkan gerakan mulut, contoh kesulitan dalam mengunyah, kesulitan dalam pengucapan huruf, ejaan, kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dan kesulitan dalam berbicara, dll). Kemudian ada disfungsi bicara (ketidakmampuan mengeluarkan suara dan membentuk kata-kata, misalnya pada anak tunagrahita). Ketiga, disfungsi motorik (ketidakmampuan untuk berolahraga atau mengatur olahraga sesuai rencana. Diskinesia berat, seperti kesulitan berjalan, berlari, melompat, dan menjaga keseimbangan. Serta hambatan pada keterampilan motorik halus, seperti kesulitan menyikat gigi dan mengikat sepatu) Tombol tombol dan lainnya
Gangguan komunikasi
Anak-anak dengan sindrom Down biasanya menderita masalah komunikasi. Sebuah penilitian oleh Marder dan Cholmin, (2006) dan Kumin, (2003). yang meneliti orang tua dari anak-anak dengan sindrom Down, hasilnya mereka harus menunggu 2-5 tahun sebelum mereka dapat mendengar kata yang pertama dari anak tersebut Pada tahun pertama, anak-anak akan mengembangkan kemampuan bahasa lain seperti vokalisasi, perlawanan, omong kosong dan menangis (Kumin, 2003).Â
Petunjuk, simbol, dan ekspresi wajah lebih sering mereka gunakan dalam berkomunikasi dengan orang tua atau pengasuh mereka (Marder dan Cholmin, 2006). Sampai pada usia 24 bulan, anak dengan Down Syndrome mulai untuk mengembangkan kata pertamanya. Â Sedangkan teman sebayanya di umur 24 bulan sudah menguasai 200-300 kata (Owens, 2008).
Bersikap responsif terhadap cara mereka berbagi perasaan merupakan sebuah cara yang baik dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak yang Down syndrome. contohnya, adalah  tangisan, jeritan, atau ribut agar menarik perhatian orang tua. sehingga tanggapan orang tua adalah harus mengerti apa yang anak inginkan.
Daftar Pustaka
S. A. Nugraheni. (2002). Mengulak Belantara Autisme. Jurnal Buletin Psikologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP Semarang. Vol. 20 No. 12 ISSN: 0854- 7108
Sutratinah T. (1995). Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Akibat Disfungsi Minimal Otak (DMO). Jurnal Cakrawala Pendidikan No. 1.
https://www.honestdocs.id/dyspraxia.amp
Atien Nur Chamidah. (2017). Intervensi Dini Gangguan Perkembangan Komunikasi Pada Anak Down Syndrome. Jurnal Dinamika Pendidikan Vol XXII No 01
Indah Triutari. (2014). Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Sistem Pendidikan Segregasi Dan Pendidikan Inklusi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI