Oleh Balaman Tarigan dan Tungkot Sipayung, 2011 dalam bukunya "Perkebunan Kelapa Sawit dalam Perekonomian dan Lingkungan Hidup Sumatera Utara", juga menjelaskan, selain penyerap CO2, perkebunan kelapa sawit juga mendaur ulang oksigen (O2), air (H2O) dan pelestarian plasma nutfah (biodiversity).
Jasa lingkungan tersebut sangat penting bagi kelestarian hidup manusia di planet bumi baik dari segi kebutuhan hidup manusia maupun bagi kelestarian ekosistem secara keseluruhan.
Berdasarkan fakta-fakta ini, bahwa perkebunan kelapa sawit adalah bagian dari solusi atas peningkatan konsentrasi CO2 atmosfir bumi. Semakin berkembang perkebunan kelapa sawit semakin besar CO2 yang diserap dari atmosfir bumi.
Saat ini Indonesia memiliki luas perkebunan kelapa sawit mencapai 14 juta hektar lebih yang tersebar pada 200 kabupaten seluruh Indonesia. Dengan luas yang demikian, berarti perkebunan kelapa sawit dapat menyerap sekitar 2,2 milyar ton karbon dioksida (CO2) dari udara bumi setiap tahun.
Jika mengacu kepada fakta ini, maka tanaman kelapa sawit sangat bermanfaat baik secara ekonomi maupun secara ekologi. Benarkah demikian?
Atau ada penelitian yang lain yang menunjukkan fakta-fakta yang sesuai dengan yang sering kita dengar selama ini, bahwa tanaman kelapa sawit dapat merusak lingkungan hidup karena menyerap air dalam jumlah yang sangat besar, hanya menghasilkan oksigen dalam jumlah yang sangat kecil dan hanya dapat menyerap karbon dioksida juga dalam jumlah yang kecil. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H