Pemerhati teknologi pertahanan di Indonesia pasti sudah familiar dengan kalimat "Alutsista Indonesia mengandalkan impor". Pertanyaannya, seberapa besar ketergantungan Indonesia?
Saya menelusuri data ekspor dan impor senjata yang dilaksanakan Indonesia sejak tahun 1950 sampai dengan data terakhir tahun 2020. Termasuk negara tujuan ekspor maupun negara sumber impor. Data tersebut lengkap pada situs Stocholm International Peace Research Institute (SIPRI) di halaman www.sipri.org. Alih-alih mengukur nilai transaksi finansial, SIPRI mengkonversi ekspor dan impor tersebut menjadi nilai yang merepresentasikan transfer sumberdaya militer (alutsista) yang dikenal dengan Trend Indicator Value (TIV).Â
Hasilnya mencengangkan. Nilai TIV Indonesia adalah:
Impor: 19.538 juta TIV
Ekspor: 490 juta TIV
Jika kita asumsikan nilai ekspor tersebut adalah kemampuan kemandirian alutsista Indonesia, maka kita akan menemukan rasio 97,5% alutsista Indonesia berasal dari pengadaan luar negeri.
Pertanyaan pentingnya adalah "Bagaimana caranya Indonesia bisa mencapai kemandirian alutsista?"
Hanya satu cara. Kita akan bedah dalam catatan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H