BOGOR | Pertumbuhan dan perkembangan era digital di Indonesia merupakan bentuk sajian tehnologi yang menjadi keharusan semua generasi maupun kalangan profesi, semua dipaksa dan atau terpaksa untuk terlibat di dalamnya. Tentunya hal tersebut memiliki 2 mata tombak sisi positif ataupun sisi negatif.
Begitu juga halnya dengan tumbuh dan berkembangnya dunia jurnalis yang semakin meroket, sehingga sadar atau tidak sadar, wajib atau tidak wajib semua mengikuti perkembangan tehnologi yang kian pesat. Untuk itu, FWJ Indonesia menginisiasi adanya suatu tatanan dalam fungsi kontrol tata kelola Pemerintah kedepan.
"Kami mencoba mengevaluasi kembali hal-hal yang dianggap sebagai pengingat bahwa perlu adanya kekuatan bersama para organisasi kewartawanan dalam proyeksi Pers Bermartabat tahun 2025 nanti. "Kata Ketum FWJ Indonesia, Mustofa Hadi Karya atau yang biasa disapa Opan paska digelarnya Refleksi Akhir tahun 2024 di The Gazebo Cafe Bogor, Jum'at (27/12/2024).
Sebagai muatan penting, lanjut dia, kegiatan itu guna dilaksanakan untuk melihat kembali pencapaian profesi serta melihat banyaknya diskriminatif, kriminalisasi Pers, dan bahkan sering terjadi gesekan antar profesi.
"Kami melihatnya itu bukanlah suatu kegagalan, namun hal ini bisa menjadi tolak ukur kami untuk memperbaiki kualitas profesi bersama kawan-kawan para organisasi pers kedepan. "Ucapnya.
Dalam refleksi akhir tahun 2024 'Songsong Pers Bermartabat', Opan mengulik sedikitnya lima (5) hal yang menjadi evaluasi bersama, yakni;
1. Mengeratkan kembali dan menjaga keutuhan profesi;
2. Membangun sinergitas dan humanitas;
3. Menumbuhkan sensitifitas maupun kepekaan sesama profesi;
4. Mengevaluasi tatanan profesi dalam bingkai kontrol publik tata kelola pemerintah;
5. Bersama membangun bangsa.
Hal yang sama juga dikatakan Mayjen TNI (Purn) Tatang Zaenudin saat menghadiri undangan refleksi akhir tahun 2024 bersama para organsiasi kewartawanan di The Gazebo Cafe Bogor. Dia mengutarakan jurnalis merupakan garda terdepan NKRI. Kesejahteran serta taraf ekonomi wartawan harus lebih diprioritaskan.
"Semua wartawan dari media manapun dan dari organisasi manapun adalah anak-anak ku. Saatnya kalian mendapatkan kelayakan hidup untuk memenuhi kehidupan. Kesejahteraan para wartawan itu yang harus dipikirkan oleh Pemerintah, dan para stakeholder, alasannya karena pers bukan sebagai profesi biasa, akan tetapi pers adalah profesi yang memiliki full power. "Jelas Tatang Zaenudin.
Eks Jenderal Kopassus ini mengatakan sedikitnya ada puluhan perwakilan organisasi yang hadir, diantaranya, FWJ Indonesia, KWRI, PWRI AWDI, KO-WAPPI, MIO, SPMI, AWIBB, IPJI, AJNI, FWBB, PPRI, GWI nya, dan FPII.
Dia juga menyebut peran jurnalis dalam kehidupan bernegara menjadi corong utama maju atau hancurnya suatu bangsa.
"Senjata yang ampuh digunakan anak-anak ku para wartawan adalah penanya. Sekali mereka menorehkan tintanya dan dijadikan sebuah pemberitaan, maka dunia akan mengetahuinya. Itulah hebatnya wartawan. "Ujarnya.
Sebagai pilar keempat demokrasi, Ketua PWRI Bogor Rohmat Selamat menyampaikan kegiatan positif yang mengevaluasi kinerja profesi wartawan ini merupakan contoh positif guna penyatuan para organisasi, media serta jurnalis kedepan.
"Refleksi akhir tahun 2024 yang di inisiasi oleh FWJ Indonesia merupakan langkah konkrit dan ril bahwa hal ini merupakan bentuk kepedulian sesama hingga kita semua yang berprofesi jurnalis mampu menyatukan persepsi yang sama. Trimakasih kepada Ketum FWJ Indonesia. "Harap Rohmat.
Dia berharap kepada seluruh organisasi dan Insan Pers agar selalu kompak dan solid sehingga muncul kekuatan baru di era berikutnya untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Lanjut Rohmat, selain menyajikan pemberitaan, jurnalis juga harus bisa mendidik kepekaan dan berbagai aduan masyarakat dengan tulisannya demi membangun Bangsa.
"Trimakasih Ketum FWJ Indonesia telah Sukses Gelaran Refleksi akhir Tahun 2024 dan Tetap kompak, tetap solid, tetap konsisten, tetap semangat serta tetap menjaga nama baik dan semoga insan pers 2025, lebih Sejahtera dan BERMARTABAT. "pungkas Ketua PWRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H