Mohon tunggu...
Yelly Yelly
Yelly Yelly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa semester 6, berusaha melanjutkan pendidikan samapi profesi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Edukasi Cegah Stunting pada Anak dengan Mengoptimalkan Pengasuhan pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) di Pelambuan, Banjarmasin Barat

29 Agustus 2024   21:01 Diperbarui: 29 Agustus 2024   21:03 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 2. foto dengan ibu hamil /dok. pri

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) mengadakan Edukasi Cegah Stunting Pada Anak Dengan Mengoptimalkan Pengasuhan Pada 1000 HPK( Hari Pertama Kehidupan) di Posyandu Mawar, Pelambuan, Kota Banjarmasin Barat, Pada Hari Rabu, (15/08/2024).

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting ini merupakan masalah kronis kesehatan yang berkaitan dengan malnutrisi kronis yang terjadi pada anak dan masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia dalam upaya penanganannya. (Iswandari et al., 2020). Sehingga salah satu gerakan percepatan perbaikan gizi adalah pemerintah mengadopsi gerakan Scalling up-Nutrition (SUN) Movement yang merupakan periode 1000 Hari Pertama Kahidupan (HPK) dan terbukti secara ilmiah bahwa periode 1000 HPK ini sangat menentukan kualitas kehidupan seseorang, sehingga jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah seja dini (Himmawan, 2020).

gambar 2. foto dengan ibu hamil /dok. pri
gambar 2. foto dengan ibu hamil /dok. pri

gambar 3. foto dengan ibu menyusui/dok. pri
gambar 3. foto dengan ibu menyusui/dok. pri

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan makanan utama bagi bayi dan hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh selama 6 bulan tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain. ASI adalah sumber nutrisi terpenting yang dibutuhkan oleh setiap bayi idealnya diberikan secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan makanan pendamping sampai usia 2 tahun (Bakri et al., 2022). WHO menargetkan pemberian ASI eksklusif pada bayi sebanyak 50%, tetapi data menunjukkan hanya 40% bayi di dunia yang mendapatkan ASI eksklusif (WHO/UNICEF, 2015) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa 52% bayi berumur dibawah 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Meskipun demikian, Riskesdas 2018 menunjukkan hasil yang cukup berbeda, yang mana cakupan ASI eksklusif hanya 37,3% (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan hasil kegiatan edukasi kepada ibu hamil dan menyusui di Pelambuan, Kota Banjarmasin Barat, diperoleh kesimpulan bahwa peserta penyuluhan sebanyak 10 ibu hamil mengalami peningkatan pengetahuan tentang Pentingnya pengasuhan bayi/balita dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan dengan harapan pengetahuan ibu hamil dan ibu menyusui yang meningkat ini dapat berkontribusi untuk mencega angaka kejadian stunting pada bayi. Diharapkan pihak puskesmas wilayah kerja setempat dapat terus memberikan edukasi lanjutan terkait ASI eksklusif serta perlunya memberdayakan Kader Kesehatan untuk mendampingi dan melakukan advokasi agar ASI tetap diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun