Minggu lalu, saya posting penjelasan mengenai media baru. Nah bagaimana portal berita menerapkan media baru? Apakah manfaat yang ditawarkan telah digunakan dengan maksimal? Karena tak jarang, terkadang ditemukan perbedaan antara teori dengan praktik di lapangan. Dalam contoh ini, saya memilih JawaPos.com dalam menerapkan prinsip media baru. Penasaran sejauh mana portal berita tersebut berkiprah dalam media baru? Berikut ulasannya!
1. DigitalÂ
Portal berita Jawa Pos (JawaPos.com) terhubung ke internet. Di lain sisi, internet merupakan bagian dari media baru, sehingga akes ke JawaPos.com pun tergolong dalam bidang karakteristik digital. Akses ke portal berita tersebut, sebenarny ajuga telah memanfaatkan bahasa pemrograman di balik portal itu. Tak dapat dipungkiri, JawaPos.com telah masuk dalam ranah digital. Â
2. Interaktivitas
JawaPos.com dinilai tidak interaktif dengan para user-nya. Sebab tidak ditemui kolom komentar ataupun wadah lain yang mampu menampungtanggapan, serta aspirasi dari para user. Portal berita ini masih cenderung bersifat satu arah, user pun bersikap pasif. Padahal adanya kolom komentar mampu menarik perhatian user untuk saling bertukar pendapat, sekaligus meramaikan JawaPos.com.
3. Hypertextual
JawaPos.com menyediakan beragam link yang akan membawa user ke berita-berita sejenis, dalam berita utama yang sedang dibacanya. Sifat link mengarah pada internal, karena berita-berita yang diarahkan tetap mengacu dari berita JawaPos.com. Selain itu, portal berita tersebut juga mengarahkan linkpada beberapa iklan yang dipajang. Iklan tersebut mengarah pada sifat eksternal, karena di luar portal berita JawaPos.com. Link tersebut aktif atau tidak, biasanya ditunjukkan dengan adanya garis bawah pada judul atau tulisan yang ditunjuk.
4. Networked
Portal berita JawaPos.com menunjukkan konektivitasnya dengan menawarkan link pada media sosialnya. Hal itu menunjukkan, bahwa user dapat ‘mengikuti’ atau update berita dari JawaPos.com dalam media sosialnya.Â
5. Virtual
JawaPos.com tidak menerapkan karakteristik virtual dalam portal beritanya. Hal ini disebabkan, tidak ditemukannya interaksi dengan user. Dalam hal interaksi sederhana dengan user pun tidak ditemukan, apalagi dalam hal interaksi yang lebih kompleks.
6. Simulated
Portal berita JawaPos.com tidak menerapkan simulated, karena menayangkan simulasi suatu hal, baik dalam bentuk video maupun foto . Semua berita yang ditunjukkan hanya diilustrasikan rata-rata dengan satu foto.
Secara singkat, JawaPos.com telah menerapkan beberapa prinsip dalam media baru. Sayangnya prinsip tersebut belum dimaksimalkan. Ketika sebuah portal berita mampu menerapkan seluruh prinsip media baru, maka eksistensi di dunia maya pun akan semakin tinggi. Harapannya, analisis ini mampu menjadi pembelajaran bagi pihak-pihak pengelola portal berita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H