Mohon tunggu...
yenny rohmahmaulidyah
yenny rohmahmaulidyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Masih tahap belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

8 Desember 2020   19:05 Diperbarui: 8 Desember 2020   19:13 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak dengan cakupan kebutuhan khusus dan disabilitas yang luas (gary hornby hal.41)

Anak-anak cacat merujuk pada anak-anak dengan batasan fisik, intelektual, psikologis dan sensorik, dan bahkan anak-anak dengan banyak batasan. Karena anak-anak cacat tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri, kualitas hidup mereka biasanya buruk. Oleh karena itu diperlukan pelayanan khusus dari orang tua. 

Penyandang disabilitas dianggap memiliki ciri khusus dan berbeda dengan orang biasa (orang biasa). lingkup pendidikannya mereka membutuhkan metode dan metode yang benar-benar spesifik yang sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing. Oleh karena itu, pendidikan anak yang berkebutuhan khusus harus dipisahkan.

Kesulitan belajar ringan dan sedang
Menurut Abu Ahmadi dalam buku "Psikologi Pembelajaran" (1999: 74), "Ketika siswa tidak mampu belajar dengan benar, inilah kesulitan belajar". Selama proses pengajaran, jenis hambatan tersebut dapat berupa hambatan psikologis, sosial dan fisik. 

Kendala dalam proses pencapaian hasil belajar tentu akan dijumpai ketika mereka dalam masa mencapai sebuah prestasi. Level yang dicapai lebih rendah dari yang seharusnya, kesulitan yang terjadi lagi misalkan ditandai dengan hasil belajar yang belum maksimal, lambat ketika sedang mengerjakan tugas, tidak bersemangat dan juga tidak dapat mengendalikan emosi.

Kesulitan belajar mendalam dan beragam
Ada berbagai jenis kesulitan yang dalam, seperti rintangan. Ketidakmampuan belajar atau ketidakmampuan belajar merupakan kondisi dimana proses belajar terganggu karena respon bertentangan. Ketidakmampuan belajar merupakan gejala di mana anak tidak mampu atau menghindar belajar sehingga hasil belajar dirasa belum mencapai batas maksimal. 

Disfungsi belajar mengacu pada gejala ketika proses belajar tidak berjalan dengan lancar, walaupun sebenarnya anak tersebut tidak mengalami gangguan jiwa, gangguan organ, atau gangguan jiwa lainnya. Gangguan lain seperti anak yang memiliki prestasi akademik yang rendah namun memiliki potensi intelektual di atas normal yang disebut dengan underachiever. Anak slow learners atau anak yang lambat belajar, mereka lebih membutuhkan waktu yang lebih lama daripada anak lain yang memiliki taraf intelektual yang sama.

Autis
Psikolog Bernard Rimland (Bernard Rimland, 1964) mengungkapkan bahwa anak autis disebabkan oleh penyakit sistem saraf pusat. Gejala autisme bisa muncul sejak lahir, tapi bisa juga terjadi saat bayi berusia antara 12 dan 24 bulan. Biasanya saat autisme lahir, sulit dideteksi. Menurut Sutadi (1997), gejala dalam gangguan ini mengganggu  interaksi sosial, gangguan perilaku motorik, gangguan komunikasi, gangguan emosi dan gangguan sensorik

Kesulitan belajar khusus/gangguan belajar (disleksia)
Disleksia atau yang biasa disebut dengan kesulitan membaca merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus. Penyebab disleksia merupakan faktor neurobiologis yang menghalangi anak-anak untuk mengenali kata-kata dan menafsirkan apa yang mereka lihat atau dengar (Cruickshank, 1986, dikutip oleh Lerner, 1989). Disleksia terutama menyerang anak laki-laki daripada perempuan.

Menurut Lily Sidiarto, (1990:57). Ada dua jenis disleksia, diantaranya Disleksia Auditoris (kesulitan membedakan bunyi yang sama dan mengamati bunyi dan mengimalisis kata ke dalam suku kata atau komponennya), Disleksia visual (gangguan ketajaman maupun lapangan penglihatan).

Dispraxia
Dispraxia disebabkan akibat kurangnya kemampuan otak dalam memproses pesan dengan baik dan benar sehingga gerakan sulit di organisasikan. Dispraxia ini dapat mempengaruhi pertumbuhan  dan  perkembangan  anak.  Meskipun  sulit  untuk  terdeteksi, dispraxia ini dapat didiagnosis umumnya ketika anak berusia lima tahun atau lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun