Mohon tunggu...
Yeni Hevita Purwati
Yeni Hevita Purwati Mohon Tunggu... Penulis - Bismillah

If we can dream it, we can make it happen

Selanjutnya

Tutup

Nature

Keadaan Sampah di Masa Pandemi

22 November 2020   12:47 Diperbarui: 22 November 2020   12:57 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata sampah mungkin tidak asing lagi kita dengar. Jika didefinisikan sampah adalah benda benda yang sudah tidak terpakai oleh makhluk hidup dan menjadi benda buangan. Ada 2 jenis sampah yaitu organik (yang mudah terurai) dan anorganik (yang susah terurai). 

Contoh dari sampah anorganik adalah plastik yang sekarang banyak dipakai oleh seluruh dunia karena bahannya yang fleksibel, kuat, ringan, dan relatif murah.

Tetapi dengan segala kelebihannya tersebut tanpa kita sadari sampah plastik dapat berpotensi terjadinya pencemaran lingkungan seperti banjir, banyaknya penyakit, dan terganggunya ekosistem.

Seperti yang kita ketahui, plastik adalah salah satu jenis sampah tang susah diurai. Berdasarkan data dari kementrian lingkungan hidup dan kehutanan, sampah plastik di Indonesia sebesar 175.000 ton perhari dan pada masa pandemi sekarang sampah plastik naik menjadi 67,8 juta ton dan akan semakin bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Ironisnya lagi Indonesia menjadi produsen sampah plastik terbesar ke 2 setelah Tiongkok.

Semakin banyak sampah maka semakin sulit untuk mencari tempat pembuangan akhir untuk menimbun sampah tersebut. Akibatnya banyak sampah yang akhirnya dibuang tidak pada tempatnya seperti sungai dan laut. Menurut kementerian lingkungan hidup sekitarnya 187,2 juta ton sampah yang dibuang ke laut Indonesia setiap tahunnya dan 57% adalah plastik.

Menurut himpunan kementerian lingkungan hidup, urutan sumber sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga sekitar 48%, kemudian pasar tradisional sebesar 24%, oleh jalan 7,5%, kawasan perkantoran 6%, sekolah 4%, dan kawasan lainnya 9%. 

Dari data yang dikeluarkan oleh kementrian lingkungan hidup menyimpulkan bahwa, laut Indonesia 75% sangat tercemar yang diperkirakan ada 53 juta puntung roko, 15,5 juta tutup botol, 10,1 produk plastik yang dibuang kelaut yang mengakibatkan 267 spesies mati.

Oleh karena itulah, masalah lingkungan yang bersih dari sampah adalah tugas kita semua untuk menjaganya. Dan perlu adanya kesadaran yang tinggi untuk mengurangi penggunaan plastik bisa dimulai dari hal hal yang kecil seperti menyediakan tong sampah di tempat tempat umum, membawa alat makan yang dapat dipakai berulang kali, dan membawa tote bag kain jika ingin berbelanja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun