Mohon tunggu...
Yosua Eka Putra
Yosua Eka Putra Mohon Tunggu... Freelancer - ENFP

C'est la vie.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menanti Buah Metamorfosis Ibra

3 Februari 2020   16:48 Diperbarui: 4 Februari 2020   09:16 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibrahimovic memang sosok yang disegani di Milan. Selain memori manis bersama I Rossoneri, dia juga dikenal memiliki karakter pejuang, ambisius dan punya standar yang tinggi."

Teka-teki masa depan Zlatan Ibrahimovic akhirnya terungkap dua bulan setelah meninggalkan LA Galaxy. Ibrahimovic bergabung dengan mantan klubnya, AC Milan, pada 27 Desember 2019.

Ibrahimovic meneken kontrak hingga Juni 2020, plus opsi perpanjangan selama satu musim. Dia memilih nomor 21 untuk menghiasi bagian belakang kostumnya di Milan.

Ibrahimovic pernah membela Milan dengan torehan pada 2010-2012. Dia mengoleksi 56 gol dan 24 assist dari 85 laga di berbagai ajang dalam kurun waktu tersebut. Bomber asal Swedia itu turut berjasa membantu I Rossoneri merengkuh masing-masing satu trofi Serie A dan Piala Super Italia.

Akan tetapi, semua catatan apik itu tercipta saat Ibrahimovic masih berusia 30-an awal. Kini, pemain berjuluk Ibracadabra tersebut hampir menginjak kepala empat atau tepatnya 38 tahun.

Kedatangan Ibrahimovic ke Milan mengundang respons skeptis dari sejumlah kalangan. Satu di antaranya datang dari mantan gelandang Juventus dan timnas Italia, Claudio Marchisio.

"Saya berharap dia (Ibrahimovic) mengguncang mereka (Milan). Rossoneri harus kembali ke level yang sepantasnya. Meski begitu, dengan segala masalah yang ada pada musim ini, saya akan berusaha mempromosikan sejumlah pemain muda (ketimbang mengontrak Ibrahimovic)," katanya, seperti dilansir Sky Sport Italia.

Apa yang bisa Ibrahimovic berikan bagi Milan? Bukankah kemampuan pemain seusia dia sudah "habis"? Kenapa pula dia tidak terus membela LA Galaxy? Gaji melimpah dan ekspektasi jauh lebih rendah dibanding di Milan?

Ah, boleh jadi Ibra ingin relaks dengan bermain untuk Milan yang dicintainya sambil menikmati puja-puji para tifosi.

Tidak, bukan itu alasannya.

"Saya tidak datang untuk menjadi maskot Rossoneri. Saya mencari tantangan terakhir. Pada usia seperti saya, Anda tidak mencari hal lain selain tantangan," tutur Ibrahimovic, seperti dilansir Sempre Milan. "Saya merasa masih bisa memberikan sesuatu yang penting. Jika tidak, mereka tidak akan menghubungi saya."

Pelatih Milan, Stefano Pioli, mengungkapkan optimismenya terhadap kedatangan Ibrahimovic. Menurutnya, itu seperti berkah bagi I Rossoneri.

"Zlatan membuktikan dia bukan hanya pajangan atau patung, tetapi pemain hebat dan menampilkannya di lapangan. Kedatangan dia adalah anugerah dari Tuhan melalui apa yang ditunjukkannya dalam latihan maupun pertandingan," seru Pioli, seperti dilansir Goal.

Mari menerka sudut pandang Ibrahimovic dan Pioli.

Pioli tetap memasang Ibrahimovic sebagai striker, posisi yang identik dengan torehan gol. Namun, dari segi usia, Ibrahimovic tidak lagi berada pada masa produktif.

Terbukti, Ibrahimovic baru mencetak dua gol dari lima laga sejak kembali berkostum Milan. Lalu, apa yang I Rossoneri harapkan dari bomber asal Swedia tersebut hingga berani melepas Krzyzstof Piatek ke Hertha Berlin pada pengujung Januari lalu?

Pasalnya, lini depan tumpul. Sebelum pemain yang kerap disapa Ibra itu bergabung, Milan hanya mampu mencetak 16 gol dari 17 laga (rerata 0,94 gol per laga) Serie A musim 2019-20.

Mirisnya lagi, hingga Giornata ke-22, pemain tersubur I Rossoneri bukan striker. Dia adalah Theo Hernandez yang beroperasi sebagai bek kiri mampu mempersembahkan lima gol.

Paling tidak, kehadiran Ibrahimovic memberi efek positif terhadap peningkatan performa dan torehan gol Milan. Sejak dia datang, rerata gol anak asuh Pioli naik menjadi 1,4.

Ibrahimovic pun masih berpeluang menambah pundi golnya bersama I Rossoneri. Mungkin tidak sebanyak dulu, tetapi setidaknya patut diwaspadai lawan. Bagaimana caranya?

Arogansi dalam dirinya tidak membuat Ibrahimovic kehilangan akal sehat. Dia menyiasati usianya dengan realistis di atas lapangan hijau. Mau tidak mau, ada yang dia ubah dari permainannya di lapangan hijau.

Expected Goals (xG) Zlatan Ibrahimovic (Foto: Opta)
Expected Goals (xG) Zlatan Ibrahimovic (Foto: Opta)

Ibrahimovic muda tak jarang pamer kualitas dribel dan teknik di hadapan lawan. Di sisi lain, dia juga memiliki tendangan keras yang mampu menghujam gawang oposisi. Namun, Opta melansir data bahwa seiring bertambahnya usia, Ibra dengan bijak menyiasati gaya bermainnya.

Itu bisa dilihat dari tingkat expected goals (xG) yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Ibrahimovic semakin efektif dalam melakukan penempatan posisi sehingga memiliki ruang dan posisi yang lebih baik untuk melepaskan tendangan.

Wajar jika Opta mencatat dua sebagai pemain yang paling konsisten mendulang gol setelah Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sejak musim 2007-08. Rerata gol dia ada di angka sekitar 0,82 gol tiap 90 menit (per 20 Desember 2019).

Tingkat partisipasi Zlatan Ibrahimovic dalam membangun serangan tim (Foto: Opta)
Tingkat partisipasi Zlatan Ibrahimovic dalam membangun serangan tim (Foto: Opta)

Penempatan posisi yang lebih efektif seiring berjalannya waktu didukung oleh data kedua yang Opta rilis Desember 2019. Dari grafik di atas, partisipasi Ibrahimovic dalam membangun serangan timnya cenderung menurun sepanjang tahun. Namun, bukan berarti dirinya oportunis dan hanya mementingkan gol.

Justru, Ibrahimovic menyadari bahwa kondisi fisiknya bakal terus menurun seraya pertambahan usia. Kelebihannya dalam duel udara dan tendangan akurat dipadukan kejelian dalam menempatkan posisi serta body balance yang tangguh. Hasilnya, dia tetap produktif mencetak gol dalam beberapa musim terakhir.

"Mustahil untuk bermain seperti yang saya lakukan sepuluh tahun lalu, tetapi saya tahu apa yang harus saya lakukan. Daripada berlari, saya akan menendang dari jarak 40 meter," katanya, seperti dilansir Sky Sports.

Ada yang tidak kalah penting dari gaya bermain yang masih bisa berguna untuk tim, yakni perubahan peran Ibrahimovic bagi ruang ganti Milan.

Sejak beberapa musim terakhir, I Rossoneri krisis figur pemimpin. Itu tidak lepas dari kepergian sejumlah sosok pemain sarat pengalaman. Kapten saat ini, Alessio Romagnoli dinilai masih hijau dan belum mampu memimpin rekan-rekannya.

Untuk itulah Milan mendatangkan Ibrahimovic. Jika dulu diharapkan dari gol-golnya, I Rossoneri berharap Ibra bisa menjadi mentor bagi pemain-pemain muda.

Ibrahimovic memang sosok yang disegani di Milan. Selain memori manis bersama I Rossoneri, dia juga dikenal memiliki karakter pejuang, ambisius dan punya standar yang tinggi.

"Ibra akan sangat membantu Milan dengan ambisinya. Meski lebih tua saat ini, dia tetap berada dalam kondisi yang bagus dan memiliki banyak talenta. Dia pemain matang yang bisa membantu para pemain muda," kata legenda sekaligus mantan kapten I Rossoneri, Massimo Ambrosini.

Keberadaan Ibrahimovic pun disyukuri oleh Leao. Bagi pemain muda seperti dia, Leao menganggap Ibrahimovic sebagai mentor dan bisa menimba ilmu sebanyak mungkin.

"Saya menganggap Ibrahimovis sebagai kakak. Sejak tiba, dia bicara dan memberi nasihat tentang bagaimana cara berkembang dan posisi saya di kotak penalti," ungkap Leao, seperti dilansir Sky Sport Italia.

Jangan muluk bicara soal Milan kembali ke masa-masa kejayaannya. Untuk jangka pendek, mengangkat performa Milan bakal jadi tantangan berat bagi Ibrahimovic. Demi mewujudkan hal tersebut, Milan memerlukan figur yang mampu menggenjot standar para pemain muda untuk tampil sebaik mungkin.

Mampukah dirinya mengemban peran tersebut? Ingat, waktumu hanya enam bulan atau paling lama 18 bulan, Ibra!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun