Ditahun 2020 pertama kali aku mengenalnya sebagai sosok guru yang selalu ceria tak pernah kulihat rasa sedih yang terpancar diraut mukanya. Namanya Wina . senyuman manis selalu tersungging dibibirnya dan juga sapaan halus yang selalu keluar disaat berjumpa. Dia adalah guru yang sangat pintar dan cuek akan keadaan sekitar tapi terkadang dia juga kepo akan beberapa hal.Â
Aku sendiri respect dengan kepribadiannya yang tak pernah Lelah untuk belajara akan hal-hal baru. jika aku adahal yang tidak dimengerti , dia dengan sigap membantu. Kami lalui hari demi hari dengan baik dan tanpa konflik yang terjadi diantara kami.Â
Hingga ditahun 2021 datanglah seorang teman dan guru baru Bernama Yesha. Akupun kaget karena ternyata dia adalah teman sesama prajab  ditahun 2010 , kami berdua sama -sama ngajar disekolah swasta tapi ditempat yang berbeda . karena persamaan Nasib itulah kamipun menjadi dekat . aku sendiri Bernama Mia sosok pribadi yang tidak terlalu suka akan keramaian yang cenderung selalu menjadi pendengar setia diantara dua temanku ini. Apapun hal yang kami lakukan selalu kami diskusikan . suka dan duka selalu dilalui Bersama.Â
Hingga di tahun 2024 ini awal badai yang entah datang dari mana membuat kami tak sepaham . perubahan sikap dari Yesha membuatku selalu bertanya apa kesalahanku hingga dia mendiamkanku dan tak mau menerima telponku atau menjawab chat dengan jawaban yang simple. Kurenungkan semua hal yang mungkin membuatnya k`esal.Â
Beberapa kali aku meminta maaf padanya tapi semua itu tak merubah sikapnya. Aku hanya diam dan tak mengatakan atau menceritakan kepada Wina . tanpa terasa beban berat ini membuatku memberanikan diri untuk mengatakan apa yang terjadi kepada wina. Dia hanya mengatakan supaya aku ngobrol langsung dengan Yesha. " coba dong ngobrol berdua dengan Yesha, utarakan apa yang dirasa, siapa tahu dia jadi ngerti ". Aku sadari karakterku dan Yesha adalah karakter dua sosok yang keras dan aku sendiri tak mau ribut lagi untuk hal yang mungkin saja tak sengaja atau sengaja aku lakukan.Â
Aku merasa sedih karena semua hal yang kulakukan tak dianggap baik olehnya. Masalah belum juga selesai tiba=tiba . Yesha meminta perangkat yang biasa kupakai untuk bekerja dengan alasan untuk mengerjakan laporan kepusat. Tanpa curiga aku berikan padanya. Apa yang terjadi ternyata perangkat tersebut diberikan kepada Wina. Dengan berat hati Wina menerimanya dan mengatakan "tuh kan jadi saya yang harus nyelesaikan tugas ini" aku jawab "EGP, khan kamu lebih pintar dari saya selamat bekerja".Â
Seiring waktu akupun mulai sadar diri tak ingin membuat keributan dilingkungan kerja . aku berupaya menghindari kesalah pahaman dan konflik yang menjadi besar.Â
Sebisa-bisanya aku sibukkan diri dengan mengupgrade skillku dengan mengikuti berbagai webinar serta kursus-kursus untuk mengikis hawa negative yang membuatku merasa kecewa dengan perlakuan mereka. Aku sadari bahwa teman akan berubah karena beberapa hal entah itu karena jabatan, ambisi pribadi , dendam atau hal lainnya.
Aku sendiri merasa pertemanan ini sudah tidak begitu sehat karena dibeberapa kesempatan Yesha tak pernah melibatkanku lagi tapi selalu melibatkan Wina. Aku merasa duniaku begitu sempit karena perlakuan mereka. Tapi aku sadar diri karena ternyata masih ada teman setia lain yang dengan kebaikannya menganggapku baik. Terima kasih behind support systemku . meskipun kita tak bekerja ditempat yang sama tapi dirimu selalu support aku dengan apa yang kulakukan dan teman ku yang berbeda propinsi yang terus mendukung dan setia mendenar segala keluh kesahku.Â
Apapun kebaikan yang pernah kita lakukan janganlah jadi penghalang untuk terus berbuat baik walaupun seisi dunia tak menyukaimu tapi kamu masih punya Tuhan yang dengan setia masih mendenrkan semua keluh kesahmu dan teruslah berdo'a kepadaNYA yang tak akan Lelah selalu ada dihatimu mengingatkan akan kewajiban sebagai hamba yang harus selalu melaksanakan kewajibannya dengan baik dan menghindari hal yang tidak baik. Teruslah berkarya dibidang yang disukai tanpa menyerah akan keadaan, teman yang sudah tidak sepaham lagi.Â
Ingat dan teruslah ingat akan tiba kebahagiaan itu tepat pada waktunya selama kita masih berusaha dengan niat yang baik menjadi manusia yang baik. Terima kasih sudah pernah jadi teman yang baik. Mohon maaf atas banyak hal yang sudah tidak sejalan . karena berteman hanya akan menyakitimu , maka dengan kerelaan hati aku mundur demi terciptanya kedamaian hati masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H