Mohon tunggu...
Yeni Yuliati
Yeni Yuliati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Buruh tulis mahasiswa rakyat miskin kota

Menulis untuk dibaca, setidaknya saya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Urgensi Citra Institusi terhadap Keberhasilan Bisnis Pertanian

8 Maret 2022   21:51 Diperbarui: 8 Maret 2022   22:43 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu institusi, kesan, gambaran atau impresi yang sesuai dengan kenyataan sebenarnya mengenai berbagai kebijakan, personel, produk, atau jasa-jasa suatu institusi atau perusahaan disebut dengan citra atau reputasi (Jefkins, 1998). Untuk mencapai citra baik dalam berbisnis maka diperlukan adanya komunikasi yang strategis dan tepat, sebab pembentukan citra itu sendiri juga sangat tergantung dari komunikasi. 

Peran komunikasi tidak hanya mendukung transaksi dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan, dan membedakan produk atau jasa, tetapi juga menawarkan sarana pertukaran itu sendiri. Keterkaitan ilmu komunikasi dengan bisnis adalah sebuah pemahaman yang mencoba untuk mengerti hubungan detail antara teori penyampaian pesan dengan proses menjalankan suatu bisnis. 

Upaya perusahaan sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan informasi yang lengkap. Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap maka akan menghasilkan citra yang tidak sempurna (Kasali, 2003). 

Seorang penulis, konsultan, dan profesor pemasaran Amerika Serikat, Philip Kotler melalui teorinya menyatakan bahwa citra perusahaan tidak dapat dibentuk dengan sendirinya. Perusahaan tetap harus melakukan upaya strategis agar citra tersebut menjadi semakin baik. Citra perusahaan yang terbentuk dari pengalaman akan memberikan gambaran terjadinya keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan. 

Upaya yang dilakukan perusahaan sebagai sumber informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan sasaran sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan komunikasi bisnis yang baik kepada konsumen. 

Dalam situasi tertentu, konsumen akan sangat berhati-hati dalam memilih perusahaan yang akan digunakan jasanya karena konsumen menginginkan perusahaan yang mampu menjawab dan memenuhi semua kebutuhan konsumen. Konsumen akan cenderung memilih perusahaan yang sudah dikenali atau direkomendasikan oleh banyak orang karena memiliki citra yang baik. 

Oleh sebab itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen dengan cara mengkomunikasikan nilai, prestasi, dan kelebihan yang perusahaan miliki.

Di tengah geliat persaingan pasar bebas, semua bisnis tengah berlomba-lomba menunjukkan citra terbaik mereka agar bisa terus bertahan dan menciptakan peluang-peluang pengembangan bisnis yang sangat rentan mengalami kegagalan. Tak terkecuali bisnis dalam sektor pertanian. 

Apalagi sejak berlakunya kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015, alur perdagangan yang sedemikian bebas antar negara di Asean menjadi peluang yang menarik untuk menstimulasi pengembangan berbagai sektor pertanian di Indonesia. 

Meskipun demikian, peluang bisnis produk pertanian yang sedemikian besar belum diimbangi dengan peningkatan posisi tawar petani selaku subjek pertanian. Lemahnya posisi tawar petani umumnya disebabkan petani kurang memiliki akses pasar, informasi pasar dan permodalan yang memadai. 

Dalam hal ini, peran komunikasi bisnis di kalangan petani sangatlah vital untuk petani dan pengusaha bisnis pertanian guna memperoleh informasi yang tepat. Apabila akses petani dalam memperoleh informasi dan komunikasi bisnis terbuka luas, maka dalam waktu singkat percepatan bisnis pertanian akan tercapai.

Terbukanya informasi pada publik telah menjadi jalan bagi institusi bisnis pertanian untuk membangun citra positif dimata konsumen, mitra kerjasama, maupun masyarakat umum secara luas. 

Potensi bisnis pertanian terhadap perekonomian Indonesia dapat dilihat dari potensi keanekaragaman hayati yang begitu banyak dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sebagai contoh bisnis pertanian yang berhasil dalam membangun reputasi baik di kancah internasional adalah perusahaan agribisnis Cargill di Amerika Serikat. 

Cargil merupakan perusahaan raksasa produksi pertanian dan pangan yang bertanggung jawab atas sekitar seperempat ekspor biji-bijian dan daging di Amerika Serikat. Selain keterlibatan mereka dalam setiap langkah rantai pasokan pertanian, Cargill adalah pemimpin industri dalam ilmu nutrisi hewan. 

Hingga kini Cargill telah beroperasi di 70 negara, termasuk di Indonesia. Dalam usahanya Cargill menjalankan bisnis dengan petani ternak dan budidaya, produsen pakan dan distributor untuk menyediakan nutrisi hewan melalui penelitian.

Selain karena profesionalitas pengelolaan bisnis yang strategis, keberhasilan Cargill juga diiringi dengan ikhtiar membangun citra baik yang tercermin melalui prinsip yang dikampanyekan pada masyarakat.

Cargill berprinsip bahwa kunci keberhasilan jangka panjangnya didasarkan pada langkah kebijakan yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat serta bisnis perusahaan. Perusahaan multinasional ini mengklaim tetap memegang teguh komitmen No Deforestation, Peat and Exploitation (NDPE).

 Cargill senantiasa bekerja untuk memastikan bahwa semua produk yang dihasilkan dan diperdagangkan sejalan dengan komitmen NDPE tersebut. Dibutuhkan suatu strategi khusus dan juga upaya-upaya konkret dalam menjalin hubungan baik antara organisasi dan media massa dalam media relations. Hubungan media yang baik akan menghasilkan pemberitaan yang baik pula di media massa. Dari pemberitaan tersebut, maka akan membentuk citra yang baik dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk perusahaan.

Tidak bisa dipungkiri, proses membangun citra positif pada masyarakat tidak bisa terlepas dari hambatan maupun tantangan. Apalagi bisnis pertanian merupakan bisnis yang unik di mana produk pertanian memiliki karakteristik yang mudah rusak dan tidak tahan lama. 

Oleh karena itu, bisnis pertanian harus aktif dan konsisten dalam membuat pembaruan-pembaruan untuk meningkatkan citra baiknya. Perusahaan harus menyampaikan pesan yang jelas tentang keunggulannya dan memberikan informasi yang berguna bagi semua pelanggan. 

Apabila perusahaan berkomunikasi dengan konsumen melalui banyak saluran, pesan dan informasi yang diberikan mungkin tidak konsisten. Perusahaan tidak dapat menyalin dari satu saluran ke saluran lainnya, namun perusahaan dapat mengelolanya dari suatu platform terpusat. 

Hambatan selanjutnya adalah seringkali pembentukan citra positif belum direncanakan oleh perusahan. Kebanyakan perusahaan yang bergerak di bisnis pertanian belum memiliki divisi khusus yang fokus menangani pembentukan citra positif. 

Dalam sebuah perusahaan hal ini biasa ditangani oleh bagian yang dikenal dengan public relations. Hambatan lainnya yaitu perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi akan menjadi hambatan apabila perusahaan gagal memanfaatkannya. Dan sebaliknya, apabila perkembangan teknologi informasi ini mampu dimanfaatkan untuk menyebarluaskan agenda-agenda bisnis yang membentuk citra baik maka hal tersebut akan menjadi keuntungan bagi perusahaan.

Meskipun hambatan dan tantangan tidak bisa dihindarkan, bukan berarti perusahaan harus berpangku tangan. Citra baik dalam bisnis tetap harus dijaga dan dibuat agar bisnis bisa terus berjalan mencapai tujuan. 

Jika dicermati lebih mendalam, terdapat banyak sekali strategi untuk menjaga keberlanjutan citra baik untuk mencapai tujuan bisnis, khususnya bisnis pertanian. Perusahaan dan pebisnis dapat memanfaatkan saluran komunikasi media massa, media sosial, bekerjasama dengan lembaga konsultan, maupun dinas pertanian.

Begitu pentingnya citra perusahaan sebagai wujud dari komunikasi bisnis telah menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan penting. 

Seperti halnya keputusan untuk membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, berlangganan, dan merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain, sehingga perusahaan harus mempunyai citra di masyarakat. Baik buruknya citra perusahaan merupakan indikator penting bagi keberhasilan perusahaan tersebut. Citra perusahaan memang sesuatu yang kompleks, namun jika dikelola dengan baik akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis.

REFERENSI

Frank Jefkins. 1998. Public Relations. Edisi ke 5. Jakarta. Erlangga. Hal. 20 dan 412

Kasali, R. 2003. Sembilan Fenomena Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Restant A.S. 2015. Tantangan dan Strategi untuk Mengembangkan Citra Positif Perpustakaan.Record and Library Journal 1(2): 94-104.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun