Mohon tunggu...
Yenita Aprilianty Simangunsong
Yenita Aprilianty Simangunsong Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

nama saya yenita aprilianty, mahasiswa S1 dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar(PGSD), saat ini saya juga aktif mengajar paskibra di salah satu sekolah swasta, serta saya juga mengikuti berbagai seminar online atau pun oflline untuk meningkatkan pemahaman saya tentang keguruan. Saya juga mempunyai hobi yaitu bernyanyi, memasak, dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Literasi Digital: Antara Akses dan kualitas dalam Pendidikan Indonesia

31 Desember 2024   16:55 Diperbarui: 31 Desember 2024   16:55 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solusi untuk masalah ini adalah menciptakan keseimbangan antara akses dan kualitas. Tanpa akses yang cukup, penggunaan teknologi tidak akan optimal. Namun, tanpa kualitas penggunaan yang tepat, akses teknologi juga tidak akan memberikan dampak positif yang maksimal. Pemerintah harus memastikan bahwa upaya memperluas infrastruktur digital diikuti dengan peningkatan kapasitas guru dalam menggunakan teknologi secara efektif. Pelatihan yang berbasis pada pengembangan kompetensi guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran sangatlah penting.

Selain itu, pembaruan kurikulum juga perlu dilakukan agar teknologi dapat digunakan untuk mendukung pencapaian kompetensi siswa. Teknologi tidak hanya untuk menggantikan buku teks atau ujian berbasis kertas, tetapi harus bisa merangsang kreativitas, kolaborasi, dan pemikiran kritis siswa. Sebagai contoh, pemanfaatan aplikasi pembelajaran yang interaktif, diskusi daring yang melibatkan siswa dari berbagai daerah, atau proyek kolaboratif antar sekolah yang dapat dilakukan secara virtual.

Penting juga untuk menciptakan kemitraan antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta dalam membangun infrastruktur dan penyediaan teknologi yang merata. Program-program seperti pemberian subsidi perangkat bagi siswa yang tidak mampu dan program pelatihan intensif untuk guru di daerah terpencil bisa menjadi langkah konkret yang mendekatkan Indonesia pada pemerataan pendidikan digital.

Kesimpulan

Pendidikan digital di Indonesia memang tengah berada di persimpangan antara memperluas akses dan memastikan kualitas. Upaya untuk menciptakan pemerataan dalam pendidikan digital harus mempertimbangkan kedua aspek ini secara seimbang. Tanpa memperhatikan kualitas penggunaan teknologi, memperluas akses hanya akan menjadi sia-sia. Begitu pula, tanpa memperluas akses, banyak siswa di daerah terpencil akan terus tertinggal.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas di era digital ini, Indonesia harus berfokus pada pembangunan infrastruktur yang merata sekaligus memastikan bahwa teknologi digunakan secara efektif dan inovatif. Dengan langkah yang tepat, literasi digital tidak hanya akan menjadi alat untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun