Selain itu faktor dari luar seperti lingkungan pekerjaan juga cukup ambil andil dalam kelangsungan hubungan sepasang. Dikisahkan, hubungan Da Eun dan Jang Hyuk mulai renggang bukan karena adanya pihak ketiga tapi karena faktor pekerjaan yang membuat mereka sulit berkomunikasi dan bertemu.
Sebenarnya kalau mau dirunut lagi, kisah cinta Da Eun dan Jang Hyuk menjadi pelik karena di antara mereka tidak ada komunikasi. Yang ditonjolkan cinta-cintaan melulu. Padahal perkara siapa yang buang sampah itu juga penting untuk dibicarakan.
Ada pepatah Jawa yang bilang witing tresno jalaran soko kulino yang punya arti cinta datang karena terbiasa. Jang Hyuk yang LDR dengan Da Eun dan kulino sama Bo Yeong, rekan kerjanya membuat Jang Hyuk jadi tresno sama Bo Yeong. Ternyata pepatah Jawa itu ada benarnya. Nggak ada yang salah dengan perselingkuhan ini. Ini bagian realistisnya.
Kalau ada pasangan yang terciduk selingkuh, sudah umum kalau salah satunya pasti dijulidin. Belum lagi kalau ada pihak ketiga seperti yang disebut pelakor atau pebinor. Pihak yang berselingkuh dicap menjadi tersangka kemudlian dirundung. Padahal belum tentu. Bisa saja pasangan yang dikira korban padahal tersangka. Yang selingkuh sebenarnya korban atau sebaliknya.
Seperti cerita Sweet and Sour ini. Di awal kita pasti mikir bahwa Jang Hyuk, laki-laki tukang selingkuh dan Bo Yeoung adalah pelakor. Tapi itu tidak sepenuhnya benar setelah kita menonton cerita sampai akhir dan melihat perbuatan Da Eun.
Berdasarkan kisah di film Sweet and Sour ini, perselingkuhan itu pasti ada sebabnya. Kadang pasangan yang menyelingkuhi atau diselingkuhi tidak tahu kalau mereka selingkuh lho. Ya mikirnya biasa aja. Menurut saya hal itu bisa terjadi karena kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh pasangannya.
Yang dulunya sayang-sayangan tiap hari, tapi karena kesibukan dan pekerjaan, frekuensi sayang-sayangannya jadi berkurang. Yang dulunya ketemu dan ngobrol tiap hari, tapi karena LDR jadi berkurang waktu ngobrolnya. Komunikasi berkualitas jadi berkurang karena jarak.
Secara keseluruhan film ini saya beri nilai 7/10. Lumayan ringan dan relate sama kehidupan kita sehari-hari. Semua seputar kehidupan, percintaan, tekanan pekerjaan, selingkuh tipis-tipis, LDR yang bikin plotnya menyatu dan saling terkait sehingga menimbulkan konflik. Plot twist yang ditampilkan juga membuat saya geleng-geleng sendiri. Tapi begitu film selesai saya tiba-tiba mikir, "Sesulit itukah setia dengan satu pasangan?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI