Mohon tunggu...
Yedija Manullang
Yedija Manullang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Masih terus Belajar

" Kurangi Selfie, perbanyak konsep dan Gagasan ! "

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal dan Menjaga si Kura-kura Langka

23 Juni 2019   01:21 Diperbarui: 23 Juni 2019   01:43 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini isu atau topik tentang lingkungan menjadi salah satu topik yang tidak terlalu menarik dengan berbagai persepsi yang membuat isu atau topik tentang lingkungan ini tersudutkan dengan topik seperti politik, teknologi, life style dan berbagai hal lainnya. 

Padahal pembicaraan tentang lingkungan, menjadi hal yang begitu sangat fundamental untuk masa yang sekarang dengan masa yang akan datang, karena lingkungan menjadi salah satu penentu eksistensi peradaban manusia kedepannya.

Bagaimanapun manusia dan alam (lingkungan) adalah satu kesatuan yang walaupun hakekatnya berbeda namun tidak dapat  terpisahkan, malah sejatinya alam (lingkungan) tidak memerlukan manusia tetapi manusia sangat bergantung kepada alam. 

Walaupun demikian lingkungan memiliki begitu banyak masalah dan itu dominanasi oleh akibat ulah umat manusia sendiri dengan terus menerus melakukan eksploitasi dengan rakus tanpa memikirkan keberlangsungan kehidupan selanjutnya.

Jostein Gaarder melalui bukunya mengambarkan bumi yang tidak seindah dulu lagi, tentang spesies yang punah, tanah-tanah yang tenggelam dan kutub-kutub yang meleleh. 

Yah, walaupun bukunya termasuk dalam genre fiksi yang dikemas dalam sebuah novel 'Dunia Anna'  namun cerita yang disajikan begitu menarik dan relevan dengan kondisi bumi saat ini. Namun kembali bahwasanya isu lingkungan ini hanya tetap menjadi pembahasan disegelintir orang saja. Bahkan media sekalipun serasa menutup mata dengan isu-isu lingkungan yang sudah terjadi dengan begitu hebat.

Hal ini  kembali mengingatkan akan relung ekologi dewasa ini pada sabtu 22 Juni 2019 dengan kembali belajar sedikit dari bagian ekologi itu sendiri. 

Adalah Heosemys spinosa atau kura-kura matahari yang menjadi subjek dalam pembelajaran hari ini sebagai pertemuan awal didalam dua pertemuan tentang konservasi kura-kura Heosemys spinosa. Salah satu spesies kura-kura yang masuk dalam catatan spesies yang terancam punah.

Selain Heosemys spinosa masih ada jenis kura-kura yang lain, endemik pulau sumatera yang masuk dalam daftar spesies yang terancam punah antara lain Cyclems odhamii, Amyda cartilagenia, Ortia borneensis, Dogania subplana, Siebenrockiella crassiocollis, Notochelys platynota, Pelochelys cantori, Manouria emys, Coura amboinensis. 

Seolah tiada hentinya kita mengeksploitasi, salah satunya terhadap kura-kura yang semakin hari kian berkurang jumlahnya. Dengan pelbagai alasan yang sejatinya tidak dapat dibenarkan walaupun masuk dalam kategori kepercayaan.

Kura-kura diburu dan ditangkap menurut tradisi dan kepercayaan bahwasahnya kura-kura memiliki kandungan yang sangat mujarab bila dikomsumsi untuk kesehatan dan menjadi penyembuh dari berbagai macam penyakit. 

Di daerah lain kura-kura ditangkap dan dikomsumsi karena sudah menjadi adat dan kebiasaan bila ada orang yang datang bertamu kedaerah tersebut. 

Dengan kondisi tersebut semakin membuat populasi kura-kura berkurang dan masuk dalam spesies yang langkah. Ini tentu membuat harga dari kura-kura pun melonjak semakin naik saja dan meningkatkan perburuan akan kura-kura itu sendiri.

Jika hal ini terus dibiarkan maka tergenapilah apa yang dituliskan oleh Jostein Gaarder bahwa banyak flora dan fauna hanya akan menjadi nama dan gambar saja dikemudian hari yang tidak dapat dilihat oleh generasi-generasi selanjutnya. Salah satunya adalah kura-kura.  

Bagaimmanapun juga manusia sebagai mandataris Allah ditengah-tengah bumi memiliki peran yang sentral dalam menjaga dan mengelolah semua ciptaan yang ada dimuka bumi ini. Semua harus dan perlu dijaga agar ekosistem seimbang dan tidak terganngu. Salah satunya adalah  kura-kura dengan berbagai jenis yang beragam.

Berdamai dengan semua ciptaan merupakan tema yang dibawakan oleh Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada tahun 2016-2018 dengan berbagai pendekatan spiritual dan theologis. 

Namun tema tersebut juga menjadi sangat relevan dengan ekologi dan menjadi dasar untuk kita bisa memperbaiki hubungan dengan alam. Bagaiamana mungkin kita berbicara akan memperbaiki lingkungan (alam) padahal kita sendiri sebagai umat manusia belum berdamai dengan lingkungan (alam) melalui tindakan kita sendiri yang terus mengeksploitasi lingkungan.\

Dengan berdamai dengan semua ciptaan akan membawa kita mengahargai seluruh elemen yang ada dimuka bumi ini. Pun kita sebagai manusia dalam proses penciptaan manusia adalah ciptaan terkahir yang artinya jika kita analogikan bahwa sebenarnya kita adalah anak bungsu dan alam dan binatang adalah kakak kita. 

Sejatinya sebagai anak yang bungsu (manusia) wajib hukumnya untuk menhormati kakak tua dan kakak tua akan membantuy dalam kekurangan baik kebutuhan hidup maupun perlindungan dari bahaya, lalu hari ini dan hari-hari sebelumnya kita tidak menghormati kakak tua dengan cara merawat. 

Sama halnya dengan merusak hubungan keluarga yang pada akhirnya Sang Pencipta atau dianologikan sebagai orang tua akan memberikan hukuman sebagai ulah dari manusia itu sendiri dengan fenomena alam yang terjadi. 

Jadi subtansi dari hubungan itu adalah timbulnya kembali perdamain, bukan hanya antara induvidu manusia melainkan bagi semua termasuk lingkungan.

Dengan adanya perdamaain dengan semua ciptaan maka tatanan bumi akan lebih baik. Yah, walaupun kita berfikir entah sampai kapan hal itu akan terwujud.

Berdamai sudah, maka selanjutnya melakukan dan mengaktualisasi perdamaian itu sendiri dengan melakukan konservasi untuk kura-kura. Konservasi ini dilakukan untuk menjaga dan melindungi kura-kura agar terjaga dan terlindungi keberlangsungan hidupnya. 

Namun sebelum melakukan konservasi kura kura. Tentu kita harus mengetahui secara umum tentang kura sebelum melakukan konservasi

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Heosemys spinosa adalah satwa semi-akuatik yang bisa menghabiskan waktu di darat dengan aktif didalam semak belukar. Lalu untuk menjaga kondisi suhu tubuhnya dengan masuk kedalam cangkang kura-kura sendiri serta aktivitas makannya cenderung dari sore hari menuju malam.

Morfologi Heosemys spinosa memiliki tempurung atas (karapas) cenderung pipih dan bundar. Ukuran karapas Kura-kura Duri (Spiny Turtle) dewasa antara 17,5-22 cm. Berat tubuhnya berkisar antara 1,5-2 kg. Karapas berwarna coklat dengan garis pucat ke bagian tengah 'keel'. Kepala berwarna coklat kehitaman, dengan garis berwarna merah di bagian tepinya yang terlihat samar. 

Tungkainya memiliki sisik yang tebal berwarna kemerahan. Menjadi pembeda Heosemys spinosa jantan dan betina adalah jantan memiliki perut cembung dan berekor hitam sedangkan betina memiliki perut datar dan berekor pink.

Ditambah lagi dengan belajar tentang cara  mengetahui nama Heosemys spinosa dalam metode kikir, pengurukuran berat badan menggunakan timbangan analitik dengan meletakkan karapas kura-kura dibawah, panjang lengkung, panjang maksimal, tebal badan.

Dengan mengetahui kura-kura Heosemys spinosa secara umum maka akan mempermudah kita dalam melakukan konservasi terhadap kura-kura Heosemys spinosa. Akhirnya karena pembahasan terkait Heosemys spinosa ada sebanyak dua kali. 

Maka pertemuan pertama difokuskan untuk pengenalan Heosemys spinosa sendiri dan untuk Konservasinya mari kita tunggu dan belajar bersama di pertemuan kedua diminggu depan (sabtu, 29 Juni 2019)

Bersambung!

Selamat Hari minggu Semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun