Nama : Yemima Kesia Riansa Putri Br Ginting
NIM : 2214021002
Nilai persatuan dan kesatuan, Persatuan dan kesatuan adalah salah satu jiwa dan kekuatan negara indonesia. Dalam melawan pejajah memerlukan nilai persatuan dan kesatuan untuk mencapai kemerdekaan indonesia, walaupun memiliki perbedaan pemahaman, ideologi dan organisasi tidak membuat para pejuang lemah namun tetap memperjuangkan nilai persatuan dan kesatuan.
Karena dengan adanya nilai persatuan dan kesatuan para pahlawan kita dapat lebih mudah untuk saling komunikasi karena mereka memilki nilai persatuan dan kesatuan dalam memperjuangkan negara kita indonesia. Dan mereka selalu berusaha agar tekad persatuan dan kesatuan mereka melekat dalam hati untuk memerdekan indonesia.
Persatuan dan kesatuan dapat kita lihat pada anggota tni, kelaskaran dan rakyat bersatu padu dimasa pelucutan senjata terhadap jepang, perang belanda dan sekutu. Untuk memecah belah negara indonesia, belanda menciptakan negara negara bagian dan daerah otonom dalam negara federal. Hal ini mengakibatkan banyak yang menuntut negara indonesia kembali ke negara kesatuan pada 17 desember 1950, serta mengakibatkan muncul berbagai kesulitan dibidang politik dan ekonomi rakyat indonesia.
Nilai Rela berkorban dan tanpa pamrih, Nilai rela berkorban sangat menonjol dimasa perang kemerdekaan, para pahlawan pahlawan mempertaruhkan jiwa dan raga mereka untuk melawan para penjajah, tidak hanya itu parah pahlawan juga mengorbankan waktu,harta benda bahkan keluarga yang sangat dia cintai. Telah banyak para pejuang kita yang gugur dimedan juang bahkan juga ada yang cacat dan menderita, serta korban benda saat berjuang melawan penjajah demi tegaknya kemerdekaan indonesia.
Nilai rela berkorban dan tanpa pamrih dapat kita lihata pada salah satu pahlawan kita yaiut jendral soedriman yang berjuang dalam keadaan sakit, dengan satu paru paru yang berfungsi dia tetap memimpin perang gerilya. Jendral soedirman bersama dengan pasukannya telah menempuh sekitar 1000 kilometer dalam waktu sekitar enam bulan, mereka tidak hanya merelakan kekuatan mereka namun mereka juga rela menderita kelaparan dan dahaga namun semangat perjuangan mereka tidak pernah padam demi memperjuangkan negara indonesia.
Tidak hanya itu nilai berkorban dan tanpa pamrih juga dapat kita liat Pada peperangan bandung lautan api peristiwa ini yang ikonik dan sangat menggetarkan. Pada saat itu ada 200 ribu penduduk bandung membakar rumah mereka. Hal itu bertujuan agar dapat mencegah tentara sekutu dan nica memakai bandung sebagai markaas strategis militer. Peristiwa ini berakibatkan api besar berkobar dan asap hitam mengepul diudara.
Strategi ini digunakan karena kekuatan rakyat indonesia tidak sebanding dengan sekutu dan nica. Tentara inggris juga tidak tinggal diam, tentara inggris pun menyerang sehingga terjadilah pertempuran yang sengit didesa dayeuhkolot bandung. Tentara sekutu juga memiliki gudang amunisi, lalu dua anggota barisan rakyat indonesia ditugaskan untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Mereka berdua gugur dan gudang tersebut juga ikut terbakar.
Cinta pada tanah air, adalah salah satu faktor pendorong yang sangat kuat bagi para pejuang pada masa revolusi dimedan juang. Mereka berusaha untuk memperjuangkan negara indonesia dengan tekad dan prinsip bahwa mereka sangat cinta akan tanah air dan dapat memerdekakan negara indonesia.
Dengan rasa cinta akan tanah air para pahlawan selalu memperjuangkan tanah air mereka sekali pun harus menggorbankan waktu, harta bahkan keluarga demi memperjuangkan kemerdekaan indonesia dengan rasa cinta akan tanah air.Dengan adanya rasa cinta tanah air inilah membuat para pejuang mempunyai semangat yang berkobar kobar untuk memperjuangkan kemerdekaan indonesIa.
Dengan cinta tanah air menimbulkan semangat patriotisme dikalangan para pejuang untuk melawan para penjajah. Para pahlawan rela mencucurkan darah di medan perang karena kecintaannya akan tanah air. Sebagai bukti dan perwujudan rasa cinta tanah air dan tumpah darah, maka muncul berbagai perlawanan didaerah daerah terhadap para penjajah demi kemerdekaan tanah air indonesia. Nilai cinta pada tanah air ini kita dapat lihat pada perjuangan disumatera,jawa, bali, sulawesi dan daerah daerah yang lainnya yang ada dinusantara.
Nilai Saling pengertian dan saling Menghargai, sikap saling pengertian dan saling menghargai dapat memupuk rasa persatuan dan terhindar dari perpecahan. Dari sikap saling pergertian akan timbul kekompokan dan rasa kebersamaan. Nilai kejuangan berupa saling pengertian dan saling menghargai masa revolusi dapat kita lihat pada perbedaan pandangan antara golongan pemuda (sutan syahrir dan kawan kawannya) dengan golongan tua (soekarno,hatta dan rekan yang lainnya) pada peristiwa rengasdengklok. Tetapi karena memiliki pengertian dan saling menghargai maka suatu kesepakatan dapat lebh mudah dicapai.
Sehingga teks proklamasi kemerdekaan indonesia dapat selesai dan juga diproklamasikan. Selain itu tokoh tokoh islam yang menjadi panitia sembilan dan ppki saling memahami dan menghargai kelompok kelompok lain sehingga tidak ada yang keberatan menghilangkan kata kata dalam piagam jakarta yang sebelumnya adalah berbunyi “ Ketuhanan dengan menjalankan syariat islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Tidak hanya itu saling pengertian dan saling menghargai juga dapat kita lihat pada kaum sipil yang lebih menekankan cara diplomasi atau perundingan damai, sedangkan kelompok militer lebih menekankan strategi perjuangan senjata.
Dari sikap saling menghargai membuktikan perjuangan diplomasi dan perjuangan senjata saling mendukung walaupun memiliki perbedaan pendapat namun tetap saling mendukung. Pada agresi belanda II para pemimpin sipil ingin bertahan dipusat kota sehingga ditawan belanda sedangkan kaum militer ingin gerilya diluar kota. Namun karena adanya saling pengertian dan saling menghargai kaum militer tidak memaksakan kaum sipil untuk ikut keluar kota untuk bergerilya dan begitu juga sebaliknya. Karena perjuangan diplomasi dan perjuangan bersenjata sama penting dan saling mengisi.
Nilai Semangat yang berkobar, merupakan salah satu kekuatan yang dapat diandalakan para pejuang untuk melawan para lawan dimedan perang. Nah semangat yang berkobar ini dapat kita lihat pada serangan 10 november 1945 atau dikenal dengan pertempuran surabaya. Pertempuran dramatis yang akan selalu dikenang. Seperti yang kita ketahui peristiwa ini didahului dengan insiden perobekan bendera merah putih biru dihotel yamato pada 18 september 1945 dan disusul dengan bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara inggris. Tidak hanya pada itu, puncaknya adalah dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pemimpin tentara inggris untuk jawa timur pada 30 oktober 1945.
Kemantian Brigadir Jenderal Mallaby mengakibatkan pihak inggris mengeluarkan ultimatum 10 november 1945 agar pihak indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan. Tentu saja rakyat surabaya menolak untuk tunduk. Dengan semboyan “merdeka atau mati”, rakyat surabaya terus melawan. Pertempuran berdarah ini menyebabkan banyaknya para pejuang yang gugur dan juga rakyat sipil yang mengungsi. Dengan keberanian arek arek suroboyo juga dipengaruhi oleh Bung Tomo yang terus menerus mengobarkan semangat lewat pidato yang berapi api. Berkat peristiwa ikonik ini maka tanggal 10 november ditetapkan sebagai hari pahlawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H