Mohon tunggu...
Yelin Unang
Yelin Unang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Saya Mendengar Musik dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Kisahku di Tanah Rantau : Perjalanan Kuliah yang Penuh Arti"

28 Oktober 2024   15:20 Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai, perkenalkan saya Yelin. Saya berasal dari keluarga yang sederhana, namun dalam kesederhanaan ini, saya sangat bangga memiliki orang tua yang begitu baik. Meskipun hidup kami pas-pasan, orang tua saya sangat bersemangat mengutus saya untuk merantau dari Nusa Tenggara Timur menuju Yogyakarta demi menempuh pendidikan. Saya menyadari bahwa semua ini tidak lepas dari anugerah dan berkah Tuhan yang begitu besar dalam hidup saya.

Saya seorang ,mahasiswa semester 5 di kampus politeknik kesehatan bhakti setya Indonesia Yogyakarta. Pada tulisan ini saya mau menceritakan sedikit pengalama pribadi saya saat di kampus. Ketika pertama kali saat mulai kuliah di Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, saya merasa terkejut dan bahkan sedikit bingung. Kampus ini ternyata jauh berbeda dari kampus-kampus besar yang sering saya lihat, yang biasanya megah dan ramai dengan ribuan mahasiswa. Di sini, jumlah mahasiswanya lebih sedikit, dan suasananya terasa lebih tenang. Saya tinggal di sebuah kos yang cenderung sepi; penghuni kos lainnya juga jarang berinteraksi atau sekadar bertegur sapa. Semua ini tidak seperti yang pernah saya bayangkan tentang kehidupan kampus.

Seiring waktu, saya mulai terbiasa dengan suasana kampus dan kos yang ternyata memberikan tantangan tersendiri. Walaupun awalnya terkejut dengan perbedaan dari bayangan saya, perlahan-lahan saya menyadari bahwa pengalaman ini justru mengajarkan banyak hal. Saya belajar menjadi lebih mandiri, mengambil inisiatif, dan mengatur waktu lebih baik. Kehidupan kuliah di Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia memang menuntut tanggung jawab lebih besar, tidak seperti saat di SMP atau SMA ketika semuanya terasa lebih mudah. Dari situasi ini, saya semakin memahami arti dari kedewasaan dan kemandirian. Meski belum sepenuhnya terbiasa, saya merasa tantangan-tantangan ini membantu saya berkembang dan siap menghadapi dunia kerja di bidang kesehatan di masa depan. Saya harap, dengan terus beradaptasi dan belajar, pengalaman kuliah ini dapat memberi bekal berharga untuk meraih cita-cita yang sudah lama saya impikan.

Di semester pertama, saya merasakan perubahan besar dalam ritme kehidupan belajar. Tidak seperti saat SMA, di mana kegiatan saya penuh dengan aktivitas terjadwal dan suasana belajar yang akrab, kuliah di Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia menuntut saya lebih aktif secara mandiri. Walaupun ada berbagai kesempatan untuk terlibat dalam organisasi atau kegiatan kampus, saya menyadari bahwa saya harus mengambil inisiatif sendiri untuk lebih aktif dalam perkuliahan. Ini adalah tantangan baru bagi saya, karena di masa SMA saya lebih terbiasa dengan bimbingan dan dorongan dari guru. Kini, saya harus belajar mengatur waktu sendiri, mencari informasi secara mandiri, dan memotivasi diri untuk tetap aktif. Meskipun berbeda dari ekspektasi awal, pengalaman semester pertama ini membuka mata saya akan pentingnya kemandirian dan tanggung jawab pribadi dalam dunia perkuliahan.

Setelah melewati semester pertama, saya memasuki semester kedua dengan lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan baru. Di semester ini, saya mulai aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas dan berani bertanya ketika ada materi yang belum saya pahami. Memasuki semester ketiga, saya dihadapkan pada tantangan yang cukup besar dari mata kuliah penyadapan darah. Tugas akhir di mata kuliah ini mengharuskan saya mencari subjek untuk pengambilan darah, yang menjadi langkah krusial dalam menyelesaikan syarat UAS saya. Saya harus mencari seorang pendonor dan menjalani proses pengambilan darah secara langsung, yang tentunya menjadi pengalaman berharga. Proses ini mengajarkan saya banyak tentang teknik pengambilan darah yang benar, serta pentingnya etika dalam berinteraksi dengan calon pendonor. Saya belajar bagaimana menjelaskan prosedur dengan jelas agar pendonor merasa nyaman dan aman. Meskipun ada rasa gugup saat melakukan prosedur tersebut, dukungan dari teman sekelas dan dosen sangat membantu saya. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis saya, tetapi juga memberikan wawasan tentang tanggung jawab seorang profesional kesehatan. Di semester keempat, saya semakin menemukan passion saya dalam bidang kesehatan, dan hal ini memotivasi saya untuk belajar lebih giat dan bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar di depan.

Melihat kembali perjalanan akademik saya selama ini, saya menyadari betapa banyak pengalaman berharga yang telah membentuk diri saya. Dari tantangan di semester pertama hingga penemuan minat saya dalam bidang kesehatan di semester keempat, setiap momen memberi saya pelajaran yang tak ternilai. Saya merasa bangga dapat menghadapi berbagai tantangan, seperti pengambilan darah di semester ketiga, yang semakin memperkuat tekad saya untuk menjadi seorang profesional yang kompeten. Memasuki semester lima, saya dihadapkan pada tantangan baru dalam menyusun proposal penelitian, yang menuntut saya untuk berpikir kritis dan kreatif. Proposal ini tidak hanya menjadi syarat akademik, tetapi juga merupakan langkah awal untuk mengeksplorasi lebih dalam minat saya di bidang kesehatan. Saya berharap dapat menghasilkan penelitian yang bermanfaat dan relevan dengan kondisi saat ini. Dengan semangat dan dedikasi yang terus meningkat, saya berkomitmen untuk terus belajar dan berusaha keras agar dapat mencapai cita-cita saya di masa depan.

Perjalanan hidup saya di Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia tidak selalu mulus, namun setiap tantangan yang saya hadapi telah memberikan makna dan pelajaran berharga. Momen-momen sulit seperti mencari pendonor di semester ketiga dan menyusun proposal di semester lima membuat saya belajar tentang ketekunan, kesabaran, dan pentingnya dukungan dari teman-teman serta dosen. Di tengah kesulitan, saya bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan ini, yang telah mengarahkan saya ke jalur yang tepat dalam mengejar cita-cita saya. Kampus ini bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga menjadi rumah kedua di mana saya dapat tumbuh dan berkembang. Dengan penuh rasa syukur, saya berharap dapat terus menjalani perjalanan ini dengan semangat yang tinggi, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun