Setelah menyiapkan bahan, dilanjutkan dengan proses pembuatan minuman thai tea yang terdiri dari jelly, susu cream, air putih hangat, dan gula. Kemudian kami mengemasnya dalam kemasan botol yang sudah diberi stiker. Berikut ini merupakan dokumentasi dari kegiatan kami disana:
Pada tanggal 14 Januari, kami mengunjungi UMKM Bawang Goreng. UMKM Bawang Goreng sendiri dikelola oleh Ibu Salamah. Beliau berasal dari Brebes dan kemudian bertempat tinggal diPule sejak tahun 2017. Usaha Bawang Goreng yang beliau dirikan ini beliau kelola sendiri bersama suaminya tanpa pegawai lainnya.Â
Disini, kami membantu proses produksi Bawang Goreng dimulai dari pemilihan bawang yang baik, pengupasan, pencucian, pengirisan, penggorengan, dan pengemasan bawang koreng yang sudah jadi ke dalam plastic.Â
Dalam pemasaran bawang goreng sendiri, Bu Salamah membagi bawang goreng dalam beberapa kemasan, yaitu mulai 1000 rupiah, 2000 rupiah, 5000 rupiah, dan 10000 rupiah. Beliau memasarkan produk dengan dibantu oleh suaminya. Produk bawang goreng dipasarkan di 30 warung yang sudah berlangganan dengan beliau.Â
Disini, kami juga berkesempatan membantu Ibu Salamah untuk membuat stiker untuk ditempelken pada kemasan bawang goreng. Berikut merupakan hasil dokumentasi dari kegiatan kami :
Pada tanggal 15 Januari, kami melakukan kunjungan diUMKM Usus Goreng. UMKM Usus goreng merupakan usaha milik Ibu Sri. Rumah beliau sendiri terletak didepan rumah Pak Lurah sehingga cukup dekat dari balai desa yang menjadi tempat base camp kami.Â
Disini, kami juga membantu proses produksi dari pembuatan usus goreng dari awal. Mulai dari ketika usus mulai diberi bumbu kemudian digoreng dan dikemas dalam kantong plastic. Kemasannya sendiri terdiri dari beberapa ukuran, dari yang kecil sampai kemasan besar.Â
UMKM ini merupakan salah satu usaha masyarakat yang tempat produksinya masih menggunakan rumah pribadi dan juga ruangan kecil untuk proses produksinya. Namun, keterbatasan tempat tidak menyurutkan semangat para pengusaha UMKM untuk terus memproduksi dan mendistribusikan hasil produk UMKM mereka kepada masyarakat sekitar.Â
Dari hasil kunjungan yang kami lakukan, mengikuti kegiatan produksi, mendengar keluh kesah dan kesulitan dari pemilik UMKM membuat kami belajar bahwa melakukan usaha haruslah memiliki komitmen dan melakukan inovasi kepada produk secara berkelanjutan.Â
Kami hanya mampu membantu sedikit yang kami bisa untuk mereka dan berharap kendala-kendala yang mereka alami seperti kekurangan pengetahuan terhadap teknologi dapat segera terselesaikan dengan belajar memahami teknologi.Â
Hal ini diharapkan dapat memperluas pemasaran dari produk UMKM sendiri sehingga produk akan tersebar luas kepada masyarakat. Sehingga dapat meningkatkan omzet dari UMKM itu sendiri. Â