Seorang kawan mengirimkan cuplikan video 3 menit di WAG, dan bertanya "judul lagu" nya apa. Dalam video, tampak seorang wanita sedang bernyanyi mengikuti irama musik sambil menghayati lirik-liriknya; "... kowe main belakang, kabeh rasaku tak buang, pelanggaran kowe tak kartu abang ...";Â dan tak terasa pun butiran air mata menderas di pipinya. Sementara, latar belakang yang dipenuhi penonton lainnya tampak tak peduli dengannya, dan lebih menikmati irama musiknya.
Kawan yang lain menimpali dengan melontarkan judul-judul lagu yang aneh; judule "lir-ilir", ada pula kawan yang terlihat sedang mau mengetik (terlihat ada tulisan typing di layar) tapi tak muncul-muncul juga ketikannya. Malah menghilang. Yang lain hanya menyetujui keisengan kawan yang menjawab asal-asalan, dengan emoticon ketawa ngguling-ngguling. Akhirnya, karena sudah tak tahan, saya pun "diam-diam" googling, dengan menuliskan keyword: kowe main belakang, kabeh rasaku tak buang... .; dan langsung terlacaklah satu judul pelanggaran yang digubah kelompok musik Guyon Waton.
Â
Mari kita satukan bolo-bolo sobat ambyar dan cobalah simak lirik-lirik Pelanggaran-nya Guyon Waton.Â
Tegel kowe nglarani wong koyo aku
Sing wis nompo elek apike uripmu
Lilo aku lilo berjuang mati-matian
Nanging kowe malah milih demikian
Isa-isane koe ngarang cerito
Nangis kelaran nutupi kesalahan
Sok-sokan cidro padahal sing nggawe loro
Dramamu uwis tak woco, lungo o aku ra geloÂ
Trimo ngalih ngempet perih
Tak angkat gendero putih
Aku nyerah lambaikan tangan
Dadah sayang tresnoku wes ilangÂ
(Lebih baik mengalah, pergi, sambil menahan perih. Kuangkat bendera putih, menyerah lambaikan tangan, selamat tinggal sayang, cintaku sudah hilang)
Sepurane sayang, atimu wes kebobolan
Ora iso njogo perasaan
Kowe main belakang
Kabeh rosoku tak buang
Pelanggaran, kowe tak kartu abangÂ
(Maafkan aku sayang, hatimu sudah "kebobolan", tidak bisa menjaga perasaan. Kamu main belakang, semua rasa kubuang. Pelanggaran, kamu kuberikan kartu merah).
Kowe main belakang
Kabeh rosoku tak buang
Pelanggaran, kowe tak kartu abang
Semoga ke depan, permainan politik tetap sesuai jalannya, tak banyak kartu abang, alias minus pelanggaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H