Mohon tunggu...
Yedija Manullang
Yedija Manullang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Masih terus Belajar

" Kurangi Selfie, perbanyak konsep dan Gagasan ! "

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal dan Menjaga si Kura-kura Langka

23 Juni 2019   01:21 Diperbarui: 23 Juni 2019   01:43 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di daerah lain kura-kura ditangkap dan dikomsumsi karena sudah menjadi adat dan kebiasaan bila ada orang yang datang bertamu kedaerah tersebut. 

Dengan kondisi tersebut semakin membuat populasi kura-kura berkurang dan masuk dalam spesies yang langkah. Ini tentu membuat harga dari kura-kura pun melonjak semakin naik saja dan meningkatkan perburuan akan kura-kura itu sendiri.

Jika hal ini terus dibiarkan maka tergenapilah apa yang dituliskan oleh Jostein Gaarder bahwa banyak flora dan fauna hanya akan menjadi nama dan gambar saja dikemudian hari yang tidak dapat dilihat oleh generasi-generasi selanjutnya. Salah satunya adalah kura-kura.  

Bagaimmanapun juga manusia sebagai mandataris Allah ditengah-tengah bumi memiliki peran yang sentral dalam menjaga dan mengelolah semua ciptaan yang ada dimuka bumi ini. Semua harus dan perlu dijaga agar ekosistem seimbang dan tidak terganngu. Salah satunya adalah  kura-kura dengan berbagai jenis yang beragam.

Berdamai dengan semua ciptaan merupakan tema yang dibawakan oleh Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada tahun 2016-2018 dengan berbagai pendekatan spiritual dan theologis. 

Namun tema tersebut juga menjadi sangat relevan dengan ekologi dan menjadi dasar untuk kita bisa memperbaiki hubungan dengan alam. Bagaiamana mungkin kita berbicara akan memperbaiki lingkungan (alam) padahal kita sendiri sebagai umat manusia belum berdamai dengan lingkungan (alam) melalui tindakan kita sendiri yang terus mengeksploitasi lingkungan.\

Dengan berdamai dengan semua ciptaan akan membawa kita mengahargai seluruh elemen yang ada dimuka bumi ini. Pun kita sebagai manusia dalam proses penciptaan manusia adalah ciptaan terkahir yang artinya jika kita analogikan bahwa sebenarnya kita adalah anak bungsu dan alam dan binatang adalah kakak kita. 

Sejatinya sebagai anak yang bungsu (manusia) wajib hukumnya untuk menhormati kakak tua dan kakak tua akan membantuy dalam kekurangan baik kebutuhan hidup maupun perlindungan dari bahaya, lalu hari ini dan hari-hari sebelumnya kita tidak menghormati kakak tua dengan cara merawat. 

Sama halnya dengan merusak hubungan keluarga yang pada akhirnya Sang Pencipta atau dianologikan sebagai orang tua akan memberikan hukuman sebagai ulah dari manusia itu sendiri dengan fenomena alam yang terjadi. 

Jadi subtansi dari hubungan itu adalah timbulnya kembali perdamain, bukan hanya antara induvidu manusia melainkan bagi semua termasuk lingkungan.

Dengan adanya perdamaain dengan semua ciptaan maka tatanan bumi akan lebih baik. Yah, walaupun kita berfikir entah sampai kapan hal itu akan terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun