Awal tahun memang saat yang paling tepat dan menyenangkan untuk membuat resolusi serta rencana-rencana baru dalam kehidupan.
Banyak orang yang menuliskan sebanyak-banyaknya target-target yang mereka ingin capai di tahun ini, tapi banyak juga yang takut untuk membuat resolusi dan target yang akan mereka capai di tahun ini. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Salah satu alasannya adalah : tidak berani bermimpi.
Sangat disayangkan memang kalau ada saja orang yang tidak berani bermimpi. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai hal antara lain kegagalan di masa lalu, ejekan teman atau keluarga, kepercayaan diri yang rendah dan kurang termotivasi untuk mengembangkan diri sendiri.
Saat ini kita sudah memasuki masa MEA ( Masyarakat Ekonomi ASEAN ). Banyak bangsa dari negeri lain datang berbondong-bondong ke Indonesia untuk menikmati berbagai fasilitas dan kesempatan yang terbuka dengan luas di Indonesia, tapi apakah kita mampu bersaing dengan bangsa lain di negara mereka, kalau kita sendiri tidak berani bermimpi untuk kemajuan kita di negara kita sendiri. Sungguh disayangkan.
Impian itu ibarat harapan yang terpatri di depan mata, yang membuat kita terus berlari ke depan mengejar semua yang terbaik dalam hidup kita. Motivasi yang besar untuk meraih impian menjadi semacam energi yang membuat kita terus melangkah dengan penuh semangat dan pasti menuju masa depan.
Impian itu menjadi semacam visi dalam hidup kita yang membuat kita berani untuk menghadapi setiap kesulitan dan tantangan yang muncul ketika kita melangkah maju untuk mewujudkannya. Impian itu bukanlah sekedar angan-angan atau khayalan yang menjadi semacam bunga tidur. Ada semacam ketidaknyamanan dalam diri ketika seseorang belum berhasil mencapai impiannya.
Salah satu pimpinan di perusahaan multinasional mendirikan perusahaan otomotif. Ketika ditanyakan alasannya Beliau menyatakan kalau memiliki perusahaan otomotif adalah impiannya sejak dulu yang dia biarkan terpendam karena belum ada kesempatan.Â
Saat ada kesempatan untuk bekerjasama dengan investor asing, impiannya kembali muncul dan berusaha dia wujudkan, walaupun tantangan ada di depan mata, serta ada kesempatan untuk rugi karena bersaing dengan perusahaan otomotif yang sudah mapan.Â
Bagi mantan pembalap ini, semua itu bukanlah suatu kerugian, yang penting dia sudah berusaha mewujudkan impiannya. Bagaikan kembali ke cinta sejati, demikianlah ibaratnya perjuangan untuk mencapai impian yang belum bisa dicapai di masa lalu.
Impian itu memberi nilai positif bagi jiwa kita. Impian itu bagaikan sebuah arah yang jelas yang ingin dicapai dalam hidup. Kalau arahnya jelas, kita sendiri bisa membuat analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Thread) terhadap diri kita.Â