Palestina merupakan negara subtropis yang memiliki empat musim, yaitu musim semi, panas, gugur dan dingin.
Pada musim dingin Palestina sering menghadapi turunnya salju dan cuaca dengan suhu yang ekstrim.
Periode musim dingin di Palestina ini berada di akhir tahun hingga awal tahun. Biasanya dimulai dari Bulan Desember hingga Februari.
Selama puluhan tahun Palestina mengalami penjajahan oleh zionis Israel. Ribuan penduduk Palestina kehilangan rumahnya. Bahkan berbagai fasilitas umum seperti sekolah, pasar, bahkan rumah sakit dari serangan Israel.
Akses air bersih dan makanan sangatlah sulit bagi penduduk Palestina. Padahal kebutuhan air merupakan sesuatu yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
Di berbagai titik diperparah dengan diputusnya aliran listrik di berbagai titik kota di Palestina. Bantuan dari berbagai negara cukup sulit untuk masuk ke Palestina.
Krisis pangan pun melanda warga Palestina. Untuk mendapatkan makanan dan bahan makanan pun begitu sulit.
Baca juga artikel berikut :Â
https://ydsfpeduli.org/musim-dingin-di-palestina-beginilah-kondisi-saudara-kita/
Dikutip dari CNBC Indonesia, bahkan karena krisi pangan yang luar biasa di Palestina sampai-sampai keluarga di Gaza  terpaksa untuk memakan pakan ternak.
Puluhan rumah sakit di Gaza diserang Israel dan tidak bisa digunakan untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Satu juta penduduk di Palestina mengalami kekurangan gizi karena sulitnya mendapatkan makanan dan air yang layak.
Melansir parstoday.com, Kantor otoritas Informasi Palestina mengumumkan bahwa terdapat 7 anak-anak yang meninggal karena kekurangan gizi.Â
Kejadian ini menjadi kondisi yang begitu memprihatinkan bagi saudara-saudara kita di Palestina.
Mari terus lantunkan do'a terbaik untuk saudara-saudara-saudara kita di Palestina. Dengan kondisi yang begitu sulit dan terpaan udara di musim dingin, mari gerakkan diri kita untuk peduli.
Curahkan perhatian kita untuk saudara-saudara kita di Palestina. YDSF Â mengajak sahabat untuk berpartisipasi untuk membantu penduduk Palestina yang berada dalam kondisi krisis ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H