Mohon tunggu...
Yehezkiel Chris T
Yehezkiel Chris T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya penulis yang suka musik

Selanjutnya

Tutup

Music

Konflik Posan Tobing dengan Band Kotak Soal Royalti

24 September 2023   17:05 Diperbarui: 25 September 2023   02:42 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini kita dikejutkan dengan salah satu band di Indonesia yang sangat terkenal, yaitu Kotak Band. Kotak adalah band yang dibentuk dari tahun 2004, dan sampai saat ini masih aktif dalam dunia industri musik di Indonesia. Pada awalnya Kotak memiliki empat anggota yaitu Cella, Icez, Posan, dan Pare. Namun seiring berjalannya waktu, pada tahun 2011 Posan Tobing dan Pare keluar dari Kotak, band ini sekarang anggotanya adalah Tantri, Chua, dan Cella. 

Posan Tobing adalah drummer dari Kotak Band yang ikut terlibat pada penciptaan lagu Kotak, beberapa lagu yang ia ciptakan sendiri adalah Berbeda, Cinta Jangan Pergi, Kerabat Kotak, dan Ku Ingin Sendiri, serta lagu yang ia ciptakan bersama anggota band yang lainnya adalah Masih Cinta, Pelan-Pelan Saja, Kosong Toejoeh, Selalu Cinta, dan Tinggalkan Saja. Kasus yang terjadi pada Posan Tobing dan Kotak Band adalah royalti lagu yang tidak diberi oleh Kotak, pesan ini diberikan secara terbuka pada Kotak Band di berbagai platform sosial media seperti Instagram, Youtube, Tiktok, dan masih banyak lagi. Dalam unggahan video Posan Tobing di Instagram pada tanggal 13 Juni 2023, ia menjelaskan bahwa lagu-lagu Kotak yang dibawakan di panggung adalah lagu yang ia ciptakan, dan ia menjelaskan lebih dalam pada caption di Instagram, "Wah wahhh kayaknya harus di kasih peringatan keras nih bro and sist. Kalo pake lagu gw di akuin kali bro and sist. Lah duitnya loe makan yg punya lagu ngga loe akuin. Hehe.. Gitu amat loe nyari duitnya."

Konflik ini terus berlanjut dan membuat banyak yang berselisih pendapat pada masyarakat lebih mendukung Kotak atau Posan Tobing. Adanya konflik ini pastinya membuat Kotak harus klarifikasi dan menjelaskan dari sudut pandang yang dialami Kotak Band. Video klarifikasi tersebut diunggah di Instagram Official Kotak, dalam video itu dijelaskan memang ada lagu Kotak yang diciptakan oleh Posan Tobing, tetapi tidak dibawakan ketika kami bermain di event musik, beberapa lagu yang Posan Tobing terlibat seperti Pelan-Pelan Saja, Masih Cinta juga tidak sepenuhnya ciptaannya. 

Konflik ini tidak hanya berdampak pada Kotak dan Posan Tobing saja, namun terdampak pada penggemar Kotak, Kerabat Kotak, serta masyarakat yang memiliki minat terhadap dunia industri musik, adanya tuntutan serta konflik ini juga dapat membuat berbagai pemain musik di kafe berfikir dua kali untuk membawakan lagu orang lain. Dalam Undang-Undang dijelaskan bahwa terdapat Undang-Undang Hak Cipta yang menjelaskan bahwa seseorang harus memiliki izin untuk membawakan karya dari orang lain.

Jika kita perhatikan lebih jauh dalam teori yang dipaparkan oleh Muzafer Sherif yakni Teori Pertimbangan Sosial, adanya konflik ini membuat masyarakat memilih mana yang harus didukung dan membuat perselisihan antar masyarakat, hal ini juga dipengaruhi oleh berbagai alasan yang ada serta bagaimana masyarakat mau mendukung pihak yang ada (Griffin, M., 2019:196).

Jadi kita perlu memahami bahwa terdapat konflik antar sesama, yang perlu kita lakukan adalah mendukung berbagai pihak yang ada agar keduanya dapat berkembang dengan baik, dalam hal ini kita berharap bahwa konflik antara Posan Tobing dengan Kotak Band dapat terselesaikan dengan baik dan menemukan jalan tengahnya. Meskipun dikabarkan bahwa konflik ini masih berlanjut sampai saat ini, namun kita perlu mendukung kedua belah pihak serta tidak terpengaruh oleh berbagai media yang negatif.

Daftar Pustaka

Griffin, E. (2012). A First Look at Communication Theory (8th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun