Kata Gematria berasal dari bahasa Ibrani GIMAT'RIYAH yang berasal dari bahasa Yunani Gemetri yang dapat diartikan sebagai Ukuran Bumi, definisi ini dikaitkan dengan fakta bahwa orang Mesir kuno memanfaatkan geometri untuk mensurvei ulang tanah pertanian di dataran banjir sungai Nil pada akhir musim panas setelah batas yang ada ditemukan terkubur akibat pengendapan lapisan aluvium dari banjir yang melanda sungai Nil setiap tahunnya.
Gagasan pengertian Geometri sebagai Ukuran Bumi kemudian diterapkan tidak hanya digunakan untuk ukuran sebidang lahan pertanian di Mesir, tetapi juga pada skala yang jauh lebih besar dari sekedar Ukuran Bumi yakni mencakup geometri makrokosmos di alam semesta dan juga geometri mikrokosmos yang ada dalam dalam diri manusia.
Gematria adalah sebuah studi ilmu numerologi yang digunakan untuk memahami makna yang tersirat dibalik sesuatu yang tersurat, yakni dengan cara menghitung nilai numerik dari setiap huruf, setiap kata dan setiap kalimat dan kemudian melihat geometri atau hubungan-hubungan yang terbentuk darinya yang kemudian akan membentuk suatu pola geometris pemaknaan.
Dalam Gematria, sebuah kata dianggap memiliki 3 (tiga) lapisan makna, yakni: (1) makna dari huruf-huruf itu sendiri; (2) makna dari bentukan huruf yang dihasilkan; dan (3) jumlah bilangan (numerik) dari huruf-huruf yang membentuknya.
Dalam catatan sejarah, satu-satunya naskah kuno yang menjelaskan dengan cukup rinci tentang Gematria adalah Kitab "Sepher Yetzirah" (Book of Creation) yang diyakini sebagai kumpulan tulisan yang berisikan pengajaran-pengajaran Nabi Ibrahim as yang disampaikan secara lisan kepada anak-anaknya, yang dalam Agama Islam disebut sebagai "Suhuf Nabi Ibrahim as". Dalam Kitab Sepher Yetzirah disebutkan bahwa Tuhan Sang Pencipta telah menciptakan alam semesta ini dengan 'Tiga Sepharim' (Soferim) yakni: Sephar (angka - numbers), Sepher (huruf - letters) dan Siphur (suara - sounds).
"Dalam Tiga Puluh Dua Hikmah yang paling tersembunyi dan paling indah, Yahweh Tuhan Semesta Alam mengukirkan Nama-Nya: Tuhan dari Bani Israil, Allah yang Maha Hidup, penuh belas kasihan dan murah hati, Maha Agung, tinggal di tempat yang paling tinggi, yang menghuni keabadian. Dia menciptakan Alam Semesta ini dengan Tiga Sepharim yakni Sephar (huruf), Sepher (angka) dan Siphur (suara/bahasa)."
( Sepher Yetzirah 1:1 )
Pada awalnya Ilmu Gematria hanya digunakan pada 22 aksara Ibrani Kuno sebagaimana dijelaskan dalam Kitab "Sepher Yetzirah", namun kemudian Ilmu Gematria ini dikembangkan menjadi 27 aksara Ibrani Modern, selain itu seiring berjalannya waktu berkembang pula Ilmu Gematria Arab yang kemudian disebut sebagai 'Ilmu Hisab Jumal' dan Ilmu Gematria Yunani yang kemudian disebut sebagai 'Ilmu Isosephy'.
Mari kita bahas satu-persatu ...
1. ILMU GEMATRIA IBRANI
Dalam Ilmu Gematria Ibrani, setiap aksara Ibrani diberi "nilai numerik" yang ditetapkan sebagai berikut:Dalam Ilmu Gematria Ibrani Kuno, aksara Koph Sofit, Mem Sofit, Nun Sofit, Pe Sofit dan Tsaddi Sofit sebelumnya tidak digunakan, namun kemudian dalam Ilmu Gematria Ibrani Modern kelima aksara tambahan tersebut dipakai dan ditetapkan dengan nilai numerik: 500, 600, 700, 800, dan 900.
Dan berikut rangkuman tabel nilai gematria (nilai numerik) dari Aksara Ibrani Kuno dan Aksara Ibrani Modern :
Penghitungan Nilai Gematria untuk kata DAVID (nama Nabi Daud dalam bahasa Ibrani) :
Penulisan : דָּוִד – DAVID
Huruf Dalet : Nilai Gematria = 4.
Huruf Vav : Nilai Gematria = 6.
Huruf Dalet : Nilai Gematria = 4.
Kata "DAVID" : Total Nilai Gematria = 4+6+4 = 14.
Mari kita lihat Pola Geometri dari Nilai Gematria 14 yang dihasilkan dari kata DAVID.
Pola Geometri #1:
14 = 10+4.
10 = Nilai Gematria Huruf Yod.
4 = Nilai Gematria Huruf Dalet.
Yod + Dalet = 10 + 4 = 14, dibaca: YAD (arti: hands / tangan).
Lalu apa hubungan antara DAVID dan YAD (hands / tangan)?
Jawabnya ada dalam Mazmur 18:34 berikut,
(David berkata): "Yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga."
(Al-Kitab Perjanjian Lama, Mazmur 18:34)
Ternyata Pola Geometri yang terbentuk antara kata DAVID dan YAD (tangan) adalah bahwa DAVID (Nabi Daud) diberi anugerah oleh Tuhan berupa 'kekuatan' pada YAD (tangannya) hingga ia dapat melengkungkan busur panah yang terbuat dari tembaga dengan mudahnya. Dan pola geometri ini terbentuk dari Nilai Gematria '14' yang sama-sama dimiliki oleh kata DAVID dan YAD.
Pola Geometri #2:
Bilangan 14 jika dirujuk ke Al-Quran maka ia merupakan nomor surat dari Surat Ibrahim.
Lalu apa hubungan antara DAVID dan Surat Ibrahim (surat ke-14 dalam Al-Quran)?
Ternyata DAVID (Nabi Daud as) adalah keturunan generasi ke-14 dari IBRAHIM (Nabi Ibrahim as).
Dalam Ilmu Gematria Arab, setiap Aksara Arab diberi "nilai numerik" yang ditetapkan sebagai berikut:
Contoh :
Penghitungan Nilai Gematria untuk kata DAWUD (nama Nabi Daud as dalam bahasa Arab):
Penulisan :
Huruf Alif : Nilai Gematria = 1.
Huruf Waw : Nilai Gematria = 6.
Huruf Dal : Nilai Gematria = 4.
DAl - Alif - Waw - Dal (dibaca: DAWUD) : Total Nilai Gematria = 4+1+6+4 = 15.
Mari kita lihat Pola Geometri dari Nilai Gematria 15 yang dihasilkan dari kata DAWUD.
Pola Geometri #1:
15 = 1+10+4.
1 = Nilai Gematria Huruf Alif.
10 = Nilai Gematria Huruf Ya.
4 = Nilai Gematria Huruf Dal.
15 = 1+10+4 = Alif - Ya - Dal = (dibaca: AYDI bermakna Hands / Tangan).
Lalu apa hubungan antara DAWUD dan AYDI (hands / tangan)?
Jawabnya ada dalam QS. Shad 38:17 berikut,
"Bersabarlah atas apa yang mereka katakan, dan ingatlah hamba Kami Dawud yang memiliki tangan yang kuat (AYDI). Sesungguhnya dia (Dawud) amat taat (kepada Tuhan)."
(QS. Shad 38:17)
Ternyata Al-Quran (QS. Shad 38:17) juga menyebutkan bahwa Nabi Dawud as dianugerahi Tuhan dengan tangan yang memiliki kekuatan yang 'tidak biasa' yakni sebagaimana disebutkan dalam QS. Saba 34:10 berikut,
" Dan sesungguhnya telah Kami berikan Dawud fadhilah dari Kami. (Kami berfirman) 'Hai Gunung-Gunung dan Burung-Burung bertasbihlah berulang-ulang bersama dia (Dawud) dan telah Kami lunakkan Besi untuknya."
(QS. Saba 34:10)
Dalam menafsirkan surah Saba ayat 10 ini, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip pendapat Hasan Bashri yang mengatakan:
"Anugerah yang diberikan Allah kepada Nabi Dawud salah satunya adalah kemampuan yang luar biasa dalam menipiskan atau memipihkan besi. Dan Dawud tidak perlu membakar besi terlebih dulu untuk memipihkannya dengan palu, namun cukup dengan lipatan-lipatan tangannya sebagaimana yang dilakukan para tukang jahit."
Pola Geometri #2:
Bilangan 15 jika dirujuk ke Al-Quran maka ia merupakan nomor surat dari Surat Al-Hijr dan kata Al-Hijr artinya adalah BATU.
Lalu apa hubungan antara DAWUD dan Al-Hijr yang bermakna "BATU"?
Jawabnya ada dalam Al-Kitab yakni 1 Samuel 17:50 berikut,
Demikianlah DAVID (Nabi Daud) mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan BATU; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. (Al-Kitab Perjanjian Baru, 1 Samuel 17:50)
Ternyata Pola Geometri yang terbentuk antara kata DAWUD dan AL-HIJR (BATU) adalah bahwa Nabi DAWUD as membunuh orang Filistin (dalam Al-Quran bernama JALUT) hanya menggunakan BATU yang diambilnya dari sungai.
3. ILMU GEMATRIA YUNANI (ILMU ISOSEPHY)
Dalam Ilmu Gematria Yunani, setiap aksara Yunani diberi "nilai numerik" yang ditetapkan sebagai berikut:
Contoh :
Penghitungan Nilai Gematria untuk kata DABID (nama Nabi Daud as dalam bahasa Yunani):
Penulisan : דָּוִד – DABID
Huruf Delta : Nilai Gematria = 4.
Huruf Alpha : Nilai Gematria = 1.
Huruf Betha : Nilai Gematria = 2.
Huruf Iota : Nilai Gematria = 10.
Huruf Delta : Nilai Gematria = 4.
Kata DABID : Total Nilai Gematria = 4+1+2+10+4 = 21.
Mari kita lihat Pola Geometri dari Nilai Gematria 21 yang dihasilkan dari kata DABID.
Pola Geometri #1:
Bilangan 21 jika dirujuk ke Al-Quran maka ia merupakan nomor ayat ke-21 dari Surat Shad dan memang terkait dengan 'DABID' (Nabi Dawud).
lalu apa hubungan antara 'DABID' dan 'nilai gematria 21' (Surat Shad ayat 21)?
Jawabnya silahkan cermati baik-baik QS. Shad 38 ayat 21 berikut,
"Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat mihrab?"
(QS. Shad 38 ayat 21)
Terkait ayat di atas, Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa saat itu Nabi Dawud as sedang berada di mihrabnya yang merupakan tempat yang paling dimuliakan di dalam rumahnya; dan sebelum itu Nabi Dawud as telah memerintahkan kepada para pengawalnya agar tidak mengizinkan seorang pun masuk menemuinya di hari itu. Namun tanpa sepengetahuannya tiba-tiba ada dua malaikat utusan Allah yang menyerupai dua orang lelaki yang memanjat mihrab untuk menemui Nabi Dawud as secara diam-diam, yang datang seolah-olah sedang bersengketa dan mengadukan masalahnya kepada Nabi Dawud as yakni keduanya menginginkan agar kasus keduanya tidak diketahui oleh orang lain kecuali hanya Nabi Dawud as. Singkat cerita, akhirnya Nabi Dawud as menyadari bahwa yang datang memanjat mihrabnya dan datang untuk mengadukan perkaranya adalah dua malaikat yang sengaja diutus Allah untuk memberi pelajaran kepadanya atas kesalahannya menginginkan istri yang masih menjadi milik orang lain, padahal saat itu Nabi Dawud as telah memiliki sembilan puluh sembilan orang istri.
Dan demi menyadari kesalahannya itu, Nabi Dawud as meminta ampun kepada Allah dan bersujud menyungkurkan wajahnya ke bumi. Muhammad bin Ka'ab Al-Qurizi menyebutkan bahwa sujudnya Nabi Dawud as adalah selama empat puluh hari empat puluh malam. Ia tidak bangun dari sujudnya kecuali untuk mengerjakan shalat wajib. Dalam sujudnya Nabi Dawud as menangis hingga air matanya kering dan pedih karena saking takutnya kepada Allah.
Demikianlah kiranya sekilas penjelasan saya tentang apa itu ILMU GEMATRIA.
Semoga penjelasan singkat ini dapat menjadi pengantar dasar sebelum melangkah kepada kajian-kajian saya berikutnya yang penuh bertaburan dengan kajian-kajian Al-Quran dan Al-Kitab berbasis Ilmu Gematria Ibrani, Ilmu Gematria Arab (Ilmu Hisab Jumal) ataupun Ilmu Gematria Yunani (Ilmu Isosephy). Sampai bertemu kembali dalam kajian saya berikutnya. Mohon doa restunya selalu.
Wallahu 'alam bish shawab.
Sarwa Hayu,
Salam Rah-Aywa,
Rahayu Rahayu Rahayu,
Yeddi Aprian Syakh Al-Athas (Yedidiah)
Bhumi Nuuwaar (Manokwari), 19 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H