Mohon tunggu...
Yeksi Devitasari
Yeksi Devitasari Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa S3

S1 Universitas Negeri Malang S2 UIN MALIKI Malang Purna RAINAS XI Cibubur Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Siapakah Kita Sebenarnya?

27 Maret 2018   07:42 Diperbarui: 27 Maret 2018   08:51 2439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengarungi tepian kehidupan. Menapak ke segala arah unuk menemukan suatu tujuan. Berusaha selalu melangkah hadapi rintangan. Membiasakan rasa pahit dan manisnya cobaan. Merenungi semuanya, dan menggoreskan ilmu sebagai bekal untuk menjalani kehidupan.

Who am I..? Siapakah diriku..?

Siapakah diri Anda..??

Jika saya bertanya seperti itu, kira- kira Apa jawaban Anda..? Dulu, saya pernah ditanya dengan pertanyaan yang sama. Saat itu, saya benar- benar merasa bingung dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab pertanyaan sesederhana tersebut.

Mungkin Anda juga merasa bingung untuk menjawab pertanyaan itu sekarang. Kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah karena Anda belum: "Mengenal diri Anda yang Sebenarnya". Kita telah banyak melangkah dan melakukan banyak gebrakan di Dunia ini, namun apa artinya jika kita belum mengenal diri kita sendiri..?

Padahal, "Mengenal diri sendiri" menjadi bekal agar kita mempunyai arah dan tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya, saat Anda melihat sebuah cermin, Anda bisa langsung mengetahui siapa diri Anda. Namun belum bisa "mengenal", jika kita hanya tahu dari luarnya saja. Oleh sebab itu, "Kita" adalah Apa yang ada di pikiran kita, dan "Kita" adalah Apa yang kita kerjakan. Maka, suatu keunggulan tidak ditentukan oleh perbuatan sesaat, melainkan ditentukan oleh suatu kebiasaan.

  • 1. "Orang yang tahu akan dirinya, dan ia sadar bahwa ia adalah orang yang tahu". Inilah orang yang penuh keyakinan. Ia tahu sejauh mana kemampuan dirinya, sehingga ia dapat melangkah di Dunia ini dengan mudah. Tidak ada rasa takut dan kekhawatiran akan dirinya.
  • Ikutilah orang ini, karena ia tahu apa yang harus dilakukan, dan tahu strategi apa saja yang harus dipersiapkan untuk menaklukkan hari esok.
  • 2. "Orang yang tahu akan dirinya, namun ia tidak sadar bahwa ia adalah orang yang tahu". Orang seperti ini adalah orang yang masih terombang- ambing. Ia masih mencari jati diri yang sebenarnya. Rasa takut dan kekhawatiran masih menyelimuti dirinya, sehingga ia belum berani mengambil langkah dalam hidup ini. Dekatilah dan bimbinglah ia untuk mencari tahu siapa dirinya yang sebenarnya.
  • 3. "Orang yang tidak tahu akan dirinya, dan ia sadar bahwa ia adalah orang yang tidak tahu". Ini adalah orang yang rendah hati dan selalu bersikap hati- hati. Ia tahu baru sejauh mana kemapuan dirinya, sehingga ada niat yang kuat untuk senantiasa belajar dan mencari tahu apa kelebihannya.
  • 4. "Orang yang tidak tahu akan dirinya, namun ia tidak sadar bahwa ia adalah orang yang tidak tahu". Inilah yang paling berbahaya. Ia tidak tahu, tapi ia tidak sadar bahwa dirinya itu tidak tahu, karena hati atau qolbunya telah keras, sehingga ia tidak bisa menerima ilham dan pencerahan dari Allah swt. Ibarat sebuah kaca yang tertutup dengan debu, sehingga tidak bisa menerima cahaya dari luar.

Pada dasarnya, Allah melalui malaikat Jibril telah membagikan limpahan wahyu kepada seluruh makhluk di Dunia ini setiap hari. Namun karena hati kita kurang peka, kadang kita tidak menyadarinya. Padahal, jika kita senantiasa meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah, maka kita akan menjadi orang- orang yang "tahu", karena kita telah mendapatkan 'fadhilah' (ilham yang sempurna) dalam hidup ini.

Kemudian jika kita senantiasa menjaga hati agar tetap bersih, maka kita akan mendapatkan 'maunah', dan jika maunah tersebut kita jaga dengan iman yang istiqomah, maka kita akan mendapatkan 'karomah'.

Kemauan untuk merencanakan tujuan hidup akan membantu Anda untuk mengenali diri secara utuh. Dengan begitu, Anda akan mengetahui potensi dan menyadari betapa kompleksnya diri Anda. "Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu", "Kenalilah dirimu, maka kamu akan mengenal TuhanMu".

Dengan memahami dan selalu berusaha untuk mendekati Allah swt, maka perlahan- lahan Anda akan: "Mengenal diri Anda yang Sebenarnya". Belum lengkaplah seorang muslim jika ia belum mengenal dirinya sendiri. Dengan mengenal diri Anda secara utuh, maka Anda akan dapat menjalani dan memahami kehidupan ini dengan mudah.

Misalnya, saat Anda sedang dihadapkan dengan rangkaian masalah dan cobaan yang berat, sebenarnya Anda lah yang paling tahu apa yang harus dilakukan, bukan orang lain. Oleh sebab itu, yakinlah dengan pertolongan Allah dan mintalah pertolongan kepadaNya. "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta orang- orang yang sabar". (Q.S Al Baqarah: 153).

  • Lantas... Bagaimana kita tahu, kita sudah mengenal diri kita apa belum..??
  • "Jika Anda sudah dapat menjadi seseorang yang bermanfaat dan dapat melaksanakan apa yang terbaik dalam hidup ini, dengan tidak melupakan hak- hak dan kewajiban Anda sebagai seorang muslim. Berarti "Anda sudah mengenal diri Anda yang Sebenarnya".

Congratulation..!! And see you at the Top..!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun