Mohon tunggu...
YENNI NUR F pgsd kebumen
YENNI NUR F pgsd kebumen Mohon Tunggu... -

my school,,,?sbelas maret univercity (UNS),,Kampus VI kEBUMEN,, Mondok di Class IIIB No 32,,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Sebagai Pencetak Anak Kreatif

29 November 2010   04:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia sering kali berpikir bahwa dirinya adalah spesies paling pintar di muka bumi. Mereka memiliki berbagai kemampuan, tapi tak selamanya selalu bijak dalam langkahnya. Manusia dapat menyombongkan dirinya atas segala prestasi yang istimewa. Namun dibalik ini semua, manusia adalah spesies yang berusaha memahami berbagai kesalahpahaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu, motivasi untuk mengetahui apa yang belum ia miliki. Mereka berusaha berasosiasi, menghubungkan berbagai elemen-elemen untuk menjawab rasa keingintahuannya. Inilah yang disebut dengan manusia yang kreatif, yang selalu berpikir tidak hanya berpedoman pada satu dasar yang telah ada, tapi ia berusaha untuk selalu mencipta.

Pembelajaran kritis...

Pembelajaran kritis adalah agen untuk melakukan perubahan tatanan sosial guna membentuk masyarakat baru (berbeda dan lebih baik), yaitu dengan menjadikan pembelajaran sebagai pilot project, berarti kita berbicara tentang sistem pemberdayaan yang menyeluruh dan melampaui batas-batas teori dari doktrin tertentu dan yang tersedia, serta berbicara tentang keterkaitan antara teori dan permasalahan yang dihadapi.

Terjadinya manusia kreatif...

Pada dasarnya, semua anak kreatif. Pengajar merupakan satu faktor yang ikut berperan dalam menciptakan manusia yang kreatif. Pada awalnya, sesosok manusia kreatif dibentuk dari suatu konsep diri yang matang. Guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Guru diharapkan memberikan stimulasi pada anak sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak. Stimulasi dapat diberikan dengan cara memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi kreatif. Biarkan anak dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak mengembangkan keterampilan kreatif, maka anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Suatu cara yang mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas anak usia dini adalah dengan membebaskan anak menuangkan pikirannya.

Gunakan otak kita untuk belajar sebagaimana fungsinya sebagai pusat belajar. Cara mengembangkan kreatifitas pada anak jika otak kanannya terhambat:

Meningkatkan Daya Ingat dan Logika Berpikir

Sebagai orangtua harus memotivasi mereka misalnya dengan cara bermain tebak-tebakan maka anak akan terdorong untuk mengingat kembali apa yang barusan dibacanya.

Alat Peraga dan Optimalkan Panca Indera

Alat peraga merupakan alat bantu yang sangat bagus untuk membuat ingatan anak makin kuat. Misalnya menerangkan penjumlahan,pergunakan lidi.

Biasakan Rapi dan Disiplin

Biasanya anak bertindak rapi dan disiplin untuk meletakkan barang-barang sesuai dengan tempatnya.

Musik, Seni dan Olah Raga

Hidupkan musik yang dinamis, siang hari musik yang lebih menenangkan agar anak bisa beristirahat. Dorong anak mengembangkan bakat seni atau olah raga yang nampak disukainya.

Membaca dan Berbahasa yang Baik dan Benar

Membaca merupakan media untuk membuka jendela dunia. Demikian pula cara kita berbicara akan sering didengar anak dan menjadi contoh pula caranya berkomunikasi dengan orang lain, jadi pergunakan cara berbahasa yang baik dan benar.

Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan kita dalam mengembangkan otak kita. Kreativitas begitu bermakna dalam hidup Karena dengan kita berkreatif kita dapat memunculkan ide-ide yang baru, yang mungkin orang lain tidak dapat melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun