Kesimpulan
Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap. Kondisi ini ditandai dengan adanya keterbatassan kemampuan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat inteligensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial. Retardasi mental ini termasuk suatu kondisi yang didiagnosa sebelum usia 18 tahun.
Anak-anak dengan retardasi mental akan belajar dan berkembang lebih lambat daripada anak normal lainnya. Anak-anak dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan, dan mengurus kebutuhan pribadi seperti berpakaian dan makan. Mereka memiliki masalah belajar di sekolah, mereka akan tetap belajar tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama dan ada beberapa hal yang tidak dapat mereka pelajari (American Psychiatric Association, 2000).
Adapun ciri-ciri retardasi mental antara lain berjalan lebih lambat daripada yang lain, memiliki masalah dalam berbicara, sulit mengingat sesuatu, sulit mengerti peraturan sosial, sulit mengerti akibat dari tindakannya, sulit dalam memecahkan masalah, serta sulit untuk berpikir logis.
Faktor utama dari retardasi mental adalah faktor keturunan (genetik) atau tidak jelas sebabnya. Sedangkan faktor sekunder disebabkan oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam kandungan maupun pada anak-anak (Muhith, 2015).
Berikut ini klasifikasi retardasi mental yang terbagi atas 4 yaitu (1) Retardasi mental ringan (Masih bisa dididik) : IQ 50-69, (2) Retardasi mental sedang (Mampu dilatih): IQ 35-49, (3) Retardasi mental berat : IQ 20-34, (4). Retardasi mental sangat berat: IQ di bawah 20.
Sedangkan pencegahan retardasi mental terdiri dari pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H