Mohon tunggu...
Yeni Herlani
Yeni Herlani Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAI Latifah Mubarokiyah Suryalaya Tasikmalaya

Kepentingan Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Media Sosial Berdakwah terhadap Pemahaman Generasi Milenial tentang Nilai-Nilai Islam

29 Oktober 2024   19:30 Diperbarui: 29 Oktober 2024   19:38 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dakwah adalah  proses penyampaian informasi tentang ajaran Islam dengan tujuan mengubah sikap dan perilaku seseorang ke arah yang lebih positif. Pola perubahan ke arah kemajuan dan kepositifan merupakan ciri mendasar yang patut menjadi acuan dalam mempelajari dakwah. Dahulu dakwah Islam dilakukan secara sederhana dengan mendatangi rumah ke rumah dan memberikan materi pendidikan Islam. Kegiatan dakwah saat ini  dilakukan dengan berbagai metode, strategi, dan media. Dengan kemajuan dan kecanggihan metode dan media komunikasi yang ada,  konten khotbah bagi generasi milenial harus banyak memuat unsur virtual.

Generasi milenial mengandalkan teknologi dan  menggunakan laptop, iPad, ponsel pintar, televisi, dan lainnya setiap hari, menjadikan media sosial sebagai bagian yang sangat penting dalam hubungan sosial mereka. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu seharinya menggunakan perangkat teknologi digital dan berbagai aplikasi dibandingkan menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Beberapa komunitas dan organisasi keagamaan memanfaatkan hal ini untuk menyebarkan dakwah melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, dan Telegram.

Kemajuan teknologi diharapkan tidak menimbulkan perpecahan dan kesenjangan sosial, karena  banyak terjadi represi di bidang politik, ekonomi, dan sosial agama. Teknologi informasi juga mendorong kelompok garis keras untuk memperluas jaringannya dan memungkinkan individu melakukan kejahatan baik online maupun offline. Selain itu, diperlukan juga cara penyampaian informasi yang meresap ke dalam psikologi masyarakat. Misalnya saja cuplikan film yang sedang ramai dibicarakan. Seiring berkembang pesatnya dakwah, apa yang sebelumnya dilakukan dengan  pendekatan ceramah dan tablig, atau silaturahmi dan pengajian satu arah, menjadi komunikasi dua arah. Selain ceramah, khotbah untuk generasi milenial kemungkinan besar banyak memuat unsur virtual. Misalnya saja quotes, meme, komik, skrip, infografis, video, dan tren vlog. Saat ini, sebagian besar pengguna muda lebih banyak menggunakan media sosial untuk menonton video dibandingkan  bersosialisasi. Dengan begitu,  portal media Islam mempunyai peluang menyajikan dakwah secara menarik.

Tantangan dakwah di era milenial ini diimbangi oleh kemajuan teknologi yang pesat. Dakwah harus beradaptasi dengan pesatnya perkembangan perangkat. Mereka juga memerlukan akses cepat terhadap konten menarik dalam format digital. Aktivitas sehari-hari cenderung melibatkan penggunaan media modern, terutama di kalangan generasi milenial yang  cenderung mengandalkan internet. Oleh karena itu, sangat penting  untuk melihat millenial untuk menentukan pendekatan dakwah seperti apa yang dapat menghasilkan dakwah yang sukses. Generasi ini dikenal  senang menghabiskan hidupnya di jaringan media online. Generasi ini tidak melihat dunia  secara langsung, melainkan hidup di dunia maya. Mulai dari komunikasi, belanja online, pengumpulan informasi, dan lain-lain. Hal ini merupakan tantangan dan peluang bagi Dawa untuk menerapkannya.

Jadi ada dua hal yang dapat Anda lakukan. Pertama, dalam konteks penggunaan media dakwah. Di era digital saat ini, gadget dan media sosial sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan bagi generasi milenial. Oleh karena itu, gadget dan media sosial harus dijadikan sebagai media dakwah. Pesan dakwah perlu dikemas melalui konten yang akrab di telinga generasi sekarang. Pemanfaatan Portal Dakwah dengan konten tidak harus dalam bentuk tulisan, namun bisa juga  dikemas dalam bentuk vlog, sound cloud, infografik, bahkan meme dan diunggah ke YouTube untuk lebih menyebarkan Dakwah. Dakwah juga bisa dilakukan secara online melalui YouTube, Instagram, dll sebelum akhirnya menemukan kesuksesan luar biasa secara offline. Kedua, kemasan pesan Dakwah harus menarik. Karena sebagus apapun khotbah Anda, jika tidak didukung dengan kemasan yang menarik, maka akan mudah terbengkalai. Kedua pendekatan ini akan membantu Anda berhasil mengatasi dan menyelesaikan tantangan dalam mengajak generasi Milenial.

Menyebarkan dakwah melalui media sosial kini menjadi solusi yang tepat. Budaya membaca dan mencari literatur di Internet semakin meluas, dan minat umat Islam untuk mempelajari ajaran Islam melalui Internet juga semakin meningkat. Internet memberikan prinsip-prinsip praktis dan efisien yang dapat diikuti kapan saja dan di mana saja. Kecanggihan teknologi telah mengubah kemampuan masyarakat dalam memperoleh wawasan keagamaan. Anda bisa mendapatkan model bacaan yang Anda inginkan hanya dengan menggunakan ponsel Anda. Generasi milenial sudah nyaman dengan teknologi digital dan memanfaatkan media sosial serta sumber informasi online sebagai  media pembelajaran, termasuk pembelajaran tentang Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun