Mohon tunggu...
Yeni
Yeni Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Coronasomnia: Efek Pandemi terhadap Pola Tidur Remaja

2 Juli 2021   19:00 Diperbarui: 2 Juli 2021   21:52 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidur merupakan bagian penting dari kesehatan, kualitas tidur yang baik akan mendukung sistem kekebalan tubuh yang kuat. Sejak pandemi Covid-19, gangguan tidur atau disebut juga insomnia menjadi salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh masyarakat. 

Dikutip dari DSM V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), insomnia adalah gangguan pada pola tidur selama satu bulan atau lebih yang berdampak pada aktivitas sehari-hari. Dilaporkan sekitar 20-66% remaja mengalami insomnia selama pandemi covid-19. Coronasomnia sendiri bukanlah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona, melainkan hanya istilah yang merujuk pada gangguan tidur (insomnia) yang menyerang seseorang selama masa pandemi covid-19.

Menurut Nisa, sebagai salah satu remaja yang saat ini mengalami gangguan tidur, insomnia yang ia alami dikarenakan aktivitas selama pandemi tidak terjadwal, sehingga banyak waktu kosong yang tersedia di jam pagi/siang yang dapat digunakan untuk tidur.

"Berbeda dengan sekolah offline, aku harus bangun di pagi hari untuk beraktivitas sampai sore, pasti di malam hari akan cepat ngantuk karena lelah setelah beraktivitas sepanjang hari," tegasnya. Pernyataan dari Nisa tentu saja banyak dirasakan oleh remaja lainnya.

Adanya durasi waktu tidur yang lebih lama menyebabkan seseorang jarang melakukan banyak gerakan sehingga kalori yang terbakar juga lebih sedikit, oleh karena itu Pola tidur yang sehat sangat berkaitan dengan banyaknya aktivitas fisik seseorang. (Mead, 2019). 

Intensitas bermain gadget juga mempengaruhi pola tidur pada remaja. Gadget merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan, apalagi selama pandemi hampir semua aktivitas dilakukan secara daring. Terlalu sering menghabiskan waktu bermain gadget menyebabkan kurangnya waktu istirahat dan rasa malas yang berkepanjangan. Hal ini lah yang juga mendorong para remaja malas untuk melakukan aktivitas fisik.

Insomnia mempunyai banyak dampak buruk pada kesehatan remaja. Ketika tubuh kurang istirahat, perbaikan fungsi metabolisme dan perbaikan sel yang mengalami kerusakan menjadi terganggu. Hal tersebut membuat tubuh menjadi tidak bugar sehingga menimbulkan efek lemas, pusing, hingga kurang darah.

Selain berdampak pada kondisi fisik, insomnia juga dapat berdampak pada kondisi mental remaja. Kualitas tidur yang buruk berpengaruh pada stabilitas emosional para remaja sehingga keadaan ini lah yang dapat memicu stres dan agresivitas, yang nantinya akan berakibat pada kualitas hubungan remaja dengan lingkungan sosial dan keluarganya. Stres pada remaja dapat memicu peningkatan hormon kortisol sehingga menyebabkan peradangan pada kulit seperti munculnya jerawat.

Sebagian dampak di atas telah dirasakan oleh Nisa. "Pastinya sepanjang hari bakal lemes atau ngantukan, dan susah buat konsenstrasi. Selain itu, juga jadi gampang nimbulin jerawat dan bruntusan," terangnya. Jadi, gimana sih cara ngatasin insomnia?

Latih rutinitas tidur yang baik. Atur waktu tidur agar teratur, pastikan tidur cukup selama 7-8 jam. Jaga suasana kamar agar tetap tenang dan dingin. Gunakan lampu dengan cahaya yang redup, karena paparan cahaya yang terlalu terang akan menstimulasi tubuh dan pikiran, serta mendorong kemunculan energi. 

Buat suatu kebiasaan satu atau setengah jam sebelum tidur, seperti membaca buku atau membuat jurnal. Namun hindari penggunaan gagdet sebelum tidur, cahaya biru yang dipancarkan oleh gadget akan memicu pelepasan hormon melatonin yang menyebabkan sulit tertidur. Ketika suasana kamar sudah dirasa nyaman, maka hindari penggunaan kamar untuk beraktivitas seharian, karena suasana kamar yang nyaman dapat mengundang rasa kantuk dan rileks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun