Hampir di seluruh dunia Natal diselenggarakan dengan berbagai macam dan bentuk. Pada tahun 2018, Indonesia merayakan Natal ditengah berbagai kasus Intoleransi, Kondisi Politik yang kian makin memanas, kasus pelanggaran HAM dan ditengah duka kita bersama dengan bencana Alam yang melanda. Lalu dengan kondisi tersebut, kita rayakan Natal dengan begitu kontras ditengah kemewahan dan kemegahan dan tentu tidak sedikit menyentuh Realitas Sosial seperti yang terjadi diatas. Menghabiskan anggaran besar dengan mempersolek dan menyajikan natal tahunan.Â
Yah...kelihatannya Natal masa kini telah memilih jalur yang tak pas (Natal di Jalan yang salah) Entah berapa besar biaya untuk sebuah Natal yang besar, baik secara ukur-an maupun kemewahan. Cobalah pikirkan, ketika sebuah Natal besar berbiaya tinggi diselenggarakan, bukankah ada orang yang sedang kelaparan?
Lebih tragis lagi, ada korban yang mati kelaparan sementara lagu-lagu Natal diku-mandangkan, dan hidangan Natal melimpah berlebihan. (bigman Sirait)
Mungkin teman-teman pembaca akan berkata terlalu berle-bihan, didramtisir, atau apapun juga. Tapi yang pasti, data menca-tat, bahwa memang tiap menit ada kematian karena kelaparan dimuka bumi ini. Namun saya ambil sebuah contoh di negara Yaman sebanyak 10.000 orang mati meninggal karena konflik dan kelaparan (sekitar 85.000 diantarnya) dan ribuan meninggal terancam kematian (https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/3858026/headline-ribuan-orang-tewas-dan-kelaparan-dunia-tak-boleh-abaikan-yaman)
Itu hanya contoh dari satu negara, berapa ratus negara di dunia dan dominan masih negara berkembang dengan angka kemiskinan masih melambung tinggi?Â
Saya jadi teringat kisah nyata seorang senior yang kebetulan menjadi ketua panitia Natal Alumni pada tahun 2017, dimana Mereka (Alumni) menyelenggarakan Natal di tengah-tengah gereja yang sangat begitu sederhana dan mengumpulkan dana hingga puluhan juta. Namun dana tersebut sebahagian didonasikan untuk tata dan pengembangan gereja tersebut.Â
Dari kisah nyata tersebut bahwa kelahiran Kristus hendaklah tidak kita maknai sebagai sebuah ritual
yang berulang dan kosong tanpa makna. Kelahiran-Nya sebagai pertanda bahwa kabar
sukacita dan keselamatan sedang diberitakan, kedamaian memenuhi bumi dan pembebasan
manusia dari belenggu dosa yaitu pembebasan yang holistik.
Kedatangannya sebagai pentahiran manusia.Â
Kedatangan Kristus sebagai pertanda
perubahan, kedamaian dan keadilan bersemayam sampai keujung-ujung bumi. Kehadirannya
dimaknai ketika Tuhan merendahkan diri dan hatinya, menjadi manusia yang sederhana.
Hadirnya Yesus ke dunia adalah untuk memberikan teladan secara nyata, bagaimana manusia
yang sejati. Bagaimana seharusnya pikiran, ucapan, dan tindakan dari seorang manusia
seutuhnya. Yesus menjadi contoh bagi kita, bagaimana keugaharian seorang manusia, yang
hidup bersosial dan juga berlingkungan. (Seruan Natal GMKI, 2017)
Seperti Dalam serial Doraemon bertemakan Natal dimana Seorang anak yang bernama Ichiro , sedang memandang pohon natal didalam sebuah tokoh dengan penuh harap lalu Nobita menghampiri Ichiro untuk bermain bersama dan bertemu teman-teman yang lain (Jain, Suneo, Sizhuka) dan merencanakan pesta natal diadakan di rumah siapa? Akhirnya mereka mengundi akan dirumah siapa. Dan didapat di Rumah Ichiro. Ichiro langsung sedih namun mengiyakan. Mereka membuat perjanjian satu jam lagi akan berkumpul ditempat yang sama dan sama-sama berangkat ke Rumah Ichiro dengan catatan membawa kue dan kado natalnya masing-masing.Â
Satu jam berselang mereka kumpul kecuali Ichiro, sehingga harus mencari Ichiro ternyata Ichiro merenung dan sedih lalu kembali kerumahnya. Ditengah perjalanan Nobita dan Doraemon melihat dan mengikuti Ichiro. Ichiro masuk kerumahnya yang dianggap gubuk oleh Nobita. Ichiro bertemu dengan ibu dan adik-adiknya sekitar 5 orang yang sesungguhnya mereka tidak muat berada di rumah itu.Â
Ichiro diam dan ibunya bertanya kenapa? Dia menjelaskan tentang pesta natal yang akan dilaksanakan dirumahnya. Ibu dengan bijak mengambil sikap " seorang pria yang sudah berjanji, harus menepati janjinya dan ibu beserta adik-adikmu akan keluar sebentar" lalu memberikan Uang untuk membeli makanan untuk pesta nanti. Akhirnya Ichiro pergi sambil terharu dan menangis. Dibalik rumah Doraemon dan Nobita Mendengar dan mengeluarkan Alat Ajaib dari kantong Doraemon "Cat Anti Gravitasi" Â dan mengajak teman-teman yang lain untuk ikut bersama dan mencat rumah ichiro sehingga semua ruangan bisa ditempati.Â
Ichiro yang berada di tokoh kue ragu akan membeli kue sehingga dia mengurungkan niatnya mengingat akan kebaikan dan pengorbanan ibunya lalu berlari dan terjatuh didepan tokoh tempat dia melihat pohon natal itu. Hingga Nobita menemukannya dan mengajaknya pulang.Â