Satu lagi manfaat eceng gondok yang tidak kalah penting. Eceng gondok ternyata bisa diolah menjadi pakan ternak. Bukan sekedar untuk memberi pakan ternak saja, ternak yang mengonsumsi eceng gondok juga menjadi lebih sehat dan gemuk.
Seperti yang sudah kami bahas pada point pertama, eceng gondok mengandung sejumlah zat dan vitamin yang tidak hanya baik untuk manusia, tetapi juga baik untuk hewan ternak.
Manfaat secara ekologi ternyata enceng gondok dewasa ini ternyata dapat digunakan untuk untuk mengatasi polutan sungai.
Seorang pakar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gadis Sri Haryani mengatakan, Â eceng gondok efektif membantu menjernihkan sungai karena bersifat fitoremediasi. Fitoremediasi artinya bisa menyerap senyawa organik dan anorganik.
Menurutnya enceng gondok sangat mudah hidup asal ada nutrien. Tanaman enceng gondok ini memiliki kemampuan menyerap nutrisi dan unsur-unsur lain dari air memungkinkan untuk menggunakannya dalam keperluan pemurnian air.
Terutama batang dan daunnya telah berhasil digunakan sebagai indikator polusi logam berat di negara-negara tropis. Penyerapan logam berat di tanaman ini lebih kuat di akar daripada di tunas mengambang.
Kini banyak ilmuan membuat penelitian untuk masalah tersebut yang melibatkan eceng gondok untuk membersihkan badan air yang tercemar karena kapasitas luar biasa dalam menyerap polutan.
Saat eceng gondok diolah menjadi bubuk dan disebar dalam air yang mengandung kromium-6, dampaknya tingkat kromium-6 menurun secara signifikan dalam air.
Untuk setiap liter air, hanya 0,4 gram bubuk eceng gondok diperlukan untuk mengurangi jumlah kromium-6 ke tingkat 'lebih aman' selama 30 menit. Menggunakan jumlah eceng gondok yang lebih tinggi atau membiarkan bubuk untuk tinggal di dalam air lebih lama tidak memiliki efek lebih lanjut pada tingkat kromium-6.
Menurut Neetu Rani dari Indraprastha University New Delhi, penggunaan eceng gondok sebagai penghisap adalah cara yang sangat murah dan sangat efektif untuk membuang unsur yang sangat berbahaya dari limbah industri sebelum menjadi berbahaya bagi manusia. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H