Penemuan tersebut mempertegas pentingnya pemanfaatan teknik kultur jaringan tanaman dalam berbagai penelitian, sejalan dengan usaha pemuliaan tanaman menggunakan bioteknologi.
Sesuai dengan namanya, teknik kultur jaringan menggunakan potongan jaringan tanaman dan menumbuhkannya dalam medium bernutrisi. Istilah kultur jaringan (tissue culture) digunakan secara lebih luas untuk mencakup beberapa variasi, seperti kultur meristem untuk propagasi tanaman bebas virus (contoh: anggrek, stroberry, anggur, dan kentang), kultur protoplas, suspensi sel, kultur jaringan dan organ (Gamborg, 2002), serta kultur pollen untuk menghasilkan tanaman haploid (Guha dan Meheshwari, 1966). Secara umum, tujuan dari pemuliaan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan dapat diperoleh dengan cara:
1.Inisiasi dan penumbuhan kultur.
2.Melakukan modifikasi tertentu yang mencakup propagasi klon, eliminasi virus, seleksi varietas dan transformasi genetik.
3.Regenerasi tanaman dengan modifikasi yang diinginkan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi:
Evans, D.A., Sharp, W.R., Ammirato, P.V. and Yamada, Y. (1983), Eds. Handbook of Plant Cell Culture,Macmillan Pub. Co., New York, Volume 1.
Gamborg, O. L. (2002). Plant tissue culture. Biotechnology. Milestones. In Vitro Cellular and Developmental Biology-Plant, 38, 84--98.
Gelvin, S.B., Schilperoot, R.A. and Verma, D.P. (1988), Plant Molecular Manual, Kluwer Pub. Co.
Guha, S., & Maheshwari, S. C. (1966). Cell division and differentiation of embryos in the pollen grains of Datura in vitro. Nature, 212, 97--98.