Mohon tunggu...
Yeni Dewi Siagian Psikolog
Yeni Dewi Siagian Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Professional Training Organizer, Human Capital Practitioner, Digital Marketing ,Trainer dan Assessor BNSP Licensed | Coach, Productivity and Women Empowerment Psychologist | Member of APA (American Psychological Association) | WeSing @yenidewisiagianpsikolog | Twitter @yenidewisiagian | FB/IG @yenidewisiagianpsikolog | YouTube @yenidewisiagianpsikologtv | Pernah bekerja sebagai Journalist di Majalah Intisari (KKG) | Business Inquiries Contact 0812-9076-0969 | Founder of www.butterflyconsultindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

BERANI MERAIH IMPIAN

10 April 2022   19:18 Diperbarui: 15 April 2022   04:31 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan modal SWOT itulah kita bisa menentukan sejauhmana pentingnya impian itu buat kita dan efeknya bagi hidup kita sendiri serta pasangan, keluarga, agama, dan masyarakat.

Jadi bermimpilah dan tidak pernah berhenti untuk mewujudkannya. Setiap orang pasti memiliki impian meski mungkin impiannya dipandang remeh oleh orang lain atau dia dianggap tidak layak untuk mencapai apa yang dia impikan. Padahal baik kita sukses atau gagal, yang pertama kali merasakan akibatnya adalah kita sendiri. 

Jadi kenapa harus takut untuk mengambil resiko berhasil ?

SI PENCURI IMPIAN

Kadang ketika kita memiliki impian yang luar biasa, ada saja orang atau pihak-pihak yang akan meremehkan kita. Kadang kala pikiran kita sendiri pun merendahkan kemampuan kita. Padahal impian ini adalah suci, karena kita dapatkan melalui perenungan dan doa kepada Tuhan. Semua hal yang menghambat kita untuk meraih impian yang besar atau yang Maha Pencipta taruhkan dalam hidup kita bisa disebutkan sebagai Si Pencuri Impian.

Si Pencuri Impian ini bisa saja orang yang pernah gagal mencoba di bidang yang sama, orang yang pesimis, saingan bisnis, atau orang-orang yang memiliki sifat seperti kepiting. Kepiting-kepiting yang dimasukkan ke ember jarang sekali ada yang berhasil keluar dari ember itu walaupun bagian atasnya tidak ditutup. Kalau diperhatikan dengan seksama, kita bisa melihat ketika ada kepiting yang berusaha naik ke atas untuk keluar dari ember, kepiting yang lain akan berusaha menariknya turun sampai jatuh, sehingga jarang sekali ada kepiting yang bisa keluar dari ember tersebut.

Dalam hal ini perlu adanya kepekaan untuk mengetahui siapa saja orang yang memiliki sifat seperti ini. Kita juga perlu mengecek apakah sifat kepiting ini ada dalam diri kita yang menghambat orang lain untuk maju. Karena ketika di dalam hati kita ada sifat cemburu ketika orang lain berhasil, kita pun akan merasa takut untuk berhasil karena takut dicemburui atau diperlakukan dengan tidak baik oleh mereka yang cemburu dengan keberhasilan kita. Ukuran yang kita pakai untuk mengukur orang lain, itu jugalah ukuran yang kita pakai untuk mengukur diri kita sendiri. Baik untuk hal-hal yang positif maupun untuk hal-hal yang negatif.

PENTINGNYA PENGENDALIAN DIRI DAN PENGENDALIAN EMOSI

Sikap dan cara berpikir yang positif harus menjadi karakter kita untuk dapat menghadapi para pencuri impian ini. Setiap gempuran, tekanan, halangan dan rintangan harus kita pandang sebagai pondasi yang kuat untuk mendirikan impian kita menjadi sesuatu yang sifatnya besar dan megah. 

Sama seperti pondasi bangunan, patok ditanam semakin dalam dan diuji dengan alat penguji untuk mengukur sejauh mana kekuatan pondasi ini untuk mendirikan gedung dengan ketinggian sekian meter di atasnya ( loading test ).

Kita juga harus memiliki pengendalian diri yang kuat dalam diri kita ( internal locus of control ) sehingga impian kita bisa terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun