Mohon tunggu...
Okto Ikral
Okto Ikral Mohon Tunggu... Mahasiswa - PRIBADI

Okto Ikral Desa Tirta Karya, Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia. Anak Ke-3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Petani Cabe Desa Trijaya Mengharapkan Informasi Ini

27 April 2021   11:16 Diperbarui: 27 April 2021   12:02 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Halo perkenalkan nama saya Yeli Arbian mahasiswa semester 2 dari Universitas Kristen Satya Wacana Fakultas Pertanian dan Bisnis Program Studi Agroteknologi.

Desa Trijaya merupakan desa yang terletak di kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Warga di Desa Trijaya ini rata-rata mata pencahariannya dari perkebunan karet dan sawit. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bapak Dwi Utomo berusia 44 tahun sudah mengenal pertanian selama hidupnya. Untuk saat ini Pak Dwi merupakan petani cabe kurang lebih 3 tahun dengan mengelola lahan  2500 m2, sebelumnya pak dwi menyadap karet. Pada kesempatan ini, saya bertanya langsung dengan pak Dwi permasalahan yang dihadapi dalam menanam cabe. Beliau pun menjawab, menanam cabe itu banyak permasalahnya dan dalam perawatannya cabe itu harus diperlakukan seperti anak sendiri. Pak dwi sering mengeluhkan kendala yang dialaminya

Kendalanya itu pada Jamur Fusarium, hama thrips, patek, dan cuaca ekstrim. Beliau  menjelaskan kepada saya kendala apa saja yang dihadapi, Pada jamur fusarium ini selalu menggangu dengan menginfeksi pada tanaman cabe sehingga tanaman tersebut layu bahkan mati, hama thrips ini mengganggu pada daun cabe sehinga daunnya keriting sampai akhirnya kering dan tumbuhan cabe sendiri menjadi kerdil, pada patek sendiri ini menyerang pada buah cabe yang mengakibatkan cabe jadi busuk, apalagi pada bulan februari sampai april ini cuaca sangat ekstrim hujan terus-menerus serta panas hanya sebentar. Maka dari itu hasil dari tanaman cabe ini menurun

Berbagai cara yang dilakukan beliau untuk mengatasi semua permasalahan tanaman cabe ini, tetapi modal yang dikeluarkan tak sebanding dengan pupuk dan obat yang mahal. Sehingga beliau terus menggali informasi dengan mendatangi petani-petani yang lebih berpengalaman serta mengakses media internet seperti youtube dan grup-grup media sosial yang membahas tentang cabe.

Informasi yang sangat dibutuhkan saat ini benih yang unggul karena beliau masih membingungkan benih yang unggul untuk ditanam. Dengan ditanami benih unggul cabe pun tahan terhadap  serangan hama, buah cabe yang cepat , dan hasil cabe yang maksimal. Cara mengatasi hama dengan baik, kata beliau dengan mengatasi hama yang baik maka tanaman cabe pun bisa tumbuh subur, bagus, serta buahnya yang lebat. Cara pembuatan pupuk organik, dengan bisanya membuat pupuk organik maka baiaya yang dikeluarkan pun lumayan hemat dan mudah dijangkau bahan-bahannya serta tanaman cabe pun lebih sehat daripada pupuk kimia. Dan pupuk yang paling cocok atau yang paling bagus untuk tanaman cabe, karena beliau sering beli pupuk dengan harga lumayan mahal tetapi reaksi pada tanaman cabe sendiri biasa saja. Hal inilah yang menyebabkan biaya pembelian pupuk yang mahal dibandingkan hasil yang diperoleh dari cabe

Solusi yang diterapkan pak Dwi dalam  mengantisipasi pupuk yang mahal beliau menggunakan pupuk kandang yang direndam di dalam drum jadi dengan sari-sari pupuk kandang yang sudah direndam itu saya kocor kan di tanaman cabe yang sehat tanam dengan demikian nutrisi tapi itu tercukupi dan tidak mengeluarkan biaya yang terlalu mahal dan untuk sekarang ini saya menanam cabe keriting dan cabe rawit tetapi menggunakan cabe lokal bukan cabe yang bagus nah untuk itu cabe lokal ini banyak sekali hama dan penyakit nya.

Dari hasil wawancara saya dengan bapak Dwi Utomo, beliau memohon sekali untuk mendapatkan informasi tentang bibit unggul bibit yang bagus yang bisa ditanam dan menghasilkan cabe yang sangat memuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun