Mohon tunggu...
Yeni Kristianingsih
Yeni Kristianingsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Palembang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Pemerintah Atasi Permasalahan Permukiman Kumuh untuk Wujudkan Merdeka Belajar

2 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 2 Mei 2021   07:15 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam mendukung pembangunan nasional. Pendidikan merupakan syarat mutlak untuk dapat mewujudkan pembangunan nasional. Pendidikan memiliki posisi yang strategis dalam segala segi pembangunan nasional, khususnya dalam upaya pengembangan sumber daya manusia. Hal ini membuat pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk dapat mewujudkan negara yang maju dan sejahtera. 

Setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama dalam dunia pendidikan. Setiap warga negara berhak untuk memperoleh pendidikan. Namun sayangnya, di Indonesia masih banyak ditemukan kasus-kasus anak putus sekolah. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ada sekitar 59.443 ribu kasus anak putus sekolah di Indonesia selama tahun ajaran 2019/2020. Jumlah ini dihitung dari kasus-kasus anak putus sekolah di tiap-tiap provinsi yang ada di Indonesia baik dari sekolah swasta maupun negeri. Hal ini menunjukkan bahwa masalah pendidikan di Indonesia masih sangat membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.

Upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan menjalankan sebuah program pembangunan berkelanjutan atau lebih dikenal dengan sebutan SDGs (Sustainable Development Goals). Dalam SDGs terdapat empat pilar pembangunan yaitu, pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, lingkungan, hukum dan tata kelola. 

Dalam pilar pembangunan sosial terdapat TPB ke-4, yaitu menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. TPB ini merupakan upaya pemerintah untuk berfokus dalam memperbaiki permasalahan penididikan yang ada di Indonesia. Pemerintah berusaha menjamin agar setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan. Dalam mencapai TPB ke-4 ini tentunya diperlukan dukungan dan kontribusi yang baik dari semua pilar pembangunan berkelanjutan. 

Dalam  SDGs terdapat 17 TPB yang saling berkaitan dan saling memberikan pengaruh satu sama lain. Jika salah satu TPB tidak tercapai dengan maksimal, maka dapat menghambat pencapaian TPB lainnya. Keberhasilan TPB dalam pilar pembangunan sosial dapat dipengaruhi oleh TPB dalam pilar lingkungan. Contohnya adalah  dalam mewujudkan tercapainya TPB ke-4, yaitu menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. 

Tujuan ini tidak akan tercapai dengan maksimal jika ada TPB lain yang tidak tercapai. Salah satu TPB yang akan memberikan dampak pada ketercapaian TPB ke-4 ini adalah TPB 11 target 11.1 yaitu menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar, serta menata kawasan kumuh. Kasus-kasus permukiman kumuh di Indonesia banyak ditemukan di daerah perkotaan seperti Jakarta, Palembang, Semarang dan sebagainya.

Permukiman kumuh merupakan kawasan permukiman dengan kondisi lingkungan yang jauh dari kata bersih dan rapi, biasanya terdapat di bantaran sungai yang tidak memiliki akses kebutuhan dasar yang memadai, salah satunya pendidikan. Lingkungan tempat tinggal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat dan kualitas pendidikan seseorang. Anak-anak yang tinggal di permukiman kumuh biasanya memiliki tingkat dan kualitas pendidikan yang rendah karena kurangnya sarana dan fasilitas yang menunjang pendidikan mereka. Suasana lingkungan rumah serta fasilitas belajar juga dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi semangat belajar. 

Jika keadaan lingkungan kumuh dan berantakan, maka semangat belajar pun akan berkurang. Karena tidak memiliki semangat belajar, maka banyak dari mereka yang merasa malas untuk menempuh pendidikan. Mereka merasa tertinggal oleh teman-teman lain yang memiliki sarana dan fasilitas pendidikan yang lebih baik. Sehingga mereka cenderung merasa tidak mampu bersaing dengan teman-temannya. Selain itu, tingkat ekonomi keluarga juga menjadi salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat pendidikan anak. 

Rumah tangga yang tinggal di kawasan permukiman kumuh rata-rata merupakan rumah tangga dengan ekonomi menengah ke bawah. Mereka tinggal di rumah yang tidak layak huni dan biasanya kurang memperhatikan kebutuhan dasar seperti pendidikan. Mereka cenderung lebih fokus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan untuk makan. Karena untuk memenuhi kebutuhan pangan saja mereka kesulitan, apalagi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Hal ini membuat mereka kurang menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang penting untuk masa depan. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan banyaknya kasus-kasus anak putus sekolah. Biasanya anak-anak yang putus sekolah ini lebih memilih bekerja untuk membantu orang tuanya mencari uang.  

Untuk mengatasi masalah pendidikan seperti ini tentunya diperlukan kerjasama, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Diperlukan kesadaran tinggi dari masyarakat untuk mendukung program-program pemerintah. Salah satu program pemerintah untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh yang dapat berdampak pada tingkat pendidikan adalah dengan menerapkan program pembangunan Rumah Susun (Rusun). Ada dua jenis Rusun, yaitu Rumah Susun Sewa (Rusunawa) dan Rumah Susun Milik (Rusunami). Dengan adanya program ini, pemerintah bisa mengatasi permasalahan permukiman agar dapat menjamin kehidupan yang layak bagi setiap orang. 

Dalam program Rusun ini juga pemerintah menyediakan fasilitas PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). PKBM merupakan penyelenggaraan fasilitas pendidikan nonformal untuk warga yang tinggal di Rusun. Pendidikan nonformal ini berupa kegiatan pengadaan kelompok belajar, PAUD, taman bacaan, dan fasilitas pendidikan kejar paket (ujian kesetaraan) paket A, B, dan C bagi setiap orang yang sebelumnya tidak menempuh pendidikan formal ataupun yang putus sekolah. Selain itu, terdapat program lain dari pemerintah, yaitu penyediaan fasilitas bus sekolah bagi anak-anak yang tinggal di kawasan Rusun. Bus sekolah ini disediakan gratis untuk mengantar dan menjemput anak-anak dari Rusun sampai sekolah. 

Program ini dilakukan pemerintah untuk meringankan beban ekonomi warga yang tinggal di Rusun. Program-program ini merupakan wujud nyata upaya pemerintah untuk mewujudkan merdeka belajar bagi setiap orang. Untuk mencapai keberhasilan program-program ini tentunya diperlukan kesadaran tinggi dari masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menjalankan program pemerintah. Hal ini sejalan dengan tema Hari Pendidikan Nasional tahun 2021 yaitu "Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar",  dimana pemerintah  bekerja sama membuat program dan masyarakat berpartisipasi aktif untuk dapat melangkah bersama mewujudkan merdeka belajar bagi semua orang khususnya anak-anak usia sekolah.

Dengan adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, maka masalah pendidikan yang ada di Indonesia dapat diatasi. Mengingat bahwa pendidikan merupakan hal yang penting karena melalui pendidikan dapat dilahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, berpengetahuan dan berwawasan yang dapat menjadi tolak ukur maju atau tidaknya sebuah bangsa. Semua anak-anak usia sekolah di Indonesia seharusnya memiliki kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan bukan untuk bekerja  mencari uang. Untuk itu mari bersama-sama bergerak mewujudkan merdeka belajar bagi setiap orang, khususnya anak-anak usia sekolah di Indonesia. Mari bergerak serentak wujudkan merdeka belajar agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dengan generasi berprestasi tinggi. Selamat memperingati hari pendidikan nasional 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun