Mohon tunggu...
Yefta Audy Susetyo
Yefta Audy Susetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana

Hallo Nama Saya Yefta Audy biasa dipanggil Yefta. Saya Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Fakultas Pertanian dan Bisnis Program Studi Agroteknologi. Saya aktif sebagai anggota organisasi fakultas untuk meningkatkan skill kepemimpinan dan menambah relasi. Hobi saya adalah bermain Badminton.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

[Kreanova] Biosaka Menjadi Inovasi yang Menjanjikan dalam Meningkatkan Produktifitas Jagung

27 Oktober 2023   12:12 Diperbarui: 27 Oktober 2023   13:09 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Maruapey, 2023)

Jagung merupakan salah satu tanaman pertanian yang sangat penting dalam perekonomian global dan nasional, karena merupakan sumber pangan masyarakat baik berupa pangan, pakan ternak maupun bahan baku lainnya. Berdasarkan perkiraan data produksi jagung pada tahun 2020-2024 akan terus tumbuh sebesar 0,94-0,97 persen per tahun. [2].

Harga pupuk anorganik yang terus meningkat memaksa petani mencari alternatif lain sebagai sumber makanan (unsur hara) bagi tanaman. Konsep dasar pertanian organik adalah suatu metode menanam tanaman yang menghindari atau meminimalkan penggunaan senyawa kimia sintetik (pupuk, pestisida dan zat pengatur tumbuh) [3]

Sistem pertanian organik dilaksanakan seefisien mungkin melalui penggunaan pergiliran tanaman, sisa tanaman, pupuk kandang (kotoran hewan), kacang-kacangan, pupuk hijau, sampah organik dari luar pertanian, pupuk mineral organik dan pengendalian hama, meningkatkan produktivitas dan pasokan tanah. unsur hara bagi tanaman [5]

Yuk mengenal Biosaka 

Biosaka berasal dari dua suku kata yaitu Bio yang artinya hayati/hidup dan Saka singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam. Pemanfaatan biosaka bagi petani jagung dapat mendukung pengembangan pertanian organik. Biosaka merupakan campuran bahan alami yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman jagung dan meningkatkan produksi jagung.

Biosaka disebut sebagai elisitor dari ilmu epigenetik. Biosaka merupakan sistem teknologi terbarukan dalam pengembangan pertanian organik modern yang lahir sebagai bioteknologi yang ditemukan oleh petani kreatif asal Blitar, yaitu Muhammad Ansar sejak tahun 2006.[4]

Biosaka sebagai ramuan dari bahan alami sekitar yang dapat memacu pertumbuhan tanaman jagung dan meningkatkan produksi mendapat apresiasi dari banyak petani. Biosaka berperan sebagai elysitor bagi tanaman jagung untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus karena mengandung hormon spora dan bakteri yang tinggi. Elisitor yang berfungsi untuk memicu, merangsang dan memberi signal kepada tanaman jagung agar sel selnya dapat bekerja dengan baik.

Tanaman yang digunakan lebih banyak memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar areal sawah/ladang. Dan tidak jarang, tanaman yang digunakan tersebut biasanya oleh sebagian besar petani dianggap sebagai gulma yang harus dibersihkan/tidak bermanfaat.

Yuk simak langkah-langkah pembuatan Biosaka serta pengaplikasiannya

Menurut penemunya, Muhamad Ansar, minimal 5 jenis tanaman (tidak terkena hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan warna daun rata.

Langkah Langkah dalam pembuatan Biosaka untuk lahan jagung

  • Siapkan minimal 5 jenis tanaman yang dianggap gulma  
  • Siapkan ember berisikan air sebanyak 5 liter
  • Campurkan 5 jenis tanaman tadi dengan air bersih sebanyak 2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan
  • Lakukan peremesan dengan kedua tangan.
  • Diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tangan tetap di dalam air dan tidak berganti orang. Lebih efektif pada saat meremas bahan Biosaka dilakukan secara bersama-sama dengan kelompok dari pada membuat sendiri-sendiri.
  • Peremasan dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga koheren/harmoni), disebut homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun

Pengaplikasiaan biosaka ini dilakukan dengan cara menyemprotkannya diatas tanaman jagung minimal 1 meter diatas tanaman dengan nozzle menghadap ke atas dan dosis larutan sebesar 40 Ml biosaka atau 15 liter air - Waktu penyemprotan biosaka ini bisa dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Namun sebaikanya dilakukan pada sore hari dengan memperhatikan cuaca dan arah angin.

(Sumber: Maruapey, 2023)
(Sumber: Maruapey, 2023)

Keterkatikan biosaka dalam pertanian berkelanjutan

Elicitor Nuswantara Biosaka merupakan teknologi pertanian berkelanjutan (Sustainable Agriculture) yang menjadikan tanah nusantara menjadi negara yang harmonis (Land of Harmony) dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045 (Feed the word). [1]

Aspek ekonomi (profit) Hasil panen yang melimpah dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat tersebut dan meningkatkan profitabilitas bagi petani jagung. Biosaka sangat efisien dan efektif pada berbagai komoditas pertanian, menghemat biaya pupuk kimia, sehingga perlu diapresiasi untuk terus dikembangkan

Aspek sosial budaya (people) Pembuatan biosaka lebih efektif pada saat dilakukan secara bersama-sama dengan kelompok dari pada membuat sendiri-sendiri. Selain dari itu juga meningkatkan kerukunan dan kebersamaan antar sesama tani

Aspek ekologi (planet) : Biosaka merupakan inovasi yang sangat ramah lingkungan dan dapat melestarikan lingkungan sekitar dengan memperhatikan sumber daya alam yang ada pada daerah

Tanaman yang selama ini disebut gulma oleh para petani, ternyata memiliki banyak manfaatnya, bukan saja untuk tanaman jagung tetapi juga bagi kesehatan manusia. Gulma yang tumbuh dilahan jagung sudah terlalu banyak, ternyata mempunyai manfaat yang baik bagi para petani dan dapat meningkatkan produktifitas jagung serta mengurangi biaya pembelian pupuk anorganik

Daftar Pustaka

1. Maruapey, A., Ali, A., Lestaluhu, R., Refra, M. S., Nurlela, N., & Tharukliling, S. (2023). Pendampingan Budidaya Jagung Manis Melalui Praktek Demonstrasi Plot Dengan Aplikasi Elisitor Biosaka. Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat (JURPAMMAS), 3(1), 7-14.

2. Mira, M., Firgia, L., & Thomas, S. (2023). Deteksi Jenis Penyakit Dan Hama Pada Tanaman Jagung Menggunakan Arsitektur Spatial Pyramid Pooling Pada YOLOv5s. Jurasik (Jurnal Riset Sistem Informasi dan Teknik Informatika), 8(2), 452-459.

3. Reflis, R., Sumartono, E., Arianti, N. N., & Sukiyono, K. (2023).Biosaka Pengembangan Pertanian Organik. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 2939-2945.

4. Pertiwi, Daa. (2022). Mengenal Biosaka Sebagai Metode Pertanian Ramah Lingkungan. Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta Melalui Balai Proteksi Tanaman Pertanian (UPTD BPTP).

5.Rachmat, (2022). Menguak Misteri Biosaka. Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Https://Tanamanpangan.Pertanian.Go.Id/Detil-Konten/Iptek/119

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun