Jika dibandingkan, kebijakan insentif kendaraan listrik memiliki beberapa kelebihan dibanding subsidi BBM. Pertama, insentif kendaraan listrik dapat mendorong inovasi dan mempercepat pertumbuhan industri kendaraan listrik di dalam negeri. Kedua, kebijakan ini mampu mengurangi ketergantungan pada impor minyak dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Ketiga, penggunaan kendaraan listrik dapat meningkatkan kualitas udara serta membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Namun, perlu diakui bahwa transisi ke kendaraan listrik memerlukan waktu serta investasi yang cukup besar. Pemerintah perlu mempersiapkan berbagai kebijakan pendukung, seperti pengembangan infrastruktur pengisian daya, pemberian insentif bagi produsen baterai, serta peningkatan kapasitas produksi kendaraan listrik di dalam negeri.
Kesimpulan
Dalam menghadapi tantangan energi global dan komitmen menuju NZE 2060, Indonesia perlu menggeser kebijakan dari subsidi BBM menuju insentif kendaraan listrik. Kebijakan ini tidak hanya mendukung upaya pelestarian lingkungan, tetapi juga memperkuat pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Pemerintah perlu mengambil langkah yang lebih cepat dalam mendorong transisi ini, seperti meningkatkan insentif, memperluas pemahaman masyarakat tentang kendaraan listrik, serta membangun ekosistem kendaraan listrik yang memadai. Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Rekomendasi Kebijakan
- Meningkatkan insentif
- Membangun infrastruktur pengisian daya
- Meningkatkan produksi lokal
- Sosialisasi dan edukasi
- Kolaborasi dengan pihak swasta
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mempercepat transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H