Pemberlakuan new normal yaitu adaptasi kebiasaan baru perlahan menyelamatkan pendapatan masyarakat khususnya bagi penjualan nasi ayam geprek.
Medan, Tembung, (26/9) Berdasarkan data yang didapat saat mewawancarai seorang ibu penjual ayam geprek yang berada di Medan, Tembung tepatnya Jalan Rela; berikut adalah data-data perkembangan omset penjualan ayam geprek awal tahun 2022 di bulan Januari sampai pada lonjakan bulan Agustus-September. Data berikut ini merupakan pengakuan yang dialami ibu penjualan ayam geprek tersebut yang mengalami penurunan serta lonjakan kenaikan secara signifikan pada bulan Agustus-September saat sekolah-sekolah termasuk universitas melaksanakan tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Medan, Tembung, (26/9) Berdasarkan data yang didapat saat mewawancarai seorang ibu penjual ayam geprek yang berada di Medan, Tembung tepatnya Jalan Rela; berikut adalah data-data perkembangan omset penjualan ayam geprek awal tahun 2022 di bulan Januari sampai pada lonjakan bulan Agustus-September. Data berikut ini merupakan pengakuan yang dialami ibu penjualan ayam geprek tersebut yang mengalami penurunan serta lonjakan kenaikan secara signifikan pada bulan Agustus-September saat sekolah-sekolah termasuk universitas melaksanakan tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Menurut ibu tersebut selaku narasumber yang diwawancarai, penjualan terbanyak mereka adalah saat anak kuliah memulai perkuliahannya. Pengakuannya bahwa, banyak sekali anak kuliah yang pasti memesan lauk baik secara rantangan (membeli rutin selama sebulan) maupun hanya sekedar singgah untuk sarapan. Namun, sebelum perkuliahan secara tatap muka atau istilah kerennya saat ini "online" terjadi penurunan dari penjualan ayam geprek terjadi akibat pandemi  virus Covid-19.
Setelah panjangnya masa-masa dimana seluruh dunia, bahkan untuk Indonesia sendiri menghadapi pandemi virus Corona ini maka langkah selanjutnya pemerintah Indonesia khususnya mengeluarkan peraturan yang disebut New Normal. New normal adalah adaptasi kebiasaan baru setelah lama melakukan lockdown.
Menurut pengakuan ibu penjual ayam geprek dengan inisial S selaku narasumber, memasuki awal tahun 2022, angka penjualan ayam geprek ini pada bulan Januari-Februari sekitar 10 orang/hari dengan pendapatan sekitar Rp. 6.000.000,00. Namun di bulan Maret-April mengalami penurunan penjualan secara hitungan kasar hanya 6 orang/hari dengan pendapatan sekitar Rp. 3.600.000,00. Pada bulan Mei-Juni penjualan kembali normal, yaitu 10 pembeli perharinya. Memasuki bulan Juli-Agustus, lonjakan terjadi. Hal ini akibat dari perkuliahan dibeberapa universitas di Medan, terutama di sekitaran Medan-Tembung. Lonjakan penjualan naik cukup drastis, yaitu sekitar 20-25 orang perharinya. Namun, pengakuan narasumber, paling sering stuck di 20 pembeli/harinya. Sehingga dalam bulan Juli-Agustus pendapatan mencapai Rp. 12.000.000,00.
Penjualan tersebut dapat kita lihat lihat melalui grafik berikut ini.
Buk S mengatakan, penjualan terbanyak terjadi saat mahasiswa mulai melakukan perkuliahan secara tatap muka. Meski dalam pengakuan beberapa mahasiswa bahwa belum seluruhnya mahasiswa tersebut melakukan perkuliahan tatap muka. Namun, Ibu S dengan percaya diri berkata, "Belum masuk semua aja udah sebanyak ini, apalagi kalau semuanya," katanya dengan tertawa diakhir pengucapan. "Insyaallah pasti lebih laris," lanjutnya lagi.
Pengakuan narasumber ini menunjukkan bahwasanya dengan diberlakukannya new normal ini membuat masyarakat menjadi lebih bersyukur karena perputaran pendapatan dapat terjadi lagi. Adaptasi kebiasaan baru ini memungkinkan masyarakat untuk melakukan aktivitas seperti dahulu.
Mengingat bahwa saat ini kita sedang mengadaptasi kebiasaan baru, maka aktivitas-aktivitas yang dilakukan pun mempunyai peraturan, yaitu protokol kesehatan 3M, Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H